Shift Kerja: Jenis, Aturan, dan Cara Menghitung Jam Kerja Karyawan

Ashya Ravika
8 Min Read
Published:
June 17, 2025
Updated:
June 17, 2025

Pernah penasaran kenapa ada karyawan yang kerja pagi, siang, bahkan malam? Sistem kerja seperti ini disebut shift kerja, yang membuat perusahaan bisa tetap berjalan nonstop tanpa henti. Tapi, ternyata menjalankan shift kerja nggak semudah membagi waktu, lho—banyak aturan dan perhitungan yang harus dipahami agar semua adil dan efektif.

Selain itu, memahami jenis-jenis shift dan cara menghitung jam kerjanya penting banget supaya karyawan nggak dirugikan dan perusahaan tetap taat aturan. Yuk, kita kupas tuntas soal shift kerja supaya kamu lebih paham bagaimana sistem ini berjalan!

Apa Itu Shift Kerja?

Shift kerja adalah sistem pengaturan waktu kerja di mana jam kerja karyawan dibagi menjadi beberapa periode atau giliran. Tujuan utama dari sistem ini adalah memastikan operasional perusahaan tetap berjalan tanpa henti, terutama untuk bisnis yang membutuhkan layanan 24 jam atau produksi yang tidak boleh berhenti, seperti pabrik, rumah sakit, pusat layanan pelanggan, dan lain-lain.

Dengan adanya shift kerja, karyawan tidak harus bekerja dalam jam kerja konvensional yang biasanya hanya berlangsung pada siang hari. Sebaliknya, mereka bekerja dalam jadwal yang sudah diatur, bisa pagi, siang, malam, atau bahkan jadwal bergantian. Sistem ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia agar bisa memenuhi kebutuhan operasional sesuai waktu yang dibutuhkan.

Selain itu, shift kerja juga memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan tenaga kerja. Dengan pembagian shift yang tepat, perusahaan dapat menghindari kelelahan karyawan akibat jam kerja yang terlalu panjang dan sekaligus menjaga produktivitas tetap maksimal. Namun, penerapan sistem shift juga perlu memperhatikan aturan dan hak karyawan agar tetap adil dan sesuai dengan regulasi ketenagakerjaan.

Baca juga: Kerja Part Time: Definisi, Contoh-contoh, dan Aturannya

Dampak Menerapkan Shift

Menerapkan sistem shift kerja memang punya banyak keuntungan bagi perusahaan, terutama dalam menjaga kelangsungan operasional selama 24 jam penuh. Namun, di balik manfaatnya, sistem ini juga membawa dampak tertentu, baik bagi perusahaan maupun karyawan yang perlu dipahami agar bisa dikelola dengan baik.

Dampak Positif

Pertama, dari sisi perusahaan, shift kerja memungkinkan aktivitas bisnis berjalan tanpa terputus. Ini sangat penting untuk industri seperti manufaktur, layanan kesehatan, dan customer service yang butuh pelayanan nonstop. Dengan adanya shift, perusahaan juga bisa memaksimalkan penggunaan fasilitas dan peralatan kerja sepanjang waktu, sehingga efisiensi operasional meningkat.

Dari sisi karyawan, shift kerja memberikan fleksibilitas dalam menentukan jam kerja. Beberapa orang mungkin lebih nyaman atau produktif bekerja di shift malam atau siang, sehingga sistem ini memberi peluang untuk menyesuaikan jam kerja dengan kebutuhan pribadi.

Dampak Negatif

Namun, sistem shift juga tidak lepas dari tantangan. Salah satu dampak yang sering terjadi adalah gangguan pada ritme biologis tubuh atau yang biasa dikenal sebagai gangguan sirkadian. Bekerja di malam hari atau berganti-ganti shift bisa membuat karyawan sulit tidur dengan kualitas yang baik, berpotensi menyebabkan kelelahan kronis dan menurunkan performa kerja.

Selain itu, shift kerja yang tidak dikelola dengan baik bisa mempengaruhi keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Misalnya, karyawan yang harus sering berganti shift mungkin merasa sulit untuk menjaga waktu bersama keluarga atau beristirahat cukup.

Dari sisi perusahaan, jika tidak ada pengaturan yang jelas dan adil, penerapan shift bisa menimbulkan masalah seperti ketidakhadiran, penurunan motivasi, dan bahkan risiko kecelakaan kerja akibat kelelahan.

Baca juga: Cara Merekrut Karyawan yang Kompeten: Proses dan Tipsnya

Aturan Shift Kerja

Aturan Shift Kerja

Saat menerapkan sistem shift kerja, perusahaan wajib memperhatikan berbagai aturan yang sudah diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan agar hak-hak karyawan tetap terlindungi dan pelaksanaan shift berjalan sesuai regulasi. Hal ini penting supaya perusahaan tidak hanya efektif dalam operasional, tapi juga taat hukum dan menjaga kesejahteraan pekerja.

