7+ Contoh Jawaban Metode STAR Sukseskan Interview

Ayu Novia
8 Min Read
Published:
November 5, 2025
Updated:
November 5, 2025

Metode STAR adalah metode komunikasi terstruktur yang bisa kita gunakan ketika mengikuti interview kerja. Pernah nggak kamu ikut interview dan merasa penyusunan jawabanmu masih kurang sistematis? Apalagi, kalau pertanyaan tersebut udah menyangkut case study atau pengalaman kamu menghasilkan sesuatu di tempat kerja sebelumnya.

Kali ini, kita akan bahas metode STAR dan pengaplikasiannya supaya interview makin sukses dan lancar. Kira-kira, apa saja yang perlu kamu tahu soal metode rapi yang satu ini?

Metode STAR Dalam Interview

STAR merupakan akronim dari Situation, Task, Action, dan Result. Biasanya, tipe STAR method dipakai untuk menerangkan pertanyaan perilaku. Dengan metode ini, kita bisa menjawab pertanyaan berdasarkan konsep menarik, terstruktur, dan cara tersendiri untuk menangani situasi tertentu di tempat kerja.

Jawaban yang diberikan akan membantu recruiter menilai pengalaman, value, kepribadian, serta cara kerja di posisi yang dilamar. Yang tricky dari metode menjawab dengan STAR adalah kemampuan untuk mengingat detail riwayat kerja profesional dan menyampaikannya sesuai konteks yang diminta.

Ketika mempersiapkan diri untuk interview, siapkan ekspektasi untuk pertanyaan yang butuh jawaban metode STAR. Umumnya, pertanyaan yang diajukan berupa:

  • “Boleh dong, ceritakan ketika…”
  • “Pernahkah Anda sebagai… menghadapi…”
  • “Bisa jelaskan situasi ketika…?”

Menjawab Pertanyaan Menggunakan Metode STAR

Menjawab Pertanyaan Menggunakan Metode STAR

Situation

Siapkan latar cerita yang spesifik mengenai situasi atau tantangan yang telah kamu hadapi. Berikan dalam dua sampai tiga kalimat penting yang merepresentasikan case study tersebut, baik di bidang kerja, project akademis, atau kegiatan volunteer.

Luangkan waktu sesedikit mungkin pada bagian ini supaya recruiter bisa menilai efektivitasmu. Selebihnya, interviewer lebih cenderung membobotkan nilai pada tindakan yang kamu ambil serta hasil yang dicapai.

Task

Jelaskan tanggung jawab atau peran yang kamu punya di situasi tersebut. Tentukan sejak awal satu atau dua poin utama yang paling menggambarkan tanggung jawabmu di bidang tersebut. Sama seperti situasi, pastikan waktu yang dipakai untuk pemaparan nggak terlalu lama dan straight to the point.

Action

Sekarang, waktunya kamu menjelaskan tindakan spesifik untuk meng-handle tantangan yang ada. Identifikasi serta sampaikan beberapa langkah paling masuk akal, benar-benar dipraktikkan, dan berpengaruh terhadap result yang positif. 

Walau kamu menggunakan case study yang sifatnya atas nama tim, nggak perlu sungkan untuk memakai kata “saya” supaya kontribusimu bisa tersampaikan sejelas mungkin. Pastikan kamu bisa mendeskripsikan action secara detail dan gamblang supaya recruiter juga menilai kecocokanmu dengan posisi yang dimaksud. 

Result

Merupakan objektif yang menjelaskan outcome dan impact yang dihasilkan dari cara kerja kamu di situasi tertentu. Inilah bagian evaluasi dan rangkuman dari hal-hal yang sudah disampaikan lebih dulu di awal. Melalui struktur result, kamu bisa terangkan hal berikut:

  • Hal yang kamu pelajari dari suatu tantangan atau masalah
  • Caramu berkembang lewat situasi tersebut
  • Alasan kamu bisa jadi lebih tangguh berkat pengalaman yang baru saja terlewati

Persiapan Sebelum Menggunakan Metode STAR

1. Lakukan review dan siapkan dua jawaban

Kita perlu aware kalau interview bisa menghadapkan kamu dengan lebih dari satu pihak di perusahaan. Tentu, kita mau menghindari jawaban yang sama untuk dua user yang berbeda, kan? Paling nggak, siapkan masing-masing dua jawaban untuk tiap pertanyaan STAR method. 

