Social Media Marketing: Manfaat, Strategi, Contoh

Belajarlagi Writer
8 Min Read
Published:
December 5, 2022
Updated:
July 21, 2025

Social media marketing adalah jenis pemasaran yang dilakukan di platform media sosial. Pernah nggak sih kamu penasaran, kenapa hampir semua brand rame-rame hadir di media sosial? Nah, jawabannya ada di satu istilah penting, yaitu social media marketing.

Buat kamu yang baru mulai bisnis, mahasiswa jurusan marketing, atau pemula di dunia digital, artikel ini bakal bantu kamu pelajari social media marketing, tujuan dan manfaatnya, sampai ke strategi dan contohnya. Yuk, simak selengkapnya!

Pengertian Social Media Marketing

Social media marketing adalah strategi pemasaran digital yang memanfaatkan platform media sosial untuk membangun brand, menarik audiens, meningkatkan keterlibatan (engagement), dan pada akhirnya mendorong terjadi action, baik itu pembelian, subscription, atau sekadar meningkatkan awareness.

Di balik setiap post, ada analisis target audiens, pemilihan waktu yang strategis, riset tren, tracking terhadap content performance, algoritma, dan tone of voice.

Banyak orang masih menganggap social media marketing hanya soal desain yang bagus dan caption yang catchy. Padahal, praktik nyatanya jauh lebih kompleks dengan melibatkan data-driven decision making dan pemahaman psikologi audiens.

Tujuan Social Media Marketing

1. Membangun brand awareness

Tujuan paling dasar dari social media marketing adalah mendorong lebih banyak orang kenal dengan brand kamu. Di era digital, "awareness" adalah langkah pertama sebelum "trust," dan "trust" adalah pintu menuju pembelian.

Konten organik seperti edukasi ringan, behind the scene, hingga konten human-interest bisa membentuk kesan brand yang humanis dan dekat dengan audiens. Brand awareness termasuk seberapa sering dan konsisten brand kamu muncul di momen serta audiens yang tepat.

2. Memperoleh engagement

Engagement adalah bukti bahwa audiens kamu peduli dan mau terlibat. Like, comments, share, DM, bahkan polling story adalah bentuk kecil interaksi yang bisa menguatkan koneksi emosional antara brand dan followers.

Semakin tinggi engagement, semakin besar juga peluang konten kamu didorong oleh algoritma untuk mendapatkan reach lebih luas. Engagement yang baik juga harus berkualitas dan sesuai dengan konteks suatu konten atau brand.

3. Meningkatkan traffic ke website, marketplace, atau link lainnya

Kalau kamu punya website, toko online, atau link WhatsApp katalog, maka social media bisa jadi jembatan lalu lintasnya. Strategi seperti link di bio, swipe up untuk akun tertentu, pinned post, dan CTA (Call to Action) yang persuasif bisa mendorong audiens untuk berpindah dari media sosial ke platform konversi.

Traffic dari sosial media punya kualitas berbeda karena cenderung ada potensi bounce rate lebih tinggi. Kamu harus memastikan konten di laman tujuan juga engaging dan sesuai ekspektasi audiens dari medsos.

4. Membangun loyal community

Banyak brand besar yang sukses bukan karena iklannya paling viral, tapi karena mereka berhasil membangun komunitas. Audiens yang merasa menjadi bagian dari suatu komunitas cenderung lebih aktif, lebih loyal, dan bahkan suka jadi brand ambassador tanpa dibayar.

Contohnya, komunitas skincare, komunitas tech review, atau komunitas literasi. Ketika brand mengajak followers untuk berdialog melalui konten, muncul pertumbuhan komunitas yang terjadi secara organik.

5. Meningkatkan conversion dan sales

Yes, goal dari strategi SMM tetaplah berupa bisnis, konversi dan penjualan. Konsumen bisa mengenali produk atau jasa dulu dari konten edukasi, percaya setelah lihat testimoni, baru kemudian beli ketika ada trigger seperti diskon atau sense of urgency.

Kamu bisa bikin alur konten yang mendampingi customer journey dari awal kenal sampai repeat order. Contohnya, hari Senin waktunya posting konten edukatif, Rabu testimoni, Jumat promo, Minggu Q&A. Ulangi strategi yang sama di hari Senin.

