Tips Jitu Agar Langsung Diterima Kerja saat Interview

Gimana ya caranya langsung diterima kerja saat pertama kali interview? Meski terdengar mustahil, kamu bisa mengusahakannya lewat tips-tips berikut ini kok!

Daftar Isi

[tampilkan]
[sembunyikan]

Tidak semua orang beruntung dapat langsung diterima kerja saat sudah mengikuti interview. Sebagian besar orang mesti mencoba menjalani wawancara berkali-kali, sampai menemukan perusahaan yang mau merekrutnya. Ya, wawancara adalah tahap paling krusial dalam proses rekrutmen karena semua karakter dan potensi kandidat karyawan dapat tergali di sana.

Pertanyaannya, apa yang membuat seseorang gagal ataupun berhasil dalam wawancara, bahkan dalam sekali coba? Sebenarnya tidak ada alasan atau faktor mutlaknya. Selain faktor kemujuran, sebenarnya ada satu hal yang paling penting untuk kamu perhatikan: persiapan.

Wawancara mungkin hanya memakan waktu paling lama satu jam. Namun, persiapan yang mesti Teman Belajar lakukan justru butuh waktu lama. Oleh sebab itu, ada baiknya kamu mulai belajar dan mencari tahu bagaimana caranya bisa langsung diterima kerja ketika interview pertama.

Berikut ini ada beberapa tips alias langkah-langkah yang bisa Teman Belajar praktikkan. Masing-masing terbagi ke dalam tahap sebelum, saat, sampai sesudah wawancara. Simak, pelajari, dan cermati sebaik mungkin ya!

Sebelum Interview

Pada dasarnya, kamu mesti menyiapkan mental terbaik sebelum menjalani wawancara. Guna mendapatkan pekerjaan, kamu tidak hanya belajar untuk tes psikologi atau tes kerja semata. Selaraskan persiapan skill test dengan interview. Dengan begitu, andai sewaktu-waktu kamu mendapat panggilan wawancara, kamu sudah siap.

Riset Perusahaan dan Pengalaman Interview Orang

Hal terpenting dalam wawancara adalah mengetahui seluk-beluk perusahaan yang kamu lamar. Ibarat kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Jadi, biasakan melakukan riset perusahaan terlebih dahulu sebelum menjalani wawancara ya.

Ruang lingkup riset perusahaan ini dapat berupa visi atau misi perusahaan, produk atau jasa perusahaan, budaya kerja, dan lain-lain. Dengan menyiapkan diri “mengenal” perusahaan, kamu akan lebih siap dalam menjawab pertanyaan dari rekruter. Riset dapat membantu meningkatkan antusiasmu untuk masuk ke perusahaan dan itu bagus dalam pandangan rekruter loh.

Selain riset perusahaan, cobalah mencari informasi pada orang-orang yang pernah melalui proses wawancara di perusahaan tersebut. Tujuannya agar kamu punya sedikit gambaran mengenai suasana wawancara nanti. Cara ini juga dapat mengurangi rasa grogi berlebihan.

Jika perlu, gali banyak tips atau trik dari orang yang sukses lolos wawancara. Kamu dapat memperolehnya dari para senior atau relasi sesama pencari kerja. Makin kamu paham medannya, kian bagus untuk meningkatkan rasa percaya diri.

Baca Ulang dan Pahami Job Desc Pekerjaan

Kunci langsung diterima kerja saat interview sebenarnya terletak pada kesiapanmu dalam bekerja. Oleh sebab itu, coba baca ulang dan pelajari lagi job desc pekerjaan dari posisi yang kamu lamar. Tanya ke diri sendiri, sudahkah kamu siap dan layak untuk berada pada posisi tersebut?

Dari daftar syarat dan kualifikasi yang ada, cocokkan kembali dengan kemampuanmu. Persiapkan jawaban yang kira-kira nantinya berhubungan dengan job desc pekerjaanmu kelak. Rekruter biasanya menanyakan hal-hal teknis yang erat dengan posisi kerjamu.