Beberapa contoh pertanyaan yang Tim Belajarlagi compile ini bisa membantu kamu:

  • Apa pencapaian terbesar dalam karier Anda?
  • Ceritakan tentang kegagalanmu. Bagaimana cara kamu mengatasinya?
  • Ceritakan ketika Anda harus menghadapi konflik dengan anggota tim atau lintas departemen lainnya
  • Situasi high-pressure seperti apa yang pernah kamu alami? Bagaimana kamu menanggapinya?
  • Ceritakan saat kamu harus menyelaraskan para stakeholders ketika ada keputusan urgent yang harus diambil
  • Jelaskan masalah strategis yang harus Anda hadapi di posisi sebelumnya

2. Selaraskan pencapaianmu dengan role yang dilamar

Saat kamu memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan yang umum, gunakan keyword yang spesifik serta hubungkan job description yang tertera di bagian kualifikasi.

Dengan menghubungkan dua hal ini, kita bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan demand di perusahaan tersebut sambil menonjolkan kemampuan personal. Nggak menutup kemungkinan juga kalau kamu bakal jadi top candidate lewat praktik kolaborasi dan analisis di tahap interview.

3. Highlight keunikan pengetahuan, skill, dan expertise-mu

Selagi menyiapkan jawaban, siapkan juga skill yang bisa membuatmu lebih unik ketimbang kandidat lain. Unique value ini bisa berasal dari pekerjaanmu sebelumnya, latar belakang pendidikan, atau pengalaman individu.

Misalnya, salah satu case study dari Tim Belajarlagi yang jurusan kuliah dan bidang kerjanya saat ini cukup berbeda jauh. Melalui latar belakang ini, dia bisa menceritakan value untuk belajar dan beradaptasi secara mandiri untuk meningkatkan capability-nya.

Kamu juga bisa menyusun hubungan antara skill dengan value yang dihasilkan dalam bentuk bullet list. Contohnya sebagai berikut:

4. Tulis jawabanmu dan baca dengan percaya diri

Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan level percaya diri dan kesuksesan interview metode STAR adalah berlatih sejak awal. Tuliskan peluang jawaban yang akan kamu lontarkan kepada recruiter.

Dengan menuliskannya, kamu akan lebih siap mengartikulasikan skill secara lancar dan jelas. Kamu juga bisa menambahkan keunikan yang ditekankan sehingga menarik perhatian selama sesi interview berlangsung.

5. Siapkan talking points untuk pertanyaan tidak terduga

Salah satu case yang nggak bisa dihindari adalah jika pertanyaan yang kamu siapkan berbeda dengan yang diberikan ketika hari-H. Jangan panik, ya! Pegang baik-baik talking points yang sudah kamu pelajari sebelumnya.

Kamu hanya perlu persiapan untuk melakukan modifikasi kemudian hubungkan dengan pertanyaan yang kamu terima. Gunanya untuk mengasah keterampilan berpikir kritis ditengah kondisi yang mengharuskan tindakan secara spontan, namun terukur.

Baca juga: Six Thinking Hats: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menerapkan

Contoh Jawaban Pertanyaan Metode STAR

1. “Ceritakan situasi ketika Anda dihadapkan pada suatu konflik”

