Kita pasti sudah sering mendengar istilah work life balance. Sederhananya, kehidupan pekerjaan haruslah seimbang dengan kehidupan pribadi. Maksudnya, sebisa mungkin kita tidak bekerja berlebihan sampai-sampai melupakan pemenuhan kebutuhan pribadi, salah satunya istirahat.
Pertanyaannya, apakah hidup seimbang dalam bekerja itu mungkin terjadi? Dengan tugas yang menumpuk dan tekanan kerja yang cenderung tinggi, apakah kita sanggup mewujudkan kehidupan kerja yang lebih sehat?
Kali ini Tim Belajarlagi menyiapkan ulasan lengkap mengenai work life balance. Mulai dari apa saja indikatornya, bagaimana dampaknya ke pekerjaan, hingga cara untuk mencapainya. Yuk, pelajari bersama-sama, siapa tahu bermanfaat untuk kita aplikasikan ke pekerjaan!
Pengertian dan pentingnya work life balance
Work life balance adalah upaya untuk menyesuaikan waktu dan kapasitas mental untuk bekerja dengan kehidupan di luar pekerjaan. Adanya penyesuaian ini memungkinkan kita menyelesaikan semua tugas kerja sebaik mungkin sekaligus masih memiliki energi untuk melakukan hal lain. Misalnya, mengerjakan hobi, olahraga, berkumpul dengan keluarga, dan lain-lain.
Keseimbangan kehidupan kerja sejatinya sangat penting karena kita rentan mengalami stres hingga burnout pada tekanan kerja berlebihan. Jika sudah sampai di titik burnout, motivasi kerja pun ikut menurun. Oleh sebab itu, kita harus berusaha menciptakan kebiasaan kerja yang lebih sehat dengan menyeimbangkan kebutuhan pribadi.
Keseimbangan kehidupan pekerjaan yang ideal adalah adalah keseimbangan yang membuat kita mampu produktif di kantor sekaligus punya waktu menikmati hidup di luar kantor. Tentu saja ini bukan cara instan, melainkan butuh kita latih dan biasakan pelan-pelan.
Lalu, apa saja sih pentingnya menyeimbangkan kehidupan kerja? Beberapa keuntungannya antara lain:
- Mendorong produktivitas kerja
- Mendukung kenyamanan kerja di perusahaan
- Meningkatkan loyalitas karyawan ke perusahaan
- Menciptakan lingkungan kerja lebih sehat dan berdampak baik ke kondisi mental
Pada akhirnya, perusahaan yang memprioritaskan kehidupan seimbang dalam pekerjaan biasanya jauh lebih disukai karyawan. Karena dari situlah karyawan bisa melihat bahwa perusahaan juga peduli pada kondisi mental para pekerja.
Indikator dalam work life balance
Pertanyaan berikutnya: kalau kita ingin mencapai keseimbangan kerja, sebenarnya tanda atau indikatornya apa saja? Nah, berikut beberapa indikator dalam work life balance yang bisa kita cermati:
- Memiliki waktu tidur cukup. Saat sudah bekerja, kita mungkin sadar bahwa tidur adalah kegiatan yang “mahal”. Ini bukan soal uang, tetapi tentang bagaimana kita memiliki waktu cukup untuk tidur berkualitas. Maka, punya waktu tidur cukup adalah salah satu indikator dari keseimbangan kerja yang terutama.
- Kebutuhan pekerjaan, pribadi, dan keluarga dapat terpenuhi. Saat kehidupan kerja sudah seimbang, kita lebih mampu memenuhi banyak kebutuhan. Bukan hanya pekerjaan, melainkan juga pribadi hingga keluarga. Tidak ada area kehidupan yang terlalu dominan sampai-sampai mengorbankan aspek kehidupan penting lainnya.
- Punya kegiatan lain di luar pekerjaan. Jika kita mampu mencapai hidup seimbang dalam bekerja, kita otomatis memiliki aktivitas menarik di luar kantor. Entah itu sekadar melakukan hobi, berkumpul di komunitas, olahraga, menjadi relawan, dan lain-lain.
- Kehidupan personal sehat dan baik. Keseimbangan kerja mendorong terciptanya kondisi mental yang lebih sehat. Itu artinya, kehidupan personal dengan orang lain pun berpotensi menjadi lebih baik. Bahkan, kita pelan-pelan punya keterampilan dalam mengelola emosi saat ada konflik.
Dari beberapa indikator di atas, coba kita renungkan sebentar: poin mana saja yang sejauh ini bisa kita capai? Menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan pribadi sebenarnya adalah tugas kontinu yang harus kita lakukan. Jadi, tidak semua indikator tadi mesti tercapai sekaligus, ya.
