Perkembangan teknologi yang semakin cepat memaksa dunia kerja untuk terus beradaptasi. Tapi, di balik kemajuan ini, salah satu tantangan yang sering muncul adalah skill issue, kondisi di mana kemampuan karyawan belum sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
Kalau tidak ditangani, skill issue bisa menurunkan produktivitas, mempengaruhi kepuasan kerja, dan menghambat pertumbuhan bisnis.
Di artikel ini, kami akan membahas secara lengkap tentang skill issue: mulai dari definisi, penyebab, jenis-jenisnya, hingga cara mengenali dan mengatasinya. Yuk, simak sampai tuntas!
Apa itu Skill Issue?
Skill issue, atau dalam bahasa Indonesia bisa disebut sebagai masalah keterampilan, adalah kondisi ketika kemampuan yang dimiliki seseorang belum sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang dijalani. Jadi, ada jarak antara skill yang dibutuhkan dengan skill yang dimiliki saat ini.
Masalah keterampilan ini nggak cuma soal keahlian teknis, tapi juga bisa mencakup:
- Soft skill, seperti kemampuan komunikasi, kerja sama, atau kepemimpinan.
- Transferable skill, yaitu keterampilan yang bisa digunakan di berbagai jenis pekerjaan, seperti manajemen waktu atau kemampuan berpikir kritis.
Skill issue bisa terjadi karena beberapa alasan, misalnya:
- Kurangnya pelatihan atau pengembangan skill dari perusahaan.
- Perubahan kebutuhan pekerjaan, misalnya karena ada teknologi baru atau perubahan struktur organisasi.
- Kesalahan dalam proses rekrutmen, seperti menempatkan orang di posisi yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
Menariknya, istilah skill issue awalnya berasal dari dunia game. Di sana, istilah ini dipakai untuk menggambarkan pemain yang kalah atau gagal karena memang belum punya kemampuan yang cukup. Sekarang, istilah ini juga digunakan dalam konteks kerja, terutama oleh HR, untuk menjelaskan kondisi serupa di dunia profesional.
Kalau dibiarkan, skill issue bisa berdampak cukup serius—mulai dari turunnya produktivitas, meningkatnya beban kerja bagi tim lain, hingga mempengaruhi kepuasan dan motivasi kerja.
Makanya, penting bagi perusahaan untuk mengenali dan menangani masalah ini sejak awal. Di bagian selanjutnya, kita akan bahas jenis-jenis skill issue yang sering terjadi dan bagaimana cara mengatasinya dengan tepat.
Baca Juga: Pengembangan Diri untuk Meningkatkan Potensi Karyawan
Penyebab Terjadinya Skill Issue
Untuk bisa mengatasi skill issue secara tepat, kita perlu tahu dulu akar masalahnya. Tanpa memahami penyebabnya, upaya yang dilakukan bisa jadi tidak efektif dan justru buang waktu dan tenaga.
Berikut beberapa faktor utama yang sering jadi penyebab masalah keterampilan di lingkungan kerja:
1. Pelatihan dan Pengembangan yang Belum Optimal
Banyak kasus skill issue berawal dari kurangnya pembekalan sejak awal karyawan masuk kerja, atau minimnya dukungan untuk terus belajar selama mereka bekerja, seperti:
- Kurangnya pelatihan di awal kerja
Saat karyawan baru tidak mendapatkan program onboarding atau Induction Training yang cukup, mereka bisa saja kebingungan menghadapi tugas-tugas yang sebenarnya bisa mereka kuasai kalau ada arahan yang tepat. Ini bisa memicu kesenjangan keterampilan sejak hari pertama kerja.
- Tidak ada program belajar berkelanjutan
Belajar nggak boleh berhenti setelah onboarding selesai. Dunia kerja terus berubah, dan tuntutan pekerjaan juga ikut berkembang. Kalau perusahaan tidak menyediakan ruang dan kesempatan untuk upskilling dan reskilling, kemampuan karyawan bisa cepat tertinggal.
- Pentingnya budaya belajar
Mendorong pembelajaran berkelanjutan bukan hanya soal ikut pelatihan formal. Perusahaan juga perlu membangun budaya kerja yang mendukung karyawan untuk terus berkembang—misalnya dengan menyediakan akses ke kursus online, sesi sharing antar tim, atau mentoring.