Jika perlu, pakai pengalaman yang pernah kamu miliki sebagai jawaban. Pasalnya, beberapa rekruter lebih suka jika kandidat karyawan menjawab pertanyaan dengan contoh atau hasil kerja yang pernah ada. Makin kamu cocok dengan kualifikasi yang perusahaan harapkan, makin besar peluang kamu diterima kerja.

Berlatih Interview dengan Teman

Buat beberapa daftar pertanyaan yang kerap rekruter lontarkan ketika wawancara. Agar lebih siap, cobalah untuk menuliskan jawaban dari masing-masing pertanyaan tersebut. Seringlah membaca dan mempelajarinya, tidak perlu sampai harus hafal semua. Yang terpenting kamu paham inti-inti dari jawabanmu tersebut.

Untuk membantu meredakan rasa grogi yang biasanya mendadak muncul saat wawancara, buat saja simulasi wawancara. Mintalah teman terdekatmu untuk berpura-pura menjadi rekruter. Biarkan dia memberikan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada daftarmu, lalu tugasmu adalah menjawabnya.

Berpikirlah seakan-akan kamu berhadapan langsung dengan rekruter, jadi kamu dapat benar-benar serius saat latihan. Jika perlu, minta temanmu untuk aktif merespon setiap jawabanmu atau memberi pertanyaan di luar daftar yang ada. Ini akan membantumu untuk berhadapan dengan pertanyaan tak terduga.

Ketika kamu sudah latihan interview dengan baik, pelan-pelan ada rasa kepercayaan diri yang muncul. Maka, ketika hari H wawancara tiba, kamu tak lagi terlalu cemas atau panik ketika berhadapan dengan rekruter.

Siapkan Jawaban untuk Pertanyaan Tricky

Ingat, rekruter selalu punya cara untuk menggali calon karyawannya sebaik mungkin. Boleh jadi pertanyaan-pertanyaan umum dalam wawancara bisa kamu jawab dengan baik. Namun, jangan lupa bahwa rekruter juga punya stok pertanyaan “menjebak” yang mesti kamu antisipasi.

Pertanyaan jebakan ini biasanya rekruter pakai untuk melihat karakter kandidat dalam menghadapi masalah. Bisa jadi tidak ada jawaban yang mutlak benar untuk pertanyaan jebakan tersebut. Dalam hal ini, rekruter hanya ingin mengenal kandidat hingga pada titik rentannya.

Melansir dari Indeed, beberapa pertanyaan cerdas yang kerap muncul dalam wawancara antara lain:

  • Bisakah Anda menjelaskan atau memberi gambaran mengenai tanggung jawab sehari-hari dari posisi yang Anda lamar?
  • Karakter orang seperti apa yang menurut Anda cocok untuk posisi ini?
  • Kira-kira divisi atau departemen apa yang akan sering bekerja dengan divisi Anda nanti?
  • Apa tantangan terbesar yang bisa Anda lihat dari posisi kerja ini?
  • Andai Anda diterima, perubahan atau inovasi apa yang akan Anda berikan ke divisi ini?

Bagaimana nih, Teman Belajar? Mulai kebayang ya pertanyaan serba tricky ini benar-benar butuh jawaban yang meyakinkan. Maka, jangan lupa siapkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan semacam itu ya! 

Susun Semua Berkas dengan Rapi

Selain menyiapkan diri untuk hal-hal yang sifatnya teknis dalam wawancara, jangan lupa perhatikan berkas lamaranmu. Sekalipun rekruter sebelumnya sudah menerima dan mempelajari semua dokumenmu (CV, cover letter, ijazah, portofolio, dan lain-lain), sebaiknya kamu tetap membawanya saat wawancara.

