Contoh Personal Branding yang Memikat, Coba Adaptasikan Yuk!

Contoh personal branding yang bagus itu seperti apa sih? Buat Teman Belajar yang tertarik belajar membangun personal branding, coba simak ulasan lengkap ini!

Daftar Isi

[tampilkan]
[sembunyikan]

Belakangan ini, contoh personal branding kian mudah kamu temukan. Paling gampang deh, tengok saja banyak influencer media sosial yang wara-wiri di ponsel kamu. Makin kamu rutin mengikuti beberapa influencer, kamu makin paham bahwa yang sedang mereka lakukan adalah membangun citra diri.

Pertanyaannya, personal branding yang baik itu yang seperti apa? Apakah contoh personal branding yang biasa kamu temukan tersebut sudah cukup oke? Lalu, seberapa penting mempelajari personal branding untuk karier kamu?

Sabar, semua pertanyaan tersebut dapat kamu temukan jawabannya satu per satu lewat artikel berikut ini. Kali ini Tim Teman Belajar sudah menyiapkan beberapa poin penting mengenai personal branding. Mulai dari pengertian, manfaat, tipe sampai contoh personal branding. Simak ya!

Personal branding itu apa sih?

Pengertian personal branding‍

Melansir dari HubSpot, personal branding pada dasarnya merupakan sebuah citra yang seseorang proyeksikan dari kepribadian, keterampilan, hingga pengalamannya. Citra tersebut pada akhirnya akan menjadi identitas unik yang membedakan seseorang dengan orang lainnya. Dalam lingkup dunia kerja, membangun citra diri juga penting lho.

Lewat personal branding, siapa pun dapat memahami siapa kamu, apa kemampuanmu, dan secara tidak langsung menaikkan value kamu. Kamu dapat membagikan kisah-kisah mengenai pengalaman atau kesukaanmu dan terkoneksi dengan lebih banyak orang. Zaman sekarang, membangun personal branding paling umum orang lakukan lewat media sosial.

Singkatnya, membangun citra diri bertujuan untuk menyampaikan pesan penting dalam diri seseorang. Konteksnya bisa bermacam-macam, mulai dari untuk pekerjaan, bisnis, dan lain-lain.

Perlu kamu catat nih, personal branding bukanlah hasil kerja instan. Butuh upaya besar, kesabaran, dan juga konsistensi untuk membangun hal tersebut.

Kenapa personal branding itu penting?

Pentingnya personal branding‍

Dalam dunia kerja, personal branding seseorang dapat menentukan peluang perusahaan menerimanya bekerja atau tidak. Kok bisa begitu?

Bayangkan, kamu tengah melamar banyak pekerjaan lewat media sosial profesional seperti LinkedIn. Sebelum rekruter menerima aplikasi lamaranmu, mereka pasti akan mengecek kamu terlebih dahulu lewat profil LinkedIn. Nah, citra apa yang tercermin dari profil LinkedIn-mu dapat mempengaruhi keputusan rekruter.

Profil LinkedIn yang kurang mencerminkan pengalaman, aktivitas, atau keakraban biasanya justru menjadi tanda tanya buat rekruter. Misalnya, apakah orang ini bisa bekerja dengan baik, apakah orang ini cukup kompeten, dan lain-lain.

Sebelum belajar mengenai contoh dari personal branding, kamu pelajari dulu ya beberapa manfaatnya. Baik dalam dunia kerja maupun bisnis, berikut beberapa alasan mengenai pentingnya membangun citra diri:

Lebih mudah bersaing dengan kompetitor

Coba deh luangkan waktu untuk memikirkan beberapa elemen penting dalam personal branding. Misalnya, kemampuan, pengalaman, aktivitas, prestasi, cerita, dan lain-lain. Menonjolkan kepribadian unik dapat menjadi pembeda cukup besar antara kamu dengan orang lain.

Untuk lingkup mencari pekerjaan, setidaknya kamu menjadi lebih menonjol daripada pesaing lainnya. Begitu pula dalam urusan bisnis, entertainment, ataupun hal kreatif lain. Seseorang yang punya personal branding kuat akan jauh lebih mudah memikat hati audiens.

Lebih siap memulai bisnis sendiri

Buat kamu yang tertarik memulai bisnis dan masih tergolong pemula, mempelajari personal branding mempermudahmu dalam membangun bisnis. Pasalnya, dasar-dasar dalam personal branding sebenarnya tidak jauh berbeda dengan membuat citra sebuah brand.