Jam Kerja Maksimal dan Istirahat

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan di Indonesia, jam kerja normal maksimal adalah 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Namun, untuk sistem shift, jam kerja bisa diatur secara bergantian, misalnya shift pagi, siang, dan malam dengan durasi yang disesuaikan. Meski demikian, total jam kerja tetap harus mengikuti batas maksimal yang sudah ditentukan.

Selain itu, karyawan wajib diberikan waktu istirahat minimal 1 jam setelah bekerja selama 4 jam berturut-turut. Jika jam kerja melebihi ketentuan normal, maka perusahaan wajib memberikan upah lembur sesuai aturan.

Pengaturan Shift Malam

Shift malam biasanya didefinisikan sebagai jam kerja antara pukul 21.00 sampai 05.00 pagi. Bekerja di shift malam biasanya mendapatkan perlakuan khusus, seperti tambahan upah atau tunjangan shift malam, untuk mengimbangi risiko dan tantangan kesehatan yang mungkin dialami karyawan.

Istirahat Mingguan dan Libur Nasional

Perusahaan juga wajib memberikan hari istirahat mingguan minimal satu hari dalam seminggu kepada karyawan shift. Jika karyawan tetap bekerja di hari libur nasional atau hari istirahat, perusahaan harus memberikan kompensasi tambahan berupa upah lembur atau pengganti hari libur.

Pengaturan Bergantian dan Kesepakatan

Jika perusahaan menerapkan sistem shift bergantian, maka pengaturan jadwal harus dibuat secara jelas dan adil. Idealnya, jadwal shift disampaikan jauh hari sebelumnya agar karyawan bisa menyesuaikan diri. Selain itu, perubahan jadwal juga harus disepakati bersama agar tidak menimbulkan masalah.

Pentingnya Kesepakatan Kerja

Perusahaan sebaiknya mencantumkan sistem shift kerja dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan. Dengan begitu, karyawan sudah memahami hak dan kewajibannya sejak awal, serta menghindari konflik di kemudian hari.

Baca juga: 15 Pekerjaan Online dari Rumah: Buat Pelajar, Buat Sampingan, atau Siap Switch Karier

Jenis-jenis Shift Kerja

Jenis-jenis Shift Kerja

Setiap perusahaan memiliki kebutuhan operasional yang berbeda, sehingga jenis shift kerja yang diterapkan pun bisa bervariasi. Tujuan utama dari pembagian shift ini adalah untuk memastikan pekerjaan tetap berjalan tanpa hambatan, sambil tetap menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Nah, berikut ini beberapa jenis shift kerja yang umum digunakan di berbagai industri:

1. Shift Tetap (Fixed Shift)

Pada sistem ini, karyawan bekerja pada satu jadwal shift yang sama setiap harinya. Misalnya, selalu masuk pada shift pagi dari pukul 08.00 sampai 16.00. Jenis shift ini memberikan kestabilan jadwal, sehingga karyawan lebih mudah menyesuaikan diri dan merencanakan aktivitas di luar pekerjaan.

2. Shift Bergilir (Rotating Shift)

Sesuai namanya, shift ini memungkinkan karyawan untuk bergiliran mengisi jadwal shift pagi, siang, dan malam secara bergantian. Misalnya minggu pertama kerja pagi, minggu kedua kerja siang, dan seterusnya. Sistem ini memberikan pemerataan beban kerja, tapi juga membutuhkan adaptasi fisik yang lebih tinggi karena jadwal terus berubah.

3. Split Shift

Split shift berarti karyawan bekerja dalam dua periode terpisah dalam satu hari. Contohnya, kerja dari pukul 08.00–12.00 lalu dilanjut lagi pukul 17.00–21.00. Sistem ini biasanya digunakan dalam industri restoran atau layanan pelanggan, di mana jam sibuk terbagi dalam dua waktu tertentu.

4. Graveyard Shift (Shift Malam)

Shift ini berlaku untuk jam kerja malam hari, biasanya dari pukul 21.00 atau 22.00 hingga pagi hari. Shift malam umumnya digunakan di rumah sakit, call center, atau pabrik yang beroperasi 24 jam. Karena sifatnya yang mengganggu ritme tidur alami, perusahaan biasanya memberikan kompensasi tambahan untuk karyawan yang mengambil shift ini.