Contoh work life balance
Keseimbangan kerja bukanlah tugas karyawan semata karena perusahaan juga bisa ikut andil untuk mewujudkan hal tersebut. Berikut beberapa contoh praktis dari praktik work life balance yang bisa perusahaan lakukan untuk karyawan:
- Aturan tentang batasan memberikan kerja ke karyawan. Atasan boleh memberikan tugas ke bawahan, asalkan dibatasi oleh jam tertentu. Misalnya, maksimal memberikan pekerjaan baru adalah di pukul 15.00. Ini untuk menghindari pemberian tugas mendadak yang mendekati jam pulang kerja.
- Kebijakan kerja remote. Dengan tidak hanya terpaku pada aturan bekerja di kantor, perusahaan bisa memberikan keleluasaan bagi karyawan dalam bekerja. Setidaknya, karyawan tidak perlu melalui kemacetan setiap hari yang biasanya membuang waktu dan energi.
- Mengupayakan sistem kerja lebih fleksibel. Keseimbangan kerja juga bisa berbentuk dalam penerapan jam kerja yang fleksibel. Tidak terlalu terikat aturan pukul 09.00-17.00 atau yang lainnya. Perusahaan bisa mengedepankan proses dan hasil kerja daripada sekadar jam kerja.
- Tidak mempersulit proses cuti karyawan. Cuti merupakan hak karyawan. Dalam praktiknya, kehidupan kerja yang lebih sehat bisa dilihat dari bagaimana karyawan menggunakan hak cuti. Pengajuan cuti harus mudah dan sebisa mungkin karyawan benar-benar bebas dari pekerjaan saat cuti.
Baca juga: Apa Itu Surat Izin Sakit? Contoh, dan Cara Membuatnya
Cara work life balance

Bagi kita yang terbiasa dengan kesibukan kerja, menerapkan work life balance rasanya terlalu sulit atau bahkan tidak mungkin. Namun, ada kok cara untuk membiasakan kita memiliki keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi:
Belajar berkata “tidak”
Sering kali tumpukan pekerjaan tidak pernah berhenti karena kita menyanggupi banyak permintaan. Kita merasa bertanggung jawab atas semua hal sehingga kewalahan sendiri dalam mengerjakannya.
Belajar menolak pekerjaan yang dirasa tidak mungkin kita kerjakan adalah langkah awal untuk mencapai keseimbangan kerja. Kita mesti paham bahwa tidak semua pekerjaan sifatnya mendesak dan harus dikerjakan saat itu juga. Bahkan, kita butuh cermati juga ada pekerjaan yang sebenarnya bisa kita delegasikan sehingga tak menghabiskan energi kita.
Biasakan membuat jadwal harian
Memiliki jadwal harian dalam bekerja sangat membantu kita dalam menyelesaikan banyak tugas. Dengan adanya jadwal, kita menjadi lebih terarah dalam bekerja dan sebisa mungkin terhindar dari distraksi. Jadwal juga menolong kita menetapkan mana yang jadi prioritas dan mana yang bukan.
Membuat jadwal juga mendorong kita lebih terencana dan rapi dalam bekerja. Meski mungkin tidak semua hal berjalan sesuai jadwal, setidaknya kita punya panduan yang jelas. Kita tidak perlu mengerjakan hal-hal yang tidak penting ataupun kurang mendesak sehingga kehidupan kerja menjadi lebih seimbang.
Batasan waktu jelas dalam bekerja
Jika kantor menerapkan jam kerja yang jelas, kita mesti mencoba mematuhinya. Hindari membawa pekerjaan ke rumah karena itu berarti kita bekerja melebihi durasi yang ada. Tanpa ada batasan waktu, kita cenderung larut terlalu dalam ke pekerjaan.
Selain itu, kita juga perlu belajar membatasi obrolan lewat ponsel ataupun WA yang ada hubungannya dengan pekerjaan. Meski terkesan sederhana, hal tersebut membuat kita terjebak tetap dalam pekerjaan sekalipun sudah di luar jam kerja. Apalagi jika sampai mengganggu kebersamaan dengan keluarga di rumah.
Menggunakan jatah cuti dengan bijak
Kita tanpa sadar melupakan pentingnya keseimbangan kehidupan kerja karena jarang mengambil jatah cuti. Ingat, cuti adalah hak karyawan yang bisa kita gunakan sesuai ketentuan perusahaan. Menggunakan jatah cuti adalah salah satu cara membangun work life balance.
Jika memang sedang lelah dan penat karena pekerjaan, tidak ada salahnya kita ambil waktu istirahat lewat cuti. Mengisi waktu cuti tidak harus dengan jalan-jalan, kok. Kita boleh lho mengambil cuti untuk sekadar bersantai di rumah tanpa harus memikirkan tugas-tugas di kantor.
Tidak mengabaikan istirahat
Salah satu indikator penting dari keseimbangan kerja adalah waktu tidur cukup. Maka, sudah sewajarnya kita belajar untuk tidak mengabaikan istirahat. Baik itu istirahat di kantor maupun istirahat yang sifatnya lebih panjang (misalnya: cuti, izin sakit, dan lain-lain).