Baca juga: 15 Jenis Konten dan Tujuannya‍

Manfaat Social Media Marketing

manfaat social media marketing

Selain karena harus adaptif di era digital, banyak bisnis besar maupun kecil menerapkan social media marketing karena bermanfaat karena bisa:

1. Menghemat Budget Marketing

Pemasaran digital tidak perlu mencetak baliho besar yang dipajang di pinggir jalan untuk meningkatkan awareness. Kamu hanya perlu membuat akun media sosial dan mengunggah konten secara gratis. Biaya pemasaran bisa dianggarkan ketika kamu perlu mengoptimalisasi untuk membeli iklan berbayar di platform media sosial (paid ads) atau membeli marketing tools sebagai pendukung.

Beda dengan iklan di TV, billboard, atau koran yang bisa menguras anggaran, SMM bisa dimulai dengan nol rupiah. Cukup modal kreativitas dan konsistensi.

Bahkan brand besar pun tetap memanfaatkan konten organik untuk menjaga eksistensinya. Faktanya, konten yang dibangun dengan narasi otentik dan storytelling yang kuat sering kali menghasilkan dampak yang jauh lebih besar dibanding iklan hard-selling

2. Efektif, Efisien, dan Menjangkau Berbagai Kalangan

Alih-alih menemukan pelanggan secara kebetulan melalui iklan konvensional seperti spanduk atau baliho, social media marketing justru dapat mengatur target iklan secara detail mulai dari umur, gender, demografi baik dalam negeri hingga luar negeri. Hasilnya, strategi marketing bisa jauh lebih efektif dan efisien.

3. Membagi Informasi Lebih Mudah dan Cepat

Lagi-lagi karena gak harus nunggu cetak dan pasang baliho yang memakan banyak waktu, memanfaatkan social media marketing bisa memungkinkan kamu untuk membagi informasi terkait bisnis baik launching produk baru, promo, ataupun kampanye pemasaran lainnya dengan lebih cepat karena akan langsung muncul di linimasa media sosial mereka. Selain itu, kamu bisa memantau, berinteraksi, serta merespon tanggapan konsumen lebih mudah dan dekat.

4. Peluang Kolaborasi yang Terbuka Lebar

Maraknya penggunaan social media marketing untuk sarana pengiklanan memunculkan metode iklan baru berupa endorsement yang melibatkan influencer atau figur publik untuk mempromosikan suatu produk. Biasanya, para influencer ini berinteraksi langsung dan lebih dekat dengan pengikutnya di kanal media sosial miliknya.Tingkat keefektifan berkolaborasi dengan para influencer ini bisa meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand hingga mencapai 92 persen. Bahkan, 44 persen konsumen dari kalangan Gen Z menyatakan bahwa mereka memutuskan untuk membeli suatu produk berdasarkan rekomendasi maupun ulasan dari influencer kesayangan mereka.

5. Akses langsung ke target market

Lewat social media, kamu bisa berkomunikasi langsung dengan orang yang benar-benar tertarik dengan produkmu tanpa perantara. Bahkan, kamu bisa tahu siapa mereka, umur, lokasi, jam aktif, jenis konten favorit, bahkan bahasa yang mereka pakai.

Kamu bisa dapat akses menuju tren algoritma dan data insight dari platform seperti Instagram, TikTok, atau Meta. Kamu bisa menguji konten, melihat siapa yang menyimpannya, berapa lama mereka menonton Reels kamu, dan dari mana mereka datang melalui informasi berbasis data.

6. Interaktif dan personal

Social media memungkinkan kamu membangun percakapan dua arah. Kamu bisa tanya pendapat lewat polling, jawab pertanyaan lewat DM, atau bahkan mention followers yang aktif.

Konsumen jadi lebih percaya karena mereka merasa didengar. Bahkan, satu comment reply bisa bikin orang jadi pelanggan loyal, lho! So, jangan main-main sama gaya komunikasi yang audience-oriented!

7. A/B test yang cepat dan fleksibel

SMM memungkinkan kamu untuk bereksperimen cepat. Mau coba headline baru? Mau tes 2 desain produk? Mau tahu lebih efektif pakai bahasa santai atau formal? Tinggal post, lihat engagement-nya, dan kamu langsung dapat feedback dari environment social media.

Social media marketing juga mendorong kamu untuk belajar dan iterasi terus-menerus melalui feedback yang real-time. Situasi ini bikin proses pengembangan brand content jadi lebih agile.