2. Perubahan Peran dan Perkembangan Teknologi
Dunia kerja sekarang berubah sangat cepat, terutama karena pengaruh teknologi. Ini bisa membuat peran pekerjaan ikut berubah, bahkan dalam waktu singkat.
- Tanggung jawab pekerjaan yang terus berkembang
Kadang-kadang, tanpa disadari, tugas dan peran dalam satu posisi berubah seiring waktu. Kalau karyawan tidak diberi kesempatan untuk mengikuti perubahan ini, bisa timbul kesenjangan keterampilan yang makin besar.
- Teknologi yang menggeser kebutuhan keterampilan lama
Beberapa teknologi baru bisa menggantikan tugas-tugas manual atau repetitif. Artinya, keterampilan yang dulu sangat dibutuhkan bisa jadi sudah tidak relevan lagi. Akibatnya, karyawan perlu belajar hal baru agar tetap bisa berkontribusi secara optimal.
- Adaptasi dengan cara yang tepat
Perusahaan bisa membantu karyawan beradaptasi dengan memberi akses ke pelatihan teknologi terbaru, workshop digital, atau pelatihan singkat yang langsung menyasar skill yang dibutuhkan. Selain itu, menciptakan lingkungan kerja yang menghargai inisiatif belajar bisa membuat karyawan lebih semangat untuk terus berkembang.
3. Proses Rekrutmen yang Kurang Tepat
Masalah skill issue juga bisa muncul sejak awal, yaitu dari proses rekrutmen karyawan yang tidak maksimal.
- Rekrutmen yang tidak sesuai kebutuhan
Kalau proses rekrutmen tidak mampu mengidentifikasi kemampuan calon karyawan dengan benar, perusahaan bisa saja merekrut orang yang kurang cocok dari segi keterampilan. Ini tentu bisa memunculkan masalah di kemudian hari.
- Sulitnya menilai skill secara akurat
Wawancara biasa dan screening CV saja kadang belum cukup untuk benar-benar memahami kemampuan kandidat. Apalagi jika posisi yang dibutuhkan memerlukan keterampilan teknis atau spesifik.
- Solusi rekrutmen yang lebih efektif
Untuk menghindari hal ini, perusahaan bisa menerapkan pendekatan competency-based recruitment. Artinya, proses seleksi tidak hanya fokus pada latar belakang pendidikan, tapi juga kemampuan nyata yang dibutuhkan. Bisa juga ditambahkan tes praktik, studi kasus, atau uji coba proyek kecil agar proses penilaian lebih akurat.
Jenis-Jenis Skill Issue yang Perlu Diketahui

Masalah keterampilan atau skill issue bisa muncul dalam berbagai bentuk. Untuk memahaminya lebih dalam, kita bisa membaginya berdasarkan jenis keterampilan yang terdampak. Berikut penjelasannya:
1. Keterampilan Teknis (Technical Skills)
Jenis skill issue ini terjadi ketika seseorang belum menguasai kemampuan teknis yang dibutuhkan dalam pekerjaannya. Misalnya, seorang data analyst yang belum terbiasa menggunakan tools seperti Excel tingkat lanjut, SQL, atau Python. Atau seorang teknisi yang belum paham cara mengoperasikan mesin baru.
Masalah ini biasanya terlihat jelas karena berdampak langsung pada kualitas dan kecepatan kerja. Karyawan mungkin jadi sering salah, butuh waktu lebih lama menyelesaikan tugas, atau bahkan tidak bisa menyelesaikannya sama sekali tanpa bantuan.
2. Keterampilan Interpersonal atau Soft Skills
Soft skills mencakup kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, menyelesaikan konflik, manajemen waktu, dan kepemimpinan. Meskipun terdengar "non-teknis", jenis skill ini punya peran besar dalam mendukung kerja tim dan suasana kerja yang sehat.
Contoh kasusnya, seorang karyawan yang jago secara teknis tapi tidak bisa bekerja sama dengan tim atau sulit berkomunikasi bisa menghambat kelancaran proyek. Atau manajer yang tidak bisa mengatur waktu dan prioritas bisa bikin timnya kewalahan.