Bahkan, kamu bisa memperoleh kepercayaan lebih kuat dari audiens lantaran orang-orang lebih duluan mengenalmu lewat personal branding. Saat value dalam dirimu sudah terbentuk, bisnis yang kamu kerjakan pun lebih menarik hati audiens.

Meningkatkan citra diri dalam karier

Meski kamu tidak menjalankan usaha atau sebuah bisnis, personal branding dapat otomatis meningkatkan kariermu. Citra diri yang kamu ciptakan berpeluang memperlebar kesempatan karier lebih luas. Bahkan, jangan kaget kalau tiba-tiba ada perusahaan mengontakmu karena tertarik dengan pengalamanmu.

Baca Juga: Vito Hanif: Switch Career dari Utak-Atik Mesin Jadi Olah Strategi Marketing

Tipe personal branding

Contoh tipe personal branding‍

Sebelum beranjak ke contoh personal branding, kamu perlu memahami beberapa komponen atau tipe citra diri yang bisa kamu buat. Ini bisa jadi cara untuk belajar membangun personal branding kamu sendiri:

Profil LinkedIn

Personal branding dalam media sosial LinkedIn menjadi hal paling umum untuk kamu ketahui. Saat berkarier, citra profesionalmu harus tercermin dari LinkedIn ini. Pasalnya, ribuan orang atau bahkan perusahaan dapat mengenalmu lewat profil LinkedIn tersebut. Poin-poin penting yang mesti kamu perhatikan saat membuat profil LinkedIn antara lain:

  • Pastikan gambar profilmu sifatnya profesional dan mewakili bidang karier yang kamu tekuni. Andai kamu seorang trainer, cobalah menggunakan foto yang menunjukkan kamu sedang pada aktivitas training. Ingat, kesan pertama dalam sebuah foto itu penting.
  • Optimalkan isi headline. Usahakan bukan hanya sekadar jabatan dan perusahaan saja, melainkan juga kalimat singkat yang mewakili passion atau minatmu.
  • Maksimalkan summary sebaik mungkin. Buatlah maksimal tiga kalimat yang berisi bidang keahlian atau profesi yang kamu tekuni. Boleh juga menyertakan informasi tambahan berupa kontak pada akhir kalimat, misalnya situs website ataupun media sosial.
  • Tampilkan beberapa konten visual dalam LinkedIn. Belakangan ini, pengguna LinkedIn sangat menikmati konten visual yang tak cuma menarik, tetapi juga edukatif. Jadi, pastikan kamu menyiapkan konten yang berguna dan memberi manfaat ke pengguna lain.

A positioning statement

Menurut HubSpot, a positioning statement secara ringkas menjawab pertanyaan “Kamu ini bicara tentang apa?” begitu seseorang melihat kamu. Dalam hal ini, ingat bahwa a positioning statement bukan hanya bicara tentang dirimu. Kamu mesti “menjual” value yang justru lebih bermanfaat buat orang lain.

Berikut salah satu contoh a positioning statement dari Richard Branson (founder Virgin Group) yang tercantum dalam profil LinkedIn-nya:

Founder of the Virgin Group, which has gone on to grow successful businesses in sectors including mobile telephony, travel and transportation, financial services, leisure and entertainment and health and wellness. I'm a tie-loathing adventurer, philanthropist and troublemaker, who believes in turning ideas into reality. Otherwise known as Dr Yes!

Dari contoh tersebut, lima rambu-rambu penting dalam membuat a positioning statement antara lain:

  • Ringkas dan mudah dipahami
  • Perbanyakan penggunaan kata kerja daripada kata benda
  • Hindari terlalu sering menggunakan kata-kata yang terkesan menggurui
  • Hindari memasukkan jargon bisnis atau perusahaan

Profil SEO-friendly

Memikirkan untuk membuat profil pada media sosial yang SEO-friendly bisa juga menjadi pilihan. Zaman sekarang, menguasai SEO itu penting. Memastikan kamu mudah ditemukan secara online, terlebih muncul pada halaman pencarian, tentu dapat memperbesar kesempatan karier lebih baik.

Oleh sebab itu, sesekali melakukan riset kata kunci tidak ada salahnya. Jangan hanya mencari kata kunci yang relevan dengan diri kamu, tetapi juga kata kunci yang lebih sering audiens cari. Kata kunci tersebut bisa terkait dengan jenis bidang industri, jabatan, dan lain-lain.