8. Membangun reputasi jangka panjang

Saat followers merasa dilibatkan, diberi value, dan tidak sekadar ditawari produk, mereka tumbuh jadi bagian dari komunitasmu. Reputasi brand juga bisa tumbuh dari bagaimana kamu merespons krisis, menyikapi kritik, atau menyampaikan empati dalam isu sosial. 

Semua bisa terlihat dari komunikasi di media sosial. Trust yang dibangun disini, jauh lebih kuat dibanding sekadar bikin konten lewat iklan konvensional.

Baca juga: Social Media Marketing Agency: Jenis Layanan, dan Tips Memilih Agensi!

Yang Dipelajari Saat Mengenal Social Media Marketing

Nah, setelah Teman Belajar mengetahui manfaat social media marketing yang penting untuk menjalankan bisnis, kamu juga perlu tahu peran dan apa saja yang dipelajari untuk menjalankan social media marketing ini.

Penggunaan media sosial untuk bisnis tentu sangat berbeda dengan penggunaan media sosial untuk pribadi. Biasanya, orang-orang yang bekerja di bidang social media marketing atau yang biasa disebut sebagai social media specialist bertanggung jawab atas keseluruhan proses kreatif untuk mengoptimalisasi saluran media sosial yang digunakan untuk berbisnis. Misalnya, bertanggung jawab mulai dari strategi konten, anggaran, riset-analisis, hingga kurasi konten yang akan naik di platform media sosial.

Jika kamu merupakan seorang pemula untuk menangani social media marketing, Teman Belajar bisa mulai mempelajari secara otodidak melalui blog. Kamu juga bisa mengikuti kursus digital marketing dan social media organic untuk mendapat materi belajar yang lebih komprehensif.

1.    Pahami gambaran umum mengenai digital marketing. Hal ini dapat membantu para social media specialist dapat melakukan riset perilaku konsumen dengan lebih mudah karena mengetahui cara menggali informasi kebutuhan maupun keinginan konsumen.

2.    Bikin akun media sosialnya. Namanya juga social media marketing hehehe, maka saluran media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, TikTok juga harus kamu miliki. Selain itu, kamu bisa mulai mengamati iklan apa saja yang muncul di linimasa mu.

3.    Ikut kursus. Elemen yang dipelajari dalam social media marketing terbilang cukup banyak. Dengan mengikuti kursus, kamu mendapatkan pengalaman belajar yang terstruktur. Jadi tak perlu bingung.

Ada banyak kursus yang bagus saat ini, salah satunya adalah Full Stack Digital Marketing dan Social Media Organic Specialization dari Belajarlagi. Kursus ini dapat membantumu untuk memahami media sosial untuk tujuan bisnis sekaligus praktek langsung untuk menjalankan kampanye iklan berbayar di Facebook dan Instagram.

4.    Peka informasi dan trend terkini. Berita, trend, data yang berubah dengan cepat membuat kamu yang menggeluti profesi satu ini harus benar-benar peka dan cepat tanggap untuk merespon isu-isu terkini yang berkaitan dengan brand atau produk layananmu. Dengan mengikuti trend dan memadukan dengan orisinalitas konten dapat membantu meningkatkan traffic ke media sosial maupun website perusahaan.

5.    Pelajari cara optimalisasi media sosial secara organik dan berbayar. Yap, media sosial hanyalah sarana pengiklanan berbasis digital. Sebagai social media specialist juga perlu untuk mempelajari tentang cara beriklan di setiap akun bisnis media sosial yang kamu gunakan.

6.    Ikuti Influencer di Media Sosial. Mengikuti influencer dengan tujuan mempelajari praktik influence mereka dapat membantumu untuk menganalisis perilaku influencer dan memilah influencer yang cocok diajak bekerja sama maupun mempelajari praktik social media marketing dalam skala besar.

7.    Pelajari bagaimana digital sales funnel bekerja. Funnel atau tahapan konsumen membeli suatu barang dari media sosial berbeda dengan funnel digital marketing secara umum. Media sosial memiliki tiga tahapan, yaitu akuisisi, penargetan ulang, serta retensi.  

social media marketing

8.    Bikin konten yang otentik dan jadwalkan dengan tepat. Makin hari di tengah puluhan juta konten yang diunggah di media sosial, orang akan mencari-cari konten yang baru, fresh, dan asli. Dampaknya, brand harus memutar otak untuk “membeli” kepercayaan pelanggan. So, pastikan memasukkan unsur orisinalitas dalam strategi marketing untuk mendapatkan kredibilitas konsumen terhadap brand maupun produkmu dan pastikan diunggah sesuai dengan tanggal berjalannya kampanye iklan mu, ya!