Kita juga mesti peka pada sinyal-sinyal yang diberikan tubuh. Ketika badan lelah dan seluruh otot rasanya menegang, itu tanda jelas kita memerlukan istirahat. Jangan memaksakan diri bekerja ketika sedang sakit karena itu akan memperparah kondisi diri.
Baca Juga: 50 Contoh Tema Gathering Lucu, Seru buat Acara Kantor!
Dampak work life balance ke pekerja
Dalam praktiknya, kehidupan seimbang antara pekerjaan dan kebutuhan pribadi akan berdampak besar ke karyawan. Beberapa dampak work life balance antara lain:
- Meningkatkan fokus dan motivasi kerja. Dengan kehidupan kerja lebih sehat, kita akan mudah fokus dalam bekerja karena baik fisik ataupun mental dalam kondisi baik. Selain itu tanpa adanya kelelahan berlebih, semangat untuk bekerja pun turut meningkat.
- Mengasah kreativitas. Saat hati terasa lebih senang dan tenang dalam bekerja, maka berbagai ide kreatif pun lebih mudah muncul. Ini menjadi bukti bahwa kita sangat membutuhkan keseimbangan kerja yang sehat agar tetap bisa berkreasi.
- Menaikkan komitmen karyawan ke pekerjaan. Perusahaan yang menghargai kehidupan seimbang antara pekerjaan dan pribadi akan mendorong karyawan lebih berkomitmen dalam bekerja. Setiap tugas dikerjakan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.
- Menurunkan angka turnover perusahaan. Komitmen, loyalitas, dan rasa nyaman dalam bekerja pada diri karyawan pada akhirnya berdampak positif ke perusahaan. Turnover pun bisa menurun dan perusahaan jadi mampu mempertahankan talenta terbaiknya.
.webp)
Selain waktu istirahat yang cukup, karyawan juga membutuhkan ruang untuk terus bertumbuh dan berkembang di perusahaan. Salah satunya adalah lewat pelatihan tertentu. Nah, sudah menjadi tugas bagi perusahaan untuk menyediakan pelatihan keterampilan yang berkualitas ke para karyawan.
Corporate Training dari Belajarlagi bisa menjadi partner terbaik perusahaan dalam menyelenggarakan pelatihan-pelatihan berkualitas. Dengan belajar keterampilan baru, karyawan bisa memberikan hasil lebih baik ke dalam pekerjaan dan nantinya akan berdampak pula ke perkembangan bisnis perusahaan.
Suasana kelas di Corporate Training Belajarlagi dibuat dengan interaktif dan menyenangkan sehingga lebih mudah dipahami karyawan. Tidak sekadar belajar teori, melainkan juga praktik dari para ahlinya. Bahkan, perusahaan juga bisa bersama-sama dengan Belajarlagi menyusun kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan karyawan.
Program pelatihan yang ditawarkan juga beragam. Mulai dari digital skill, soft skill, sales skill, hingga management skill. Untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut mengenai Corporate Training, bisa cek langsung di website Belajarlagi, ya!
Waspadai tanda hidup kurang seimbang!
Lalu, kapan sih kita mulai perlu mengupayakan work life balance? Jika tanda-tanda ini mulai sering muncul, waspadai saja sih sepertinya kehidupan kerja kita kurang seimbang:
- Mudah stres hingga burnout. Level stres yang terus meningkat menjadi tanda kehidupan kerja kita mulai tidak seimbang. Apalagi jika sampai mengarah ke burnout. Sebelum makin berbahaya, ada baiknya kita ambil waktu untuk istirahat.
- Mulai kehilangan fokus kerja. Ketika daya konsentrasi menurun, itu artinya tubuh dan pikiran kita sedang lelah. Bisa jadi kita tak memiliki waktu tidur cukup karena terlalu bekerja keras.
- Tidak punya waktu untuk diri sendiri ataupun keluarga. Saat kita menyadari bahwa hampir seluruh waktu kita tersita untuk bekerja, bisa jadi itu tanda jelas dari keseimbangan kerja yang menurun. Beri jeda bagi diri sendiri dari bekerja ketika kita merasa nyaris tak punya waktu untuk keperluan pribadi, bahkan yang sifatnya penting.
- Banyak pekerjaan tidak selesai tepat waktu. Kehidupan kerja mulai tidak sehat ketika kita mendapati banyak pekerjaan keteteran. Kita kelelahan mengejar tenggat waktu dan tidak jarang mulai mendapat teguran atasan.
Baca Juga: 20 Contoh Ice Breaking, Cocok buat Kelas sampai Seminar!
Kesimpulan
Work life balance adalah upaya menyeimbangkan kehidupan kerja dengan hal-hal lain di luar pekerjaan, misalnya kebutuhan pribadi, sosial, dan keluarga. Beberapa indikator penting dalam keseimbangan kerja antara lain punya waktu tidur cukup, punya aktivitas lain di luar pekerjaan, dan mampu membangun hubungan personal yang baik.
Dalam praktiknya work life balance dapat mendorong produktivitas kerja, mendukung kenyamanan kerja, meningkatkan loyalitas karyawan, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat.