Flywheel Marketing: Definisi, Tahapan, dan Contohnya

Jessica Dima
8 Min Read
Published:
July 1, 2024
Updated:
July 1, 2024

Flywheel marketing belakangan ini menjadi trik pemasaran yang banyak digunakan perusahaan. Secara umum, strategi ini memang mempunyai fokus utama ke pelanggan. Itu artinya, pelanggan menjadi sentral dari semua rencana pemasaran yang hendak dilaksanakan.

Karena tujuannya untuk memahami pelanggan, maka secara tidak langsung citra dari merek pun akan banyak melibatkan konsumen. Oleh sebab itu, strategi ini juga menguntungkan perusahaan untuk membangun branding dan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang.

Untuk mendalami apa itu flywheel marketing secara lebih dalam, Tim Belajarlagi sudah menyiapkan ulasan lengkapnya nih. Mulai dari pengertian, apa bedanya dengan marketing funnel, hingga contoh penerapannya. Yuk, simak dan pelajari sama-sama!

Apa itu flywheel marketing?

Melansir dari Convert Kit, flywheel marketing adalah bentuk pendekatan pemasaran yang menempatkan konsumen sebagai pusatnya. Dalam praktiknya, pemasaran jenis berupaya menyenangkan para audiens sejak interaksi pertama. Bahkan, mengubah mereka menjadi pembeli pertama, pelanggan tetap, sampai menjadi konsumen setia.

Bagian terbaik dari strategi flywheel marketing adalah membuka kesempatan bagi pelanggan baru untuk berdatangan. Para pelanggan tetap akan dengan senang hati merekomendasikan brand ke orang lain sehingga peningkatan audiens pun terjadi cukup signifikan.

Ringkasnya, flywheel marketing dapat menciptakan relasi jangka panjang yang baik dengan pelanggan sekaligus menumbuhkan bisnis secara berkelanjutan. Dengan begitu, ada harapan bahwa bisnis akan terus berkembang hingga tahun-tahun mendatang.

Baca juga: Contoh dan Cara Branding untuk Meningkatkan Citra Perusahaan

Perbedaan Marketing flywheel vs marketing funnel

Selama ini kita tentu sudah familiar dengan strategi marketing funnel. Saluran pemasaran tradisional ini sifatnya linier. Maksudnya, punya tujuan menambahkan sebanyak mungkin orang ke saluran atas, membina yang berada di tengah, dan mengubah menjadi pelanggan di bagian paling bawah.

Dari sistem tersebut, pelanggan akan menjadi output yang diinginkan sebuah bisnis. Kelemahannya, pelanggan yang sudah menjadi output tidak lagi dilibatkan dalam model bisnis. Tidak ada sistem berkelanjutan selama tujuan bisnis sudah tercapai.

Sementara, marketing flywheel justru bertujuan membangun hubungan panjang dengan pelanggan. Bahkan, ada potensi menumbuhkan loyalitas tinggi. Strategi ini menawarkan sebuah sistem yang terus melingkar tanpa pernah berhenti.

Agar lebih mudah membayangkan, berikut tabel yang menunjukkan perbedaan pemasaran flywheel dengan pemasaran corong:

perbedaan flywheel marketing dan marketing funnel

Source : Hubspot, flywheel marketing

Untuk membandingkan dua strategi pemasaran tadi, ingatlah tiga hal ini:

  • Marketing funnel mengharuskan sebuah bisnis konsisten membuat konten dari awal untuk menarik audiens baru, sementara flywheel marketing berpedoman pada audiens yang sudah ada.
  • Kesuksesan marketing funnel bergantung pada jangkauan dan algoritma media sosial, sementara pemasaran flywheel mendapat keuntungan dari jangkauan bisnis sekaligus jangkauan pelanggan baru.
  • Fokus marketing funnel lebih ke mengejar angka dan pertumbuhan, sementara pemasaran flywheel memperoleh peningkatan pendapat dari pelanggan yang sebelumnya sudah ditarik dan dipelihara.

Baca juga: Perbedaan Marketing vs Sales: Beda Peran, Satu Tujuan!

Tahap-Tahap flywheel marketing

Dengan menempatkan pertumbuhan pelanggan menjadi pusatnya, pemasaran flywheel mempunyai tiga tahapan utama: attract, delight, dan engage. Berikut penjelasan selengkapnya:

tahap flywheel marketing

1. Attract

Langkah awal flywheel marketing adalah attract, yakni menarik prospek alias calon pelanggan sebanyak mungkin. Prospek tersebut tidak bisa sembarangan, melainkan harus relevan dengan target market yang sebelum sudah ditentukan. Tujuannya agar prospek yang datang lebih mudah dikonversi.

Bagaimana cara untuk menarik prospek yang paling potensial? Selama ini beberapa perusahaan memilih melakukan pemasaran lewat media sosial, video, ataupun konten tulisan yang edukatif dan menarik di website.

2. Engage

Ketika calon pelanggan sudah hadir, langkah berikutnya adalah langsung melibatkan mereka dengan memberikan informasi lebih penting. Contohnya, perusahaan bisa mulai memberikan konten tipis-tipis mengenai produk atau layanan yang ditawarkan.

Interaksi antara brand dengan pelanggan adalah kunci penting dalam tahap engage ini. Perusahaan mesti aktif membalas komentar atau pesan dari pelanggan. Pilihan untuk mengirimkan newsletter secara rutin dapat juga menjadi opsi untuk menjaga keberlanjutan hubungan dengan pelanggan.

3. Delight

Langkah terakhir ini menjadi pembeda jelas dengan marketing funnel. Keterlibatan dengan pelanggan yang sudah dijaga sebelumnya akan tetap dilakukan. Tujuan dari delight adalah memberikan up selling ke pelanggan.

Dalam hal ini, brand akan berkolaborasi dengan pelanggan untuk memberikan review ataupun dalam bentuk user-generated content lainnya. Cara ini jauh lebih efektif juga untuk menarik pelanggan baru. Maka, roda dalam pemasaran flywheel pun akan terus berputar dan secara otomatis akan menghasilkan pelanggan baru pula.

Manfaat flywheel marketing

Dalam sebuah bisnis berskala besar, pemasaran flywheel dapat memberikan manfaat atau keuntungan yang cukup signifikan. Jika menjadikan strategi yang berfokus pada pelanggan, hal-hal ini bisa diperoleh perusahaan:

Prospek menjadi lebih banyak dengan kualitas yang baik pula

Rekomendasi merupakan kunci pertumbuhan pelanggan yang pesat. Orang yang sudah menikmati produk perusahaan akan dengan senang hati merekomendasikannya ke orang lain. Makin besar upaya perusahaan menyenangkan pelanggan, makin bertumbuh pula pelanggannya.

Pemasaran yang sifatnya autopilot

Sekalipun brand memilih mengurangi pembuatan konten, itu tidak akan berpengaruh besar ke jumlah pelanggan. Secara tidak langsung, pelanggan tetap akan terus menjaga momentum pemasaran. Ini akan terjadi jika tahap attract dan engage benar-benar dilakukan dengan baik.

Mempermudah rilis produk baru

Ketika pelanggan loyal sudah terbentuk, brand tentunya menjadi lebih mudah dalam merilis produk atau layanan baru. Relasi baik yang terjaga antara brand dan pelanggan akan serta merta mendorong audiens baru untuk datang dan melihat produk baru.

Strategi pemasaran flywheel semacam ini juga bisa lho diterapkan ke digital marketing. Dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, peluang untuk memperoleh keuntungan lebih tinggi ada pada digital marketing. Sayangnya, belum semua perusahaan atau bisnis mampu menjalankan digital marketing.

digital agency

Nah, Belajarlagi Digital Agency siap menjadi solusi bagi bisnis yang ingin menaikkan keuntungan lewat digital marketing. Bersama Belajarlagi Digital Agency, sudah banyak bisnis makin bertumbuh, lho.

Layanan yang disediakan mulai dari social media handling, produksi konten, digital ads, SEO handling, dan lain-lain. Untuk informasi lebih lengkap, silakan cek langsung di website Belajarlagi, ya!

Baca Juga: Apa itu Marketing? Beragam Jenis, Contoh, hingga Pentingnya untuk Bisnis

Kelebihan dan kekurangan Flywheel Marketing

Pada dasarnya, pemasaran flywheel bisa diterapkan ke berbagai jenis bisnis. Baik itu yang berupa menawarkan produk maupun layanan jasa. Yang terpenting adalah bisnis tersebut benar-benar ingin fokus ke pelanggan dan menjadikan mereka sebagai pusat dari perencanaan pemasaran.

Meski begitu, ada baiknya kita mengenali juga kelebihan dan kekurangan dari penerapan pemasaran flywheel. Bagaimana pun juga, kondisi setiap bisnis berbeda-beda. Belum lagi jika ada keterbatasan sumber daya.