Kenapa Pemula Sering Gagal di Social Media?

Kenapa Pemula Sering Gagal di Social Media?

Meski media sosial terlihat sederhana dan mudah digunakan, nyatanya tidak sedikit pemula yang justru kewalahan saat mulai menerapkan strategi social media marketing. Banyak yang semangat di awal, tapi menyerah di tengah jalan karena merasa hasilnya tidak sesuai harapan. Lalu, apa sebenarnya penyebabnya?

1. Tidak Punya Strategi yang Jelas

Salah satu kesalahan paling umum adalah langsung memposting konten tanpa tahu tujuannya. Padahal, social media marketing adalah proses yang membutuhkan perencanaan matang. Tanpa strategi yang terarah, seperti menentukan target audiens, jenis konten, dan waktu posting, hasilnya pun jadi kurang maksimal.

2. Salah Memilih Platform

Setiap platform punya karakteristik dan demografi pengguna yang berbeda. Misalnya, TikTok cocok untuk konten pendek dan kreatif, sementara LinkedIn lebih fokus pada jaringan profesional. Banyak pemula yang gagal karena memaksakan konten yang tidak sesuai dengan karakter platform yang digunakan.

3. Konten Tidak Relevan atau Tidak Menarik

Konten adalah inti dari social media marketing. Sayangnya, masih banyak pemula yang hanya fokus pada promosi tanpa memberikan nilai atau hiburan untuk audiens. Konten yang terlalu “jualan” cenderung diabaikan, sementara konten yang informatif, inspiratif, atau menghibur justru lebih mudah mendapatkan perhatian.

4. Tidak Konsisten

Membangun kehadiran di media sosial butuh waktu dan konsistensi. Jika kamu hanya aktif seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali, algoritma platform bisa menurunkan jangkauan akunmu. Konsistensi dalam posting dan interaksi sangat penting agar brand kamu terus terlihat oleh audiens.

5. Mengabaikan Interaksi dengan Audiens

Media sosial bukan tempat satu arah. Banyak pemula yang hanya fokus posting, tapi lupa untuk membalas komentar, menjawab pertanyaan, atau sekadar menyapa followers. Padahal, interaksi adalah salah satu cara paling efektif untuk membangun kedekatan dan loyalitas.

Strategi Social Media Marketing

Strategi Social Media Marketing

1. Kenali target audience

Salah satu kesalahan umum dalam social media marketing adalah asumsi. Banyak brand merasa tahu siapa target pasarnya, padahal mereka belum benar-benar melakukan riset. Untuk tahu target audiensmu, kamu bisa mulai dengan pertanyaan ini:

  • Siapa yang paling sering beli produk ini?
  • Usia mereka berapa?
  • Mereka aktif di platform apa?
  • Masalah apa yang ingin mereka selesaikan lewat produk atau jasa ini?

Dari situ, kamu bisa buat persona audiens, misalnya “Sarah, 23 tahun, mahasiswa akhir yang butuh skincare affordable dan aman untuk kulit sensitif.” Strategi konten kamu akan lebih fokus dan relevan jika kamu benar-benar tahu siapa yang kamu ajak bicara.

2. Pilih platform yang sesuai

Kamu tidak harus aktif di semua media sosial. Fokus pada platform yang memang digunakan oleh target audiensmu. 

Menyesuaikan platform dengan jenis bisnismu akan menghemat waktu, energi, dan membuat konten kamu lebih efektif. Contohnya:

  • Instagram & TikTok cocok untuk produk visual seperti fashion, F&B, atau lifestyle
  • LinkedIn lebih pas untuk jasa profesional, edukasi, dan B2B
  • Twitter (X) berguna untuk real-time engagement dan diskusi topik terkini
  • YouTube cocok untuk brand dengan konten edukatif, tutorial, atau storytelling panjang

3. Buat konten yang menarik dan relatable

Konten yang bagus bukan cuma enak dilihat, tapi juga punya value buat audiens. Konten harus bisa menjawab kebutuhan mereka:

  • Edukasi (tips, tutorial)
  • Hiburan (meme, reels, relatable content)
  • Storytelling (cerita personal, kisah brand, testimoni)
  • Promo atau informasi produk

Format konten harus disesuaikan dengan platform. Di TikTok, video 10–20 detik dengan hook di awal lebih efektif untuk memancing algoritma. 