3. Keterampilan Manajerial
Skill issue ini terjadi pada level manajer atau supervisor yang kesulitan mengelola tim, menyusun strategi, mengatur prioritas, atau mengambil keputusan penting.
Tantangan ini cukup serius karena peran manajerial tidak hanya mengatur tugas, tapi juga mempengaruhi moral tim dan arah kerja. Ketika seorang pemimpin tidak punya skill manajemen yang cukup, bisa terjadi miskomunikasi, konflik, hingga penurunan performa tim.
4. Keterampilan Khusus Industri (Industry-Specific Skills)
Setiap industri punya kebutuhan keterampilan yang berbeda. Misalnya, di industri manufaktur dibutuhkan pemahaman soal keselamatan kerja dan pengoperasian mesin, sedangkan di industri kreatif dibutuhkan kemampuan dalam software desain atau pemikiran kreatif.
Skill issue bisa terjadi jika karyawan belum memiliki pemahaman yang cukup tentang standar, alat, atau praktik terbaik di industri tersebut.
Cara Efektif Mengatasi Skill Issue di Tempat Kerja

Masalah keterampilan atau skill issue bukan sesuatu yang bisa diabaikan, karena jika dibiarkan, dampaknya bisa meluas—dari turunnya performa tim sampai gagalnya target bisnis tercapai. Tapi kabar baiknya, masalah ini bisa diatasi dengan langkah-langkah yang terukur dan tepat sasaran.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi skill issue secara efektif:
1. Identifikasi Kebutuhan Keterampilan Secara Spesifik
Langkah pertama adalah memahami dengan jelas: keterampilan apa yang sebenarnya dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan dan mencapai tujuan tim atau perusahaan?
Proses ini bisa dilakukan lewat:
- Evaluasi kinerja individu dan tim
- Analisis gap keterampilan (skill gap analysis)
- Wawancara atau diskusi langsung dengan karyawan dan atasan.
Dengan begitu, perusahaan tidak asal memberi pelatihan, tapi bisa fokus pada skill yang memang dibutuhkan saat ini maupun untuk masa depan.
2. Berikan Pelatihan dan Program Pengembangan yang Tepat Sasaran
Setelah tahu skill apa yang kurang, langkah berikutnya adalah menyediakan pelatihan karyawan yang sesuai. Tapi bukan sekadar pelatihan umum—harus yang benar-benar relevan dan aplikatif untuk tugas sehari-hari.
Beberapa opsi yang bisa diterapkan:
- Pelatihan teknis untuk software atau alat kerja tertentu
- Workshop pengembangan soft skill seperti komunikasi dan kepemimpinan
- Kursus online mandiri yang bisa diakses kapan saja (misalnya lewat LMS)
Yang penting, pelatihan tidak hanya diberikan satu kali saja, tapi menjadi bagian dari budaya belajar di perusahaan.
3. Dukung dengan Program Mentoring dan Coaching
Pelatihan saja kadang tidak cukup. Beberapa keterampilan—terutama yang berkaitan dengan kepemimpinan atau pengambilan keputusan—lebih efektif dikembangkan lewat pendampingan langsung.
Program mentoring (dari senior ke junior) atau coaching (oleh profesional internal maupun eksternal) bisa membantu karyawan:
- Menyelesaikan tantangan spesifik
- Mendapat feedback secara langsung
- Tumbuh secara personal dan profesional
4. Sesuaikan Tugas dengan Keterampilan yang Dimiliki
Tidak semua skill issue harus diselesaikan dengan pelatihan. Dalam beberapa kasus, penyesuaian beban atau jenis tugas bisa menjadi solusi yang efektif.
Contohnya:
- Menyesuaikan tanggung jawab agar lebih sesuai dengan kekuatan individu
- Memberikan proyek pendampingan saat seseorang belajar skill baru
- Mendistribusikan tugas agar saling melengkapi dalam tim
Strategi ini bisa membantu karyawan tetap produktif sambil tetap diberi ruang untuk berkembang.
5. Tingkatkan Motivasi dan Dukungan Lingkungan Kerja
Seringkali, masalah keterampilan bukan semata karena "nggak bisa", tapi karena kurang termotivasi atau tidak merasa didukung. Maka dari itu, aspek motivasi juga penting diperhatikan.
Hal-hal yang bisa meningkatkan motivasi antara lain:
- Pengakuan atas usaha dan pencapaian
- Reward atau bonus untuk karyawan yang berhasil mengembangkan skill-nya
- Memberikan kesempatan naik jabatan atau memegang proyek baru
Lingkungan kerja yang suportif bisa mempercepat proses belajar dan membuat karyawan lebih semangat untuk berkembang.
Baca Juga: 20 Contoh Hard Skill dan Tips Meningkatkannya (Terbaru)
Kenapa Skill Issue Perlu Segera Ditangani?
Masalah keterampilan di tempat kerja bukan cuma soal "siapa bisa apa", tapi menyangkut banyak aspek penting dalam operasional perusahaan. Kalau dibiarkan, dampaknya bisa serius. Tapi kalau ditangani dengan baik, manfaatnya juga besar, baik untuk individu maupun perusahaan secara keseluruhan.
Berikut beberapa alasan kenapa mengatasi skill issue itu sangat penting:
1. Meningkatkan Performa Kerja
Karyawan yang punya keterampilan sesuai dengan tugasnya akan bekerja lebih efektif dan efisien. Dengan mengatasi gap keterampilan, performa individu jadi lebih baik, hasil kerja meningkat, dan secara keseluruhan, tim jadi lebih produktif.
Bagi HR atau atasan, membantu karyawan mengembangkan keterampilannya berarti membantu mereka memberikan kontribusi nyata ke arah tujuan perusahaan.
2. Mendukung Kerja Tim yang Lebih Lancar
Kurangnya keterampilan sering kali bikin kerja tim jadi tersendat. Misalnya, ada satu anggota tim yang belum menguasai sistem kerja atau tools tertentu, akhirnya pekerjaan jadi tertunda atau dibebankan ke anggota lain.
Kalau masalah ini ditangani sejak awal, tim bisa bekerja lebih solid, saling melengkapi, dan lebih mudah mencapai target bersama.
3. Mempermudah Adaptasi terhadap Perubahan Bisnis
Dunia bisnis sekarang cepat banget berubah. Teknologi, tren pasar, sampai ekspektasi pelanggan bisa berubah dalam waktu singkat. Kalau karyawan tidak dibekali keterampilan baru, mereka bisa kewalahan atau bahkan tertinggal.
Mengembangkan keterampilan secara terus-menerus akan membuat tim siap menghadapi perubahan apa pun, dan perusahaan bisa tetap kompetitif di tengah persaingan.
4. Meningkatkan Keterlibatan dan Loyalitas Karyawan
Saat perusahaan aktif membantu karyawan mengembangkan diri, mereka akan merasa dihargai. Ini bisa meningkatkan rasa percaya diri, semangat kerja, dan loyalitas terhadap perusahaan.
Hasilnya? Tingkat kepuasan kerja naik, dan kemungkinan karyawan bertahan lebih lama juga meningkat—yang otomatis menurunkan angka turnover.
5. Membangun Pondasi Sukses Jangka Panjang
Mengatasi skill issue bukan cuma untuk hasil jangka pendek. Dalam jangka panjang, perusahaan akan punya tim yang terampil, siap menghadapi tantangan, dan mampu menciptakan inovasi. Ini adalah modal penting untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Dengan tenaga kerja yang terus berkembang, perusahaan akan lebih siap menghadapi perubahan pasar dan mengambil peluang yang ada.
Menangani skill issue di tempat kerja bukan hanya soal memperbaiki kekurangan, tetapi juga tentang mempersiapkan karyawan untuk menghadapi tantangan yang terus berkembang di dunia kerja. Dengan memberikan pelatihan yang tepat, perusahaan tidak hanya meningkatkan performa individu, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif, kolaboratif, dan berkelanjutan.
Jika kamu ingin meningkatkan keterampilan tim dan memastikan karyawan selalu siap menghadapi perubahan, Belajarlagi menyediakan program pelatihan karyawan yang dirancang sesuai kebutuhan perusahaan.
Melalui pendekatan yang praktis dan relevan, Belajarlagi membantu perusahaan membangun tim yang lebih kompeten dan siap bersaing. Saatnya membawa pengembangan karyawan ke level berikutnya bersama Belajarlagi. Kunjungi belajarlagi.id untuk informasi lebih lanjut.