Saat kamu sudah menentukan satu atau dua kata kunci, masukkan kata kunci tersebut ke dalam profil LinkedIn, Twitter, Instagram, blog, dan lain-lain. Ingat, cobalah untuk memasukkannya secara natural. Jangan menyebarkan banyak kata kunci tanpa paham konteksnya.

Sudut pandang unik

Apa yang kamu tuliskan atau katakan serta bagaimana cara kamu menyampaikannya, dapat mendefinisikan dirimu ke audiens. Kamu tidak akan terlihat menonjol ketika personal branding milikmu tak jauh berbeda dengan orang lain. Maka, inilah pentingnya memiliki sudut pandang unik.

Misalnya, orang yang berprofesi sebagai penulis itu banyak. Andai kamu seorang penulis, kamu mesti meramu personal branding agar pribadimu terlihat berbeda dan lebih menarik. Aspek yang bisa membedakan itu beragam, entah itu jenis tulisanmu, gaya storytelling-mu, komunikatif atau tidaknya kamu dengan audiens, dan lain-lain.

Untuk memperoleh sudut pandang unik, cobalah untuk menjawab pertanyaan panduan berikut ini:

  • Bagaimana cara kamu menggambarkan dirimu dalam tiga sampai lima kata saja?
  • Apakah nada bicaramu cenderung santai atau formal?
  • Nilai atau kekuatan apa yang kamu miliki dan kebanyakan orang lain tidak memilikinya?
  • Nilai apa yang hendak kamu tawarkan ke audiens?

Konsistensi memproduksi konten

Saat empat hal sebelumnya sudah kamu lakukan, kamu pun siap membangun citra lewat konten. Rutin mengunggah konten menjadi sarana terbaik buatmu berkoneksi dengan audiens. Bentuk konten sendiri beragam, bisa artikel, video, infografis bentuk carousel, dan lain-lain.

Agar audiens makin mengenalmu, kunci paling penting adalah konsistensi memproduksi konten. Jangan terlalu mencemaskan soal bagus tidaknya ataupun jumlah likes yang kamu terima. Kembalilah pada prinsip bahwa kamu harus memberikan value atau nilai ke audiens.

Konsisten di sini maksudnya bukan berarti harus setiap hari. Tentukan saja frekuensi waktu yang masih masuk akal untuk kamu jalani. Misalnya, seminggu sekali, sebulan dua kali, dan lain-lain.

Baca Juga: Detri: Skill, Passion, dan Karir Baru jadi SEO Spesialis

Contoh personal branding

Gimana nih Teman Belajar, sudah mulai punya bayangan mengenai personal branding? Biar makin jelas, yuk simak beberapa contoh personal branding berikut ini. Siapa tahu bisa kamu adaptasikan ke media sosial!

Liz Ryan

Sebagai seorang founder dan CEO dari Human Workplace, Liz Ryan kerap membagikan konten untuk pencari kerja dan pemimpin. Unggahan Liz Ryan di LinkedIn banyak berfokus pada saran seputar karier yang sifatnya membuka wawasan.

Meski terkadang memasukkan unsur soft selling agar audiens membeli bukunya, Liz Ryan konsisten memberikan value penting ke audiens. Ini menjadi salah satu contoh personal branding yang bisa kamu tiru nih!

Salah satu unggahan konten Liz Ryan‍

Cristina Mittermeier

Cristina bukan hanya seorang marine biologist, melainkan juga fotografer dan merangkap sebagai founder organisasi konservasi laut SeaLegacy. Dalam berbagai unggahannya di LinkedIn, Cristina banyak menonjolkan kemampuannya sebagai ilmuwan. Agar lebih menarik audiens, Cristine melakukan edukasi tentang kelautan lewat cerita visual.

Dia juga kerap membagikan artikel, campaign, podcast, ataupun gambar yang relevan bagi audiens. Lewat personal branding-nya, Cristina berharap para audiens lebih sadar dan peka akan pentingnya menjaga laut.

Unggahan video di LinkedIn Cristina Mittermeier‍

Katie Burke

Katie Burke adalah seorang Chief People Officer di HubSpot. Salah satu contoh personal branding yang unik dari Katie adalah tidak hanya rutin membagikan kontennya sendiri. Katie konsisten berinteraksi dengan audiens, baik itu pengikut, pelanggan HubSpot, hingga karyawan HubSpot.