Situation:
Sebagai Global Project manager, saya memimpin tim lintas fungsi yang terdiri dari engineer, designer, dan marketing dengan latar belakang budaya yang beragam. Saat itu, kami mengalami miskomunikasi selama fase app testing dan cukup menghambat delivery time ke klien.
Task:
Disinilah peran saya untuk mengatasi konflik tersebut supaya delivery bisa dilakukan secara on-time.
Action:
Di awal, saya berupaya mendengarkan kendala tim secara aktif untuk memahami perspektifnya masing-masing. Saya mulai menyadari bahwa miskomunikasi terjadi karena adanya istilah “platform” dan pemahaman yang berbeda mengenai hal ini.
Dengan kemampuan saya yang fasih di lima bahasa, saya mengelaborasikan situasi tersebut sebagai bentuk solusi atas communication gap. Berangkat dari pengertian yang sejalan, saya ciptakan environment dan mapping atas problem solving secara jelas. Selain itu, saya melakukan rearrangement sistem kerja yang tetap sesuai dengan target deadline.
Result:
Melalui komunikasi yang efektif dan pemahaman budaya, saya berhasil menyelesaikan konflik dan membantu tim memulihkan momentum dengan cepat. Project ini selesai tepat waktu dan sesuai budget, sekaligus menunjukkan value inklusivitas dalam kerja tim global.

2. “Ceritakan situasi ketika kamu harus mengambil keputusan penting dalam waktu singkat!”

Situation:
Sebagai Marketing Lead di sebuah perusahaan FMCG, saya menghadapi situasi ketika salah satu influencer untuk campaign product launching yang tiba-tiba membatalkan kerja sama H-2 sebelum acara berlangsung. 
Campaign ini sudah dipromosikan secara masif di berbagai channel digital sehingga cancellation tersebut berpotensi menurunkan engagement dan merusak momentum launching.
Task:
Saya harus mencari solusi cepat untuk menggantikan influencer tersebut agar campaign tetap berjalan sesuai jadwal, tanpa mengorbankan brand image maupun ROI dari campaign yang sudah direncanakan.
Action:
Saya segera melakukan rapid assessment bersama tim untuk mengevaluasi influencer alternatif dari database internal yang memiliki kesamaan value dan audience profile
Dalam waktu empat jam, saya memutuskan untuk menggandeng micro-influencer dengan engagement rate tinggi dan genuine audience. Saya juga melakukan adjustment pada konten brief agar tetap selaras dengan tone of voice brand namun masih masuk dengan gaya influencer tersebut. 
Selain itu, saya bernegosiasi langsung dengan manajemen influencer agar proses kontrak bisa diselesaikan dalam satu hari.
Result:
Campaign berhasil berjalan tepat waktu dan bahkan melampaui ekspektasi. Engagement rate meningkat 20% lebih tinggi dibanding KPI awal. 
Selain itu, keputusan cepat ini menciptakan standar baru dalam proses risk mitigation influencer campaign di perusahaan kami dan kemudian diadopsi menjadi standard contingency protocol untuk project berikutnya.

3. “Ceritakan situasi ketika Anda menghadapi penurunan performa tim”

Situation:
Sebagai Store Manager, saya menyadari adanya penurunan performa signifikan selama Q3. Penjualan menurun 15%, tingkat absensi meningkat, dan semangat kerja divisi saya cukup menurun. Setelah saya observasi, salah satu penyebabnya adalah perubahan sistem insentif baru yang dianggap tidak adil oleh staf.
Task:
Saya harus menemukan cara untuk memulihkan semangat kerja tim dan mengembalikan performa penjualan tanpa mengubah kebijakan perusahaan secara langsung.
Action:
Saya memulai dengan forum terbuka untuk mendengarkan masukan staf secara langsung. Dari situ, saya menemukan bahwa masalah bukan hanya pada nominal insentif, tapi juga kurangnya transparansi dan apresiasi non-materiil. 
Saya membuat “Recognition Board” untuk menampilkan pencapaian setiap anggota tim dan membangun sistem mini reward poin yang bisa ditukar dengan coffee voucher.
Selain itu, saya melakukan coaching mingguan untuk membantu mereka mencapai target individu dengan lebih realistis.
Result:
Dalam satu bulan, semangat kerja meningkat terlihat dari penurunan absensi sebesar 30% dan peningkatan sales sebesar 12%. Program apresiasi ini kemudian direplikasi oleh tiga cabang lain sebagai best practice untuk menjaga team engagement ketika terjadi perubahan kebijakan.

4. “Ceritakan situasi ketika Anda menghadapi kendala teknis dalam proyek penting”

Situation:
Sebagai Software Engineer di startup fintech, saya bertanggung jawab atas sistem digital payment development yang akan launching dalam waktu tiga minggu. Di tengah prosesnya, server utama mengalami crash akibat lonjakan traffic simulation sehingga terjadi kehilangan sebagian data transaksi dan menghambat seluruh proses QA.
Task:
Saya perlu memulihkan data, menstabilkan sistem, dan memastikan launching sesuai jadwal tanpa mengorbankan data safety milik user.
Action:
Saya segera mengoordinasikan task force kecil yang fokus pada data recovery dan menganalisis core problem-nya. Kami menerapkan rollback system sementara lalu memperbarui arsitektur database dengan sistem auto-backup berbasis cloud. 
Saya juga membuat stress-test protocol baru untuk mengantisipasi lonjakan trafik serupa di masa depan. Untuk menjaga komunikasi, saya memberikan update rutin setiap 6 jam kepada manajemen agar seluruh pihak mendapatkan update progres dari mitigasi tersebut.
Result:
Dalam waktu 48 jam, sistem berhasil dipulihkan tanpa kehilangan data penting. Project launch berjalan sesuai timeline dan performa sistem meningkat hingga 40% lebih stabil dibanding versi sebelumnya.

5. “Ceritakan situasi ketika Anda menghadapi perubahan besar dalam pekerjaan”

Situation:
Sebagai HR Officer di perusahaan teknologi, saya menghadapi tantangan besar ketika perusahaan melakukan restrukturisasi dan memutuskan untuk mengadopsi sistem kerja hybrid. Banyak karyawan merasa bingung dan khawatir terjadi miskomunikasi dan penurunan produktivitas.
Task:
Saya perlu meng-handle transisi supaya sistem kerja hybrid berjalan lancar dan karyawan tetap merasa terkoneksi serta termotivasi dengan baik.
Action:
Saya memulai dengan membuat Hybrid Transition Framework yang mencakup panduan komunikasi, jam kerja fleksibel, dan reporting system yang lebih transparan.
Kemudian saya menyelenggarakan virtual onboarding dan weekly wellness check-in agar manager bisa memantau kondisi tim. Saya juga membuat Employee Support Channel di Slack untuk membantu menjawab pertanyaan teknis atau administratif secara cepat.
Result:
Dalam tiga bulan, tingkat kepuasan karyawan meningkat dari 72% menjadi 89%, dan turnover rate turun 10%. Model kerja hybrid yang awalnya dianggap berisiko justru meningkatkan produktivitas.

6. “Ceritakan saat Anda harus menangani konflik dengan anggota tim atau antara tim Anda dengan tim lintas fungsi lain.”

Situation:
Sebagai Brand Manager di sebuah perusahaan FMCG, saya pernah menghadapi konflik antara tim marketing dan tim sales. Marketing ingin menunda peluncuran produk baru untuk memperkuat positioning dulu lewat digital campaign, sementara tim sales mendesak launching activation yang lebih cepat untuk mendahului launching plan kompetitor.
Task:
Tugas saya adalah menjembatani perbedaan pandangan tersebut agar kedua tim tetap berkolaborasi dengan baik sesuai strategy deck yang telah disepakati bersama.
Action:
Saya memfasilitasi joint alignment meeting untuk memetakan kepentingan kedua belah pihak secara terbuka. Saya menampilkan data market research yang menunjukkan bahwa awareness terhadap kategori produk masih rendah sehingga digital campaign harus tetap berjalan untuk membangun awareness lebih tinggi. 
Namun, saya juga menyetujui soft launching activation di wilayah tertentu agar tim sales bisa mulai bergerak lebih cepat. Saya memimpin pembuatan timeline yang mengombinasikan objective promosi dan sales target di Q2.
Result:
Soft launch berhasil mencapai 70% target penjualan dalam dua minggu pertama dan awareness publik meningkat secara bertahap ketika grand launching berlangsung. Kedua tim akhirnya sepakat bahwa kolaborasi dan keputusan berbasis data jauh lebih efektif dibandingkan saling mempertahankan ego.