Di Instagram, carousel dengan storytelling punya performance yang kuat. Jangan lupa terapkan CTA (Call to Action) meskipun hanya berupa “like kalau kamu pernah alami ini juga!”

4. Jaga konsistensi branding

Branding yang kuat adalah brand yang konsisten. Baik dari segi visual (warna, logo, layout) maupun gaya bahasa, nada bicara, dan value yang disampaikan.

Kalau kamu brand yang menyasar Gen Z, gaya caption bisa lebih santai dan penuh referensi pop culture. Kalau kamu jual jasa hukum atau finansial, gunakan tone yang profesional, clear, dan meyakinkan.

5. Manfaatkan cara kerja insight dan analytics

Setiap platform media sosial menyediakan analytics tool. Di situlah kamu bisa tahu konten mana yang efektif, jam posting terbaik, sampai jenis konten yang sering disimpan. Beberapa metrik penting yang perlu kamu pahami berupa:

  • Engagement rate (like, comment, share, save)
  • Reach dan impression
  • Click-through rate (link di bio/story)
  • Follower growth

6. Engage is a must

Banyak brand hanya fokus broadcasting alias menyampaikan pesan satu arah, tapi lupa untuk menyenangkan audiens. 

Balas komentar, repost story user, buat polling di story, sapa followers di DM kalau sempat. Hal-hal kecil ini bikin followers merasa dilibatkan, bukan cuma ditawari barang.

Baca juga: 5 Strategi Optimasi Media Sosial

Contoh Social Media Marketing

contoh social media marketing

1. Campaign hashtag UMKM Lokal

Sebuah bisnis thrift lokal bikin kampanye #PakaiUlangBerkesan di Instagram. Strategi ini menarik karena:

  • Memanfaatkan user-generated content. Audiens diajak posting OOTD mereka pakai produk dari toko tersebut
  • Campaign ini nggak cuma jualan baju, tapi menanamkan pesan tentang gaya hidup ramah lingkungan
  • Karena pakai hashtag khusus dan di-tag oleh brand, user lain jadi tertarik kenalan lebih jauh dengan brand

2. Reels edukasi brand skincare

Brand lokal skincare membuat Instagram Reels berdurasi 15–30 detik yang menjawab satu masalah spesifik, misalnya: “Gimana cara mengatasi bruntusan di dahi?”

  • Kontennya relevan banget dengan masalah sehari-hari audiens
  • Durasinya pendek, to the point, dan shareable
  • Tidak jualan secara langsung, tapi membangun trust melalui edukasi
  • Konten seperti ini juga lebih mudah masuk Explore Page, yang artinya bisa menjangkau calon pelanggan baru

3. Threads customer news

Brand coffee shop lokal bikin thread berisi cerita lucu pelanggan yang kerja remote dari kedainya, disertai foto dan gaya bahasa khas Gen Z.

  • Narasi yang relatable, bukan hard-selling
  • Thread seperti ini bisa membangun emotional connection tanpa terkesan promosi
  • Peluang jadi viral sangat tinggi, karena model konten cerita, visual, dan punchline sangat disukai algoritma Threads
  • Efeknya bukan hanya ke awareness, tapi juga ke traffic di outlet karena bikin orang penasaran

4. TikTok product demo

Suatu UMKM jualan alat masak multifungsi lalu membuat video TikTok "Review alat masak dari Shopee yang bikin hidupku lebih mudah."

  • Tidak terlihat seperti iklan. Dibuat seolah-olah review dari teman sendiri
  • TikTok secara algoritma menyukai konten otentik dengan opening hook kuat dalam 3 detik pertama
  • Bisa viral organik tanpa sponsor, lalu di-boost pakai iklan TikTok Ads.
  • Dari sini banyak brand belajar bahwa soft-selling lebih works ketimbang hard-selling, apalagi di platform yang mengandalkan visual dan fast-paced seperti TikTok

5. Live Shopping Instagram atau TikTok

Toko pakaian lokal mengadakan sesi live seminggu sekali, menampilkan koleksi terbaru dan diskon kilat hanya untuk penonton live.