Kelebihan flywheel marketing:

  • Memberikan user experience lebih baik sehingga berpotensi meningkatkan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang
  • Menguatkan corporate branding karena adanya konsistensi layanan dan interaksi dengan pelanggan
  • Menggerakkan pelanggan untuk mempromosikan brand ke orang lain sehingga menjadi pintu masuk bagi audiens baru
  • Efisiensi biaya karena hanya butuh mempertahankan pelanggan yang sudah ada daripada melakukan akuisisi pelanggan baru

Kekurangan flywheel marketing:

  • Guna mencapai hasil yang signifikan, dibutuhkan waktu yang cukup lama alias tidak bisa instan
  • Roda penjualan tidak bisa langsung berputar cepat, sering kali butuh momentum tepat di tahapan attract maupun engage
  • Kerja sama antar tim harus kuat, kurang kompetensi sumber daya bisa berpengaruh ke implementasi pemasaran flywheel
  • Harus ada analisis data kuat jika ingin strategi ini berjalan maksimal, itu artinya perusahaan mesti punya sumber daya yang bagus dan cakap di bagian analisis

Satu hal penting yang mesti kita garis bawahi adalah tidak ada hasil instan dalam pemasaran flywheel. Pasalnya, menjaga dan mengelola pelanggan memang butuh proses yang lebih lama. Maka, bisa jadi strategi ini kurang cocok bagi bisnis yang butuh berkembang cepat dalam waktu singkat.

Perusahaan yang sukses menerapkan strategi pemasaran flywheel biasanya berskala lebih besar dan sudah lebih kuat dalam finansial. Tujuan berbisnis bukan lagi sekadar mencari keuntungan tertinggi, tetapi lebih ke kepuasan pelanggan. Bahkan, pelanggan baru yang hadir pun biasanya berasal dari pelanggan lama.

Baca Juga: Apa Itu Marketing Plan? Ini Contoh dan Cara Membuatnya

Contoh penerapan flywheel marketing

Menurut Forbes, Apple menjadi salah satu perusahaan yang mampu menerapkan pemasaran flywheel di awal November 2023 dan makin kuat hingga sekarang. Seperti kita tahu, Apple dikenal sebagai perusahaan yang memang selalu fokus pada kebutuhan pelanggan. Ekosistem iOS makin kuat sekaligus populer yang mendorong makin banyak pengguna memilih menggunakan iPhone ataupun iPad.

Karena berfokus ke pelanggan yang sudah ada, Apple mendapatkan banyak konsumen baru lewat para pelanggan tersebut. Sampai saat ini, pengguna produk Apple di dunia pun terus meningkat. Tanpa perlu pemasaran yang berlebihan, produk-produk Apple selalu laris manis dicari dan dibeli.

Baca Juga: Apa sih yang Membuat Iklan Apple Catchy dan Menarik?

Selain Apple, Amazon juga merupakan contoh perusahaan yang sukses mengembangkan bisnis lewat pemasaran flywheel. Amazon menawarkan berbagai macam produk, menyediakan pengiriman cepat, serta memberikan layanan terbaik ke pelanggan. Alhasil, tingkat kepuasan pelanggan pun naik dan akhirnya mampu mendorong pertumbuhan berkelanjutan ke Amazon.

Terakhir, ada juga perusahaan software marketing terkenal bernama Hubspot yang menerapkan strategi pemasaran flywheel. Hubspot berkomitmen memberikan konten edukatif ke pelanggan, menyediakan layanan belajar, dan meningkatkan produk-produk lain. Upaya ini sukses mendatangkan basis pelanggan setia yang terus bertumbuh hingga sekarang.

Dari ketiga contoh perusahaan tersebut, kita dapat melihat bagaimana sebuah bisnis bisa makin berkembang dan bertumbuh dengan memfokuskan diri ke pelanggan. Mengikutsertakan pelanggan sebagai bagian dari strategi pemasaran ternyata bisa efektif juga, ya.

Kesimpulan

Flywheel marketing adalah teknik marketing yang mementingkan audiens untuk investasi jangka panjang. Ini dapat menjadi opsi strategi pemasaran untuk mengembangkan bisnis ke skala lebih besar. Dengan berpusat pada kebutuhan pelanggan yang sudah ada, bisnis dapat terus bertumbuh lewat rekomendasi para pelanggan. Dari situ, citra merek pun dapat makin kuat dan terbangun.

Metode marketing ini butuh waktu yang agak lama. Jadi, ada baiknya sebuah model bisnis mempelajari kelebihan maupun kekurangannya terlebih dahulu. Untuk tujuan keberlangsungan dan keberlanjutan bisnis jangka panjang, flywheel marketing masih sangat cocok buat diterapkan.

#
Marketing
Belajarlagi author:

Jessica Dima

Freelance SEO content writer yang 5+ berpengalaman menulis artikel dengan berbagai topik: pekerjaan, gaya hidup, edukasi, dan kesehatan mental. Selain SEO, ia mempunyai passion khusus pada storytelling.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.