7. Ceritakan saat Anda menggunakan data untuk mengambil keputusan.

Situation:
Sebagai Performance Marketing Analyst di perusahaan e-commerce, saya bertanggung jawab memantau performa ads campaign dan suatu kali terjadi penurunan ROI di Meta Ads, padahal iklan terkait punya budget paling besar.
Task:
Saya harus mencari tahu akar masalah penurunan performa tersebut dan merekomendasikan data-driven decisions agar efisiensi iklan bisa kembali optimal.
Action:
Saya melakukan data deep dive menggunakan Google Data Studio dan Meta Business Suite untuk menganalisis tren CTR, CPC, dan conversion rate. Dari analisis tersebut, saya menemukan bahwa audiens kami terlalu luas sehingga terjadi creative fatigue pada iklan yang sudah berjalan lebih dari 30 hari.
Saya melakukan segmentasi ulang audiens berdasarkan behavior dan usia, serta mengganti creative visual dengan aset baru yang disesuaikan dengan masing-masing segmen. 
Saya juga memindahkan sebagian budget ke placement yang memiliki conversion rate lebih tinggi berdasarkan historical data.
Result:
Dalam dua minggu, ROI iklan meningkat dari 2.1x menjadi 3.4x, dan biaya per konversi turun 27%. Sejak itu, tim saya mengadopsi pendekatan data-driven untuk menganalisis hal-hal yang bisa ditingkatkan pada campaign berikutnya.

8. Feedback apa yang Anda terima pada evaluasi performa terakhir, dan bagaimana Anda menindaklanjutinya?

Situation:
Dalam evaluasi performa terakhir sebagai Project Manager di perusahaan teknologi, saya menerima feedback dari atasan bahwa meskipun kemampuan strategis dan delivery saya kuat, saya cenderung terlalu fokus pada result sehingga terkadang melewatkan kesempatan untuk mengembangkan skill anggota tim junior.
Task:
Saya perlu menyeimbangkan KPI dan team development supaya kinerja kolektif ikut meningkat, paralel dengan kinerja personal.
Action:
Saya mulai dengan mengalokasikan waktu khusus setiap minggu untuk mentoring dan one-on-one coaching bagi dua anggota tim yang baru bergabung. Saya memberikan mereka kesempatan memimpin sub-project berskala kecil dan saya bertugas memantau progress-nya secara berkala.
Selain itu, saya meminta feedback setelah setiap proyek selesai untuk memastikan efektivitas leadership style saya adaptif terhadap kebutuhan setiap staf.
Result:
Dalam tiga bulan, kedua anggota tim tersebut berhasil memimpin proyek mereka sendiri dengan hasil baik sehingga mereka mengalami skill development dalam aspek team development dan leadership impact.

Baca juga: 45+ Daftar Contoh Pertanyaan Interview dan Jawabannya

Kesimpulan

Metode STAR adalah strategi interview yang bisa kamu adopsi dari sekarang. Dengan metode ini, kita diuntungkan lewat critical thinking dan problem solving skill yang semakin terasah. Selain itu, kita juga terbantu menyajikan persepsi positif di hadapan recruiter. Bahkan, metode ini juga bisa diaplikasikan untuk berbagai situasi dan kondisi, lho!

Selain melatih sesi interview, penting juga untuk perkuat CV kamu lewat program sertifikasi CertiHub by Belajarlagi. Melalui program ini, tentukan dan ikuti sendiri program yang berpotensi naikkan impression kamu sekaligus hard skill di bidang kerja terkait. Konsultasinya gratis, segera daftarkan dirimu sekarang!

#
Karir
#
Personal Development
Belajarlagi author:

Ayu Novia

A Strategist and Copywriter with more than 3 years in the creative industry. Passionate in data-driven writing for various niches of content.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.