Dengan cara tersebut, Katie menonjolkan citra diri sebagai pemimpin yang dekat dengan karyawan. Pilihan Katie untuk memperbanyak interaksi dengan audiens juga membuat personal branding-nya makin baik. Para pengikutnya pun merasa lebih dekat dengannya, sekalipun tidak pernah bertatapan langsung.

Aktivitas interaksi Katie di LinkedIn‍

Sean Ogle

Setelah tiga contoh personal branding sebelumnya berasal dari media sosial LinkedIn, sekarang kamu dapat belajar contoh dari sebuah website. Sean Ogle merupakan pebisnis online yang menawarkan jasa konsultasi bisnis.

Dalam website Location Rebel, Sean Ogle sering membagikan artikel-artikel yang berisi perjalanannya sebagai pebisnis. Pada salah satu artikelnya yang berjudul “Hi, My Name is Sean”, dia memberikan 35 fakta menarik perihal dirinya yang cukup menarik minat audiens.

Cara Sean Ogle dalam membangun personal branding di website-nya memang unik. Tulisan-tulisannya begitu otentik, jujur, dan terbuka.  Dengan storytelling yang mengalir, audiens seperti diajak mengenal langsung sosoknya. A positioning statement pada bio-nya pun menarik: I help people build small businesses they can run from anywhere.

Website dari Sean Ogle‍

Aryn Landes

Sebenarnya banyak platform bisa kamu gunakan untuk membangun citra diri. Contoh personal branding berikutnya datang dari Aryn Landes, seorang designer graphic. Aryn memanfaatkan Dribble untuk menciptakan personal branding-nya.

Dribble sendiri merupakan jenis platform yang biasa para desainer pakai untuk membagikan hasil karya mereka. Lewat akun Dribble-nya, Aryn mengunggah beberapa karya yang menunjukkan citra dirinya. Dari tone warna dan jenis ilustrasi yang Aryn bagi, orang-orang dapat melihat personal branding-nya seperti apa.

Cara ini bisa kamu tiru jika menekuni industri kreatif. Lewat Dribble, kamu dapat menunjukkan hasil karya sekaligus memperbesar peluang menjaring klien. Bahkan, tidak jarang pula beberapa rekruter sengaja berkunjung ke Dribble untuk mencari talent terbaik.

Dribble Aryn Landes‍

Carol Tice

Contoh terakhir hadir dari seorang freelance writer bernama Carol Tice. Dia memiliki blog pribadi yang menjadi wadah untuk hasil tulisan atau artikelnya. Portofolio pada blog tersebut juga menampilkan kerja samanya dengan berbagai brand, misalnya Forbes, American Express, dan lain-lain.

Keberadaan blog pribadi dapat menjadi pilihan bagi para freelancer untuk menonjolkan karya. Bahkan, membangun personal branding pun dapat juga melalui blog tersebut. Lewat jenis dan hasil tulisan yang ada, audiens dapat melihat citra khas seorang penulis.

Blog pribadi Carol Tice‍

Kesimpulan

Personal branding merupakan sebuah citra yang memproyeksikan seseorang ke audiens, baik itu kepribadian, keterampilan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam dunia kerja, memiliki personal branding yang baik dapat meningkatkan peluang atau kesempatan karier yang bagus. Oleh sebab itu, penting banget buat kamu menciptakan personal branding sendiri.

Saat mempunyai personal branding yang menarik, kamu dapat terlihat lebih menonjol dari orang lain. Audiens dapat mengingatmu dengan lebih mudah. Selain itu, belajar membangun personal branding sangat bagus sebagai modal dalam membangun sebuah bisnis juga lho.

Personal branding bisa kamu ciptakan di mana saja. Zaman sekarang orang-orang lebih banyak memanfaatkan keberadaan media sosial, misalnya LinkedIn, Instagram, TikTok, dan lain-lain. Yang penting untuk kamu catat adalah membuat profil yang ringkas, miliki sudut pandang unik, serta harus konsisten dalam membuat konten.

Banyak contoh personal branding yang bisa kamu temukan di media sosial. Coba eksplorasi diri kamu dan temukan wadah paling tepat buat bangun personal branding-mu ya! Boleh juga kalau kamu tertarik ikut kelas personal branding spesial dari Belajar Lagi, tunggu update-nya di website dan Instagram!

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Related Blog

Jadilah yang pertama tahu

Langganan Newsletter Kami

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.