  • Audiens bisa langsung nanya detail produk hingga menciptakan rasa keterlibatan
  • Diskon terbatas membuat efek scarcity
  • Tingkat konversi bisa sangat tinggi karena interaksi real-time memicu trust lebih besar. Banyak bisnis F&B dan fashion yang meningkatkan omzet lewat strategi ini, terutama saat ada momen spesial seperti 11.11 atau payday

6. Konten interaktif polling dan Q&A

Brand minuman kekinian bikin story battle “Es Kopi Susu vs Es Matcha”. Followers diminta vote dan share hasilnya ke story. Kadang, konten seperti ini juga menginspirasi ide campaign berikutnya karena responnya langsung dari audiens.

  • Kontennya ringan, tapi bikin engagement bergerak naik
  • Bikin followers merasa dilibatkan, bukan sekadar ditawari produk
  • Bisa sekaligus riset pasar ringan, tahu mana produk yang paling disukai oleh market

7. MS Glow

contoh social media marketing MS Glow

Brand lokal MS Glow berhasil memanfaatkan fitur live streaming di Instagram dan TikTok untuk memberikan edukasi tentang perawatan kulit sekaligus mempromosikan produknya. Mereka juga rutin membagikan tips kecantikan melalui video pendek dan konten before-after yang relatable bagi target audiens. Strategi ini tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga meningkatkan interaksi secara signifikan.

8. Erigo

Erigo, merek fashion asal Indonesia, menggunakan kekuatan visual storytelling untuk membangun brand-nya di Instagram. Mereka aktif berkolaborasi dengan influencer dan menggunakan hashtag campaign yang mendorong audiens untuk ikut terlibat. Social media marketing adalah salah satu kunci keberhasilan Erigo menembus pasar luar negeri dan tampil di event internasional seperti New York Fashion Week.

9. Ruangguru

contoh social media marketing ruang guru

Ruangguru sebagai platform edukasi digital memanfaatkan TikTok dengan sangat baik. Mereka membuat konten edukatif singkat yang ringan, menarik, dan sesuai dengan gaya belajar anak muda. Dengan menyisipkan humor dan informasi yang bermanfaat, mereka mampu menarik jutaan viewers dan followers dalam waktu singkat.

10. Kopi Kenangan

Kopi Kenangan aktif memanfaatkan tren dan meme di media sosial untuk menarik perhatian anak muda. Dengan gaya bahasa yang santai dan konten yang mengikuti topik hangat, mereka berhasil membangun citra brand yang dekat dengan generasi milenial dan Gen Z. Ini membuktikan bahwa strategi sederhana pun bisa efektif asalkan sesuai dengan karakter audiens.

Tips Memulai Social Media Marketing

Gimana memulai social media marketing? Terkadang langkah awal memang lumayan berat untuk dijalani. Namun, kamu bisa memulai dengan langkah berikut:

1.   Mengetahui dan mendatangi pangsa pasar

Jualan gak harus untuk semua orang, kok! Coba mulai dari satu platform media sosial yang paling potensial untuk pengembangan bisnismu, misalnya TikTok saja atau Twitter saja. Kalau sudah berjalan lancar, kamu bisa memikirkan strategi untuk memperluas pasar melalui platform media sosial lainnya.

2.   Bikin target dan tujuan yang realistis

metode smart

Menjalankan strategi social media marketing tanpa target dan tujuan yang jelas akan berpotensi membuat kamu bingung untuk menentukan arah. Coba perjelas apa yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha melalui media sosial ini dengan metode SMART Goals. Metode tersebut merangkum target dan tujuan yang Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Timebound, sehingga target dan progres kinerja bisa terekam dengan mudah.

Contoh: Meningkatkan jumlah penjualan parfum brand X sebanyak 1.000 botol dalam Kuartal 1 tahun 2023. Ini akan dicapai dengan mengoptimalkan kampanye media sosial yang ditargetkan, yang akan mulai berjalan pada Januari 2023 dengan menggandeng 3 KOL, di tiga platform media sosial: Facebook, Twitter, dan Instagram. Karena influencer berperan besar dalam mempengaruhi keputusan konsumen baru, maka bekerja sama dengan influencer dapat meningkatkan penjualan parfum.

Dari contoh di atas, kita bisa mendedah SMART Goalnya sebagai berikut:

Specific: Meningkatkan jumlah penjualan parfum dengan mengoptimalkan kampanye media sosial bertarget.