5. Duplex Shift / 2 Shift

Dalam sistem ini, waktu kerja dibagi ke dalam dua shift saja, biasanya shift pagi dan malam. Misalnya, shift pertama dari 06.00–14.00 dan shift kedua dari 14.00–22.00. Sistem ini cocok untuk perusahaan yang tidak butuh operasional 24 jam, tapi tetap ingin memastikan kinerja sepanjang hari.

6. Three Shift System / 3 Shift

Sistem ini membagi jam kerja dalam tiga bagian: pagi, siang, dan malam, masing-masing sekitar 8 jam. Biasanya diterapkan di industri besar seperti manufaktur atau logistik yang memang berjalan tanpa henti. Sistem ini memungkinkan transisi kerja yang lancar antar tim dan memberikan waktu istirahat yang seimbang bagi karyawan.

Cara Menghitung Jam Kerja Shift Karyawan

Menghitung jam kerja karyawan shift adalah salah satu tugas penting dalam manajemen SDM. Perhitungan yang tepat bukan hanya soal efisiensi kerja, tapi juga berkaitan langsung dengan hak karyawan seperti gaji, lembur, dan tunjangan. Supaya tidak salah hitung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Pahami Batas Jam Kerja Normal

Sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan di Indonesia, jam kerja normal karyawan adalah:

  • 7 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 6 hari kerja.
  • 8 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 5 hari kerja.

Jika karyawan shift bekerja melebihi jam kerja tersebut, maka sisa waktunya masuk ke dalam jam lembur yang wajib dihitung dan dibayar sesuai aturan.

2. Hitung Jam Kerja Bersih (Netto)

Jam kerja tidak dihitung secara mentah dari masuk sampai pulang. Misalnya, jika shift berlangsung dari pukul 08.00 hingga 16.00, jangan langsung menganggap itu 8 jam kerja. Perlu dikurangi dengan waktu istirahat. Biasanya, ada 1 jam istirahat dalam jadwal kerja harian, jadi jam kerja bersihnya hanya 7 jam.

Contoh:

  • Shift: 08.00 – 16.00 (total 8 jam)
  • Waktu istirahat: 1 jam
  • Jam kerja efektif: 7 jam

3. Gunakan Sistem Shift yang Jelas

Setiap jenis shift punya durasi yang berbeda. Jika perusahaan menggunakan sistem 2 shift (misalnya shift pagi dan malam), maka masing-masing shift biasanya berdurasi 8 jam. Tapi jika 3 shift (pagi, siang, malam), durasi tiap shift bisa lebih pendek, misalnya hanya 6-7 jam.

Pastikan perhitungan ini sudah dikonversi dalam laporan kehadiran dan payroll agar tidak menimbulkan kesalahan pembayaran.

Baca juga: ‍Indikator Kinerja Karyawan: Pengertian, Manfaat, Contoh

4. Perhatikan Lembur dan Shift Malam

Jika shift karyawan melewati jam kerja normal, atau karyawan bekerja di luar jadwal (misalnya menggantikan teman), maka jam kerjanya bisa dikategorikan sebagai lembur. Begitu juga dengan karyawan yang bekerja di shift malam (antara pukul 22.00–05.00), biasanya mereka berhak atas tunjangan atau insentif tambahan.

5. Gunakan Tools atau Aplikasi

Untuk mempermudah proses, banyak perusahaan kini menggunakan software HR atau aplikasi absensi digital. Tools ini bisa menghitung otomatis jam masuk, jam pulang, lembur, hingga rekap gaji, sehingga mengurangi risiko kesalahan manual.

Menghitung jam kerja shift dengan benar sangat penting agar operasional berjalan lancar dan karyawan merasa diperlakukan adil. Selain itu, perhitungan yang transparan juga membantu perusahaan membangun kepercayaan dan loyalitas karyawan dalam jangka panjang.

Jadi, shift kerja adalah sebuah pola kerja saat jam kerja dibagi menjadi ke beberapa bagian dan karyawan juga kerja bergantian di waktu yang sudah ditetapkan. Nah, kamu ingin meningkatkan kualitas tim di tempat kerja atau memperkuat keterampilan profesional secara pribadi? Belajarlagi menyediakan program sertifikasi profesi dan training karyawan yang dirancang khusus untuk kebutuhan dunia kerja saat ini, lho. 

Mulai dari topik leadership, manajemen SDM, hingga skill teknis, semua bisa kamu akses dengan fleksibel. Cocok untuk perusahaan yang ingin meningkatkan performa tim atau individu yang ingin naik level dalam karier.

Yuk, cek program lengkapnya di Belajarlagi.id dan temukan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhanmu!

#
karyawan
Belajarlagi author:

Ashya Ravika

SEO Writer dengan pengalaman lebih dari 5 tahun yang biasa menulis untuk berbagai macam topik dan gaya bahasa. Memiliki passion di bidang penulisan dan pendidikan.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.