Persiapkan dokumen yang kamu perlukan sebaik mungkin. Ada kalanya loh rekruter tidak membawa berkasmu saat wawancara dan butuh memintanya lagi kepadamu. Bisa kebayang kan apa jadinya jika kamu tidak membawanya?

Tidak hanya sekadar membawa berkas, tetapi juga pastikan semua dokumenmu tersusun rapi. Jika perlu, siapkan map khusus yang berisi kelengkapan dokumen wawancara. Jangan sampai kamu terlihat kesulitan saat mencari dokumen yang diminta rekruter ya.

Tips Saat Interview Biar Diterima Kerja

Saat tahap persiapan sebelum interview sudah kamu lewati, maka kamu tinggal menyiapkan hati dan mental saat hari H-nya. Ketahanan mental memang menjadi kunci penting agar semua persiapanmu tidak sia-sia. Beberapa tips yang bisa kamu lakukan antara lain:

Siapkan Pakaian yang Tepat

Hal ini terkesan sepele, tetapi sebenarnya justru paling krusial. Penampilan adalah cerminan diri kamu sejak pertama kali dilihat oleh rekruter. Maka, hindari mengenakan pakaian yang asal-asalan, sekalipun interview yang kamu jalani berupa online.

Jangan memakai kaos atau busana yang kesannya tidak formal. Perhatikan juga perusahaan yang kamu lamar. Jika perusahaan tersebut sifatnya masih konvensional, pastikan memakai baju seformal mungkin, dari atas sampai bawah. Untuk wanita bisa mengenakan kemeja berpadu dengan blazer, sementara laki-laki dapat menggunakan kemeja.

Namun, beberapa perusahaan rintisan kadang tidak terlalu mempermasalahkan pakaian kandidat karyawan. Bahkan, budaya perusahaan pun memperbolehkan karyawan berpakaian lebih santai dan fleksibel. Yang terpenting adalah masih dalam batas kesopanan saja.

Intinya, berbusanalah sesuai kebiasaan perusahaan untuk menampilkan kesan baik sejak pertama. Agar tidak terburu-buru, ada baiknya kamu siapkan pakaian tersebut satu hari sebelum wawancara. Tidak lucu kan jika saat hendak berangkat wawancara, eh malah sibuk menyetrika baju terlebih dahulu.

Datang Sebelum Jam Interview

Rekruter dapat melihat kesungguhan seseorang dalam mengikuti wawancara dari jam hadirnya. Suka tidak suka, ini juga faktor yang menentukan diterima atau tidaknya seseorang saat interview. Bagi perusahaan, orang yang menghargai dan mampu mengatur waktu jauh dipandang lebih siap bekerja.

Maka, hindari terlambat datang wawancara. Hadir tepat waktu kadang tidak cukup, sebaiknya datanglah jauh sebelum jam yang rekruter tentukan. Sudah sewajarnya kandidat karyawan menunggu, bukan sebaliknya.

Perhatikan juga kondisi jalanan menjelang wawancara. Andai kamu mesti di jalan saat jam-jam sibuk, aturlah jam keberangkatanmu sedini mungkin. Ingat, tidak semua rekruter menerima alasan keterlambatan gara-gara terjebak macet di jalan loh.

Lagipula, datang lebih awal tidak pernah ada ruginya kok. Kamu menjadi lebih punya kesempatan untuk menenangkan pikiran setelah perjalanan. Kamu bahkan bisa menyempatkan diri ke toilet juga bila diperlukan.

Berikan First Impression yang Baik

Kesan pertama adalah peluang terbesarmu untuk menarik hati rekruter. Pulaskan senyum ramah di wajah, hindari menekuk muka meski kamu kelelahan. Tunjukkan antusiasme penuh semangat sejak kali pertama berjabat tangan.

Selain senyuman, tunjukkan kontak mata langsung ke rekruter. Ini dapat menjadi sinyal positif berupa kepercayaan dirimu yang terpancar. Seseorang yang takut, gugup, ataupun cemas biasanya menghindari menatap mata rekruter secara langsung.

Bersikaplah ramah dan baik, tetapi hindari terlalu sok akrab. Berikan rasa hormat dan sopan kepada rekruter, jadi tetap jaga batasan yang memang diperlukan. Sebagian besar rekruter tidak suka pada kandidat karyawan yang terlalu sok kenal, apalagi santai.

Saat kamu melewati tahap ini dengan baik, niscaya kamu bisa lebih relaks saat mulai wawancara. Jadi, penting ya untuk mendapat kesan pertama baik dari rekruter. Buat hati rekruter lebih senang dan tenang sehingga wawancara nantinya berjalan lebih lancar.

Tenang dan Jaga Gestur Tubuh

Ini nih yang jadi tantangan bagi semua pencari kerja, terutama para fresh graduate. Menjaga ketenangan sepanjang wawancara memang bukan hal mudah. Oleh sebab itu, latihan wawancara sebenarnya dapat membantu membiasakanmu dalam kondisi tersebut.

Sepanjang menjawab pertanyaan, usahakan tetap tenang. Pertahankan ritme napas sebaik mungkin. Jaga gestur tubuhmu agar tak tampak kikuk, canggung, apalagi takut. Rekruter dapat jeli juga melihat kondisimu lewat gestur tubuh loh.

Melansir dari The Money Balance, berikut beberapa langkah yang bisa kamu lakukan guna menjaga ketenangan:

  • Pertahankan kontak mata ketika menjawab pertanyaan, sekalipun kamu kurang yakin dengan jawabanmu.
  • Persilakan rekruter memberikan pertanyaan dan dengarkan baik-baik sampai dia berhenti bicara. Jawablah sesuai apa yang dia ajukan.
  • Tidak boleh memotong percakapan rekruter, apa pun alasannya.
  • Andai kamu butuh waktu untuk berpikir, berikan tanda untuk jeda sejenak sehingga rekruter bisa memakluminya.

Dengan cara-cara tersebut, kamu mungkin dapat terbantu menenangkan diri saat menemui pertanyaan sulit. Intinya, tetap jaga ritme dalam berbicara ya. Jangan mendadak berubah terlalu cepat karena itu menunjukkan kamu tengah grogi.

Fokus dalam Menjawab Pertanyaan Interview

Selain mempraktikkan trik menjaga ketenangan, yang perlu kamu ingat juga adalah menjaga fokus dan konsentrasi. Banyak hal yang bisa menjadi distraksi saat wawancara, mulai dari notifikasi ponsel, rasa lapar, mengantuk, dan lain-lain. Jadi, kondisikan dirimu tetap bugar setidaknya 30-60 menit ke depan.

Pandangan kosong atau melamun menjadi tanda jelas bahwa kamu kurang fokus saat wawancara. Rekruter dapat melihat hal ini dengan jelas loh. Hal ini akan makin kentara dengan jawabanmu yang mungkin melenceng atau tidak nyambung dengan pertanyaan rekruter.

Jika ingin langsung diterima kerja saat interview, tentu saja kamu mesti menghindari kejadian semacam ini ya. Fokuskan dirimu sepenuhnya ke rekruter. Pasang telinga baik-baik untuk mendengarkan setiap pertanyaan dan jawablah sebaik mungkin.

Ajukan Pertanyaan Pertanyaan Seputar Perusahaan

Dalam akhir sesi interview, biasanya para rekruter akan menjelaskan beberapa hal mengenai proses seleksi. Selain itu, mereka juga memberi kesempatan bagi kandidat karyawan untuk bertanya, baik itu mengenai proses rekrutmen maupun perusahaan. Nah, manfaatkanlah momen ini sebaik mungkin ya.

Rekruter cenderung lebih tertarik pada calon karyawan yang punya rasa ingin tahu tinggi akan perusahaan. Aktiflah bertanya mengenai hal-hal yang belum kamu pahami dari perusahaan. Ruang lingkup pertanyaan ini dapat sangat luas, jadi tidak ada salahnya juga kamu menyiapkan pertanyaan tersebut sebelum interview.

Misalnya, bagaimana jenjang karier di perusahaan, seperti apa budaya dan sistem kerja perusahaan, inovasi apa yang tengah perusahaan jalankan tahun ini, dan lain-lain. Pertanyaan semacam itu sudah cukup menunjukkan ketertarikanmu untuk bergabung ke perusahaan. Dan biasanya rekruter dapat memberikan nilai lebih kepadamu.

Setelah Interview

Setelah selesai wawancara, bukan berarti perjuanganmu selesai. Berikut dua hal terpenting yang mesti kamu lakukan:

Tanyakan Proses Berikutnya

Sebelum rekruter menutup wawancara, pastikan kembali proses rekrutmen yang akan kamu jalani selanjutnya. Tanyakan apa sih tahap selanjutnya setelah wawancara tersebut. Jika perlu, minta kejelasan tentang waktu tunggu.

Rekruter biasanya memberikan jeda satu sampai dua minggu sampai memberikan informasi lanjutan mengenai lolos tidaknya kamu. Penting sekali untuk menanyakan hal ini agar kamu tidak merasa “digantung” terlalu lama. Bahkan, kamu boleh juga memastikan apakah info dari rekruter akan hadir lewat surel atau telepon langsung.

Kirimkan Ucapan Terima Kasih dan Follow Up

Sehari setelah interview, kirimlah pesan atau surel ke rekruter yang berisi ucapan terima kasih karena sudah diberi kesempatan untuk wawancara. Mungkin tidak banyak orang melakukannya, tetapi ini penting sekali. Memberikan ucapan terima kasih menjadi cara terbaik untuk menjalin koneksi dan hubungan baik dengan perusahaan.

Selain mengirim ucapan terima kasih, ingat juga untuk melakukan follow up mengenai proses selanjutnya ke rekruter. Terlebih jika kamu sudah diberi tahu tentang estimasi waktu tunggu. Ya daripada penasaran karena tidak kunjung ada kabar, lebih baik kamu tanyakan langsung saja kan?

Poin Penting untuk Interview yang Efektif

Dari tips-tips tadi, setidaknya ada tiga poin penting jika ingin langsung diterima kerja saat interview. Kuncinya sebenarnya adalah membangun wawancara yang efektif:

  • Yakin dan percaya diri
  • Tetap menyiapkan wawancara dengan semangat positif
  • Punya bekal untuk menunjukkan bakat dan kemampuan sesuai kebutuhan perusahaan

Jadi, gali kembali kemampuan berwawancara yang baik dan siapkan strategi yang baik sebelum menjalaninya. Dengan perencanaan yang matang, kamu dapat menunjukkan diri sebagai kandidat paling ideal bagi perusahaan. Maka, peluang untuk langsung diterima kerja pun makin besar.

Kesimpulan

Keberhasilan dalam wawancara sangat ditentukan oleh seberapa matang persiapanmu. Cek lagi semua rencanamu, mulai dari sebelum interview, saat interview, hingga setelah interview. Andai tiap tahap bisa kamu lakukan dengan baik, wawancaramu pasti akan berjalan lancar.

Sebelum interview, pastikan kamu sudah melakukan riset perusahaan, memahami job desc, berlatih wawancara, dan menyiapkan dokumen dengan baik. Saat hari H interview, kenakan pakaian yang sopan serta tepat, hindari terlambat, tunjukkan impresi terbaik, dan tetap tenang serta fokus pada menjawab pertanyaan. Seusai interview, ucapkan terima kasih beserta follow up proses seleksi ke rekruter.

Semoga Teman Belajar beruntung dapat langsung diterima kerja saat interview ya. Selamat mempersiapkan diri mulai sekarang!

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Related Blog

Jadilah yang pertama tahu

Langganan Newsletter Kami

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.