Measurable: Meningkatkan target 1000 botol dengan mengoptimalkan kampanye di tiga media sosial yang tertarget, yaitu Facebook, Twitter, Instagram, serta menggandeng 3 influencer.

Relevant: Penggunaan KOL atau influencer untuk review produk dapat meyakinkan konsumen baru untuk membeli produk, sehingga dapat meningkatkan penjualan.

Timebound: Rentang waktu kampanye iklan untuk mencapai target tersebut selama Q1 2023 dimulai sejak Januari 2023 mendatang.  

3.   Always Listening, Always Understanding kayak Jargonnya Prudential

Tanpa interaksi, bisnismu bisa mati suri audiens media sosial gak bakalan tahu tentang produk atau jasa yang ditawarkan. Media sosial juga bukan sekadar etalase katalog untuk memajang barang dagangan.

Menjadi brand yang “customer centric” sudah menjadi keharusan, maka dari itu tingkatkan interaksi dan keterlibatan audiens yang menyenangkan melalui akun media sosial yang sedang kamu pegang. Riset McKinsey menyatakan kalau perusahaan atau bisnis yang fokus pada keinginan audiens dapat menghasilkan keuntungan ekonomi sebesar 20 hingga 50 persen, loh.

4.   Fokus pada kualitas, bukan kuantitas

Berfokus pada kualitas dan bukan hanya kuantitas saja bisa berlaku dalam banyak hal di media sosial, misalnya saja pengikut media sosial dari akun-akun aktif yang interaktif, kualitas postingan yang padat-informatif-dan menghibur, atau bahkan kualitas promosi yang sekadar naik karena promo potongan harga atau karena nilai-nilai pada promo yang kamu tawarkan.

Kendati pertumbuhan kuantitasnya lebih lambat, namun mengedepankan kualitas akan berdampak positif pada Return of Investment (ROI) dalam jangka panjang.

5.   Mulai aja dulu, tapi jangan pernah berhenti belajar ya!

Tiap platform media sosial pasti menetapkan aturan social media marketing yang berbeda-beda. Tapi jangan terlalu pusing dan khawatir, mulai saja satu per satu. Seberapa banyak dan seberapa lama kamu bekerja di bidang social media marketing ini justru mengharuskan kamu untuk mempelajari media sosial yang dinamis tersebut secara berkala.

6.   Buat Dirimu Tetap Terpapar Perkembangan Media Sosial

Setelah mengikuti kursus, praktik, bikin kampanye iklan-selesai-evaluasi, kamu perlu tetap terhubung dengan perkembangan terbaru tentang social media marketing ini. Mengingat iklim digital yang sangat dinamis, platform-platform media sosial juga mengembangkan fitur dan tools baru, selain itu algoritma yang berubah pun dapat mempengaruhi pekerjaan dan strategi di bidang social media marketing.

Untuk tetap terhubung dengan isu-isu social media marketing, melansir dari reliablesoft, kamu bisa membaca tulisan-tulisan di

  •  Social Media Examiner: Melalui website ini, Teman Belajar bisa membaca studi kasus laporan industri, mendengar podcast serta membaca artikel yang berkaitan dengan social media marketing yang mudah untuk dipelajari.
  • Marketing Land: Kalau baca postingan di web ini, kamu bisa jadi si paling up to date tentang perubahan-perubahan yang terjadi di platform media sosial.
  •  Adespresso: Adespresso menyajikan konten artikel dan panduan yang lengkap untuk menjalankan social media marketing.

Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Menerapkan Social Media Marketing

Banyak pemula yang tidak sadar telah melakukan kesalahan-kesalahan yang justru menghambat perkembangan akun media sosial mereka. Berikut beberapa kesalahan umum yang sebaiknya kamu hindari saat menjalankan social media marketing!

1. Membeli Followers atau Likes

Godaan untuk membeli followers atau likes memang besar, apalagi jika ingin terlihat “populer” secara instan. Tapi perlu diingat, angka besar tidak selalu berarti hasil yang nyata. Followers palsu tidak akan berinteraksi dengan kontenmu, dan ini bisa menurunkan performa akun di mata algoritma. Fokuslah membangun audiens secara organik, meskipun lebih lambat, tapi lebih berkualitas.

2. Terlalu Sering atau Jarang Posting

Konsistensi adalah salah satu kunci dalam social media marketing. Jika kamu terlalu sering posting dalam sehari tanpa strategi, audiens bisa merasa terganggu. Sebaliknya, jika kamu terlalu jarang muncul, akunmu akan sulit tumbuh karena kehilangan momentum. Buatlah jadwal posting yang seimbang dan sesuai dengan platform yang kamu gunakan.

3. Konten Hanya Fokus pada Jualan

Banyak pemula yang menganggap social media marketing adalah tempat untuk terus-menerus menawarkan produk. Padahal, audiens lebih menyukai konten yang memberikan nilai, seperti tips, hiburan, edukasi, atau cerita menarik. Cobalah menerapkan rumus 80:20, di mana 80% konten bersifat informatif atau inspiratif, dan hanya 20% yang langsung bersifat promosi.

4. Mengabaikan Analitik dan Evaluasi

Jika kamu tidak pernah melihat insight atau laporan performa dari kontenmu, maka kamu tidak akan tahu apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki. Setiap platform menyediakan data analitik seperti jangkauan, interaksi, hingga waktu terbaik untuk posting. Gunakan data ini untuk menyempurnakan strategi kedepannya.

5. Tidak Menyesuaikan Konten dengan Platform

Setiap media sosial memiliki karakter dan gaya bahasa yang berbeda. Konten yang cocok di Instagram belum tentu efektif di LinkedIn. Sayangnya, banyak pemula yang membuat satu konten lalu membagikannya begitu saja ke semua platform tanpa adaptasi. Padahal, menyesuaikan format dan tone konten sesuai platform bisa meningkatkan engagement secara signifikan.

Tools Social Media Marketing

Menjadi sukses di bidang social media marketing dapat menimbulkan bermacam-macam tolak ukur pencapaian. Oleh karena itu, kamu bisa melengkapi social media marketing dengan alat-alat bantu yang memahami media sosial lebih dalam.

Alat bantu analisis dan manajemen dalam media sosial (social media tracking) dapat mengakses akun media sosialmu dan menyajikan data serta analisis dari audien media sosial. Ada juga alat bantu untuk penjadwalan unggah konten. Berikut beberapa tools yang sudah kami rangkum buat Teman Belajar:

●        Google Analytics: piranti analisis web gratis dari Gooogle ini dapat membantu untuk melacak trafik pada website kamu dan mengumpulkannya untuk menyajikan laporan pengunjung. Google menyediakan video tutorial untuk menggunakan Google Analytics.  

●        Mixpanel: perangkat yang hampir serupa dengan layanan Google Analytics. is a web analytics tool similar to Google Analytics. Mixpanel menawarkan paket gratis, paket bulanan mulai dari $17 dan paket yang dipersonalisasi dengan tarif bervariasi.

●        Hootsuite: alat bantu untuk analisis media sosial dan web berbayar. Hootsuite ini cukup mumpuni untuk digunakan para pemula hingga level menengah untuk kepentingan social media marketing. Layanan analisis Hootsuite yang terintegrasi dapat menyajikan data lintas platform dengan waktu yang lebih singkat.  

●        TweetDeck: merupakan program berbasis browser yang memungkinkan pengguna untuk menge-tweet dari dan mengelola beberapa akun Twitter di satu tempat. Layanan TweetDeck ini gratis dan hanya untuk Twitter. Kemampuan manajemennya bagus untuk pemula.

Kesimpulan

Social media marketing adalah strategi marketing yang berkembang pesat saat ini. Potensi viral dan suksesnya bisa tercapai asalkan ada konsistensi, kepekaan, dan kemauan untuk trial error sampai memperoleh winning content. Praktiknya memang butuh ketekunan supaya bisa kuasai social media marketing sampai menghasilkan sales.

Sekarang, kamu bisa praktik langsung didampingi Bootcamp Social Media Organic dari Belajarlagi. Program intensif 6 minggu yang disesuaikan dengan industri media sosial masa kini. Selain akses ke komunitas, kamu bebas belajar bersama para expert sekaligus terhubung dengan para alumni! Yuk, konsultasi dan amankan seat sekarang juga!

#
Social Media
Belajarlagi author:

Belajarlagi Writer

Tim penulis Belajarlagi yang profesional dan berdedikasi untuk memberi informasi berkualitas demi Teman Belajar

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.