Kerja Part Time: Definisi, Contoh-contoh, dan Aturannya

Jessica Dima
8 Min Read
Published:
June 5, 2025
Updated:
June 5, 2025

Kerja part time adalah jenis pekerjaan yang familiar bagi sebagian besar mahasiswa. Pekerjaan ini menjadi opsi bagi mahasiswa yang ingin memperoleh penghasilan dan pengalaman selagi berkuliah.

Nah, tidak banyak yang tahu bahwa bekerja secara part time bisa jadi batu loncatan bagus untuk berkarier di masa depan, lho. Oleh sebab itu, penting juga nih bagi para mahasiswa untuk menjajal bekerja sambilan sebelum nanti siap terjun ke dunia kerja sesungguhnya.

Kali ini Tim Belajarlagi menyiapkan ulasan lengkap bagi kita yang ingin tahu apa itu kerja part time, bagaimana aturannya, dan seperti apa saja contoh pekerjaannya. Yuk, simak dan cermati bersama-sama!

Apa itu kerja part time?

Kerja part time adalah pekerjaan paruh waktu yang cocok untuk bagi orang yang tidak memerlukan tenaga, waktu, atau komitmen yang biasanya ada pada pekerjaan penuh waktu. Umumnya bekerja secara paruh waktu ini punya jam kerja kurang dari 35 jam dalam seminggu.

Saat bekerja part time, kita biasanya akan tetap memperoleh kontrak dari perusahaan atau pemberi kerja. Nah, kita bekerja menurut kontrak yang sudah ditetapkan tersebut. Termasuk ketentuan dan perjanjian jam kerja per hari seperti apa.

Tanggung jawab pekerja part time sendiri tentu berbeda dengan karyawan penuh waktu, mengingat jam kerjanya pun berbeda. Dalam beberapa kasus, orang mencari pekerjaan paruh waktu guna memperoleh pendapatan tambahan.

Selain penghasilan tambahan, biasanya mahasiswa punya motivasi lain untuk bekerja secara part time. Kerja paruh waktu adalah momen tepat untuk mencari pengalaman kerja sekaligus memperluas koneksi.

Apa saja peraturan dalam kerja part time?

Hukum Online menyebut bahwa bekerja secara paruh waktu diatur dalam aturan dan undang-undang. Peraturan tersebut ada pada UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

Undang-undang ketenagakerjaan tidak membedakan status pekerja paruh waktu maupun penuh waktu. Segala hal yang berkaitan dengan hak pekerja ataupun hak pengusaha adalah sama di mata undang-undag.

Maka, hak pekerja paruh waktu pun cakupannya meliputi hak atas keselamatan kerja, kesehatan kerja, moral kesusilaan, hingga perlakuan sesuai harkat dan martabat. Itu artinya, pekerja paruh waktu harus tetap diperlakukan sama adil dengan pekerja penuh waktu.

Dari segi jam kerja, waktu bekerja part time adalah kurang dari 7 jam dalam sehari atau kurang dari 35 jam dalam seminggu. Perusahaan dapat memberikan aturan jam kerja sesuai kebijakan dan kebutuhan. Kebanyakan pekerja paruh waktu umumnya bekerja selama 4-5 jam saja dalam sehari.

Sementara, pengupahan untuk kerja part time juga diberikan berdasarkan satuan waktu tertentu. Misalnya, setiap jam, harian, mingguan, ataupun bulanan.

Sebagai catatan, pengupahan per jam sebenarnya merupakan aturan baru. Aturan ini membuka peluang bagi pekerja part time untuk bisa mengambil lebih banyak pekerjaan dalam satu waktu. Hal ini juga sejalan dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan seseorang bisa bekerja lebih cepat.

Baca juga: 20+ Website Freelance Terbaik: Kelebihan dan Kekurangan

Apa perbedaan part time, magang, dan freelance?

Setelah memahami definisi dan aturan dari kerja part time, mungkin sebagian kita jadi bingung apa bedanya dengan magang ataupun freelance. Baik kerja part time, magang, dan freelance memang terkesan mirip karena sama-sama bukan pekerjaan penuh waktu. Namun, ketiga jenis pekerjaan itu sebenarnya punya konsep yang cukup jelas perbedaannya.

Berikut beberapa perbedaan kerja part time, magang, dan freelance dari berbagai aspek:

Perbandingan Jenis Pekerjaan

Perbandingan Jenis Pekerjaan

Aspek Kerja Part Time Magang Freelance
Pengertian Pekerjaan paruh waktu yang bersifat reguler Program kerja dan belajar di perusahaan Pekerjaan berbasis proyek, tidak terikat pada jam kerja atau perusahaan tertentu
Status Karyawan tidak tetap (ada kontrak tertentu) Hanya sebagai peserta magang, bukan karyawan resmi Pekerja independen
Jam kerja Teratur, umumnya 4–6 jam per hari Fleksibel, bisa penuh waktu atau paruh waktu Fleksibel, tergantung kesepakatan dengan klien
Durasi Menengah hingga panjang (mingguan hingga tahunan) Tergantung program dan kebijakan (biasanya 1–6 bulan) Berdasarkan proyek, bisa panjang atau pendek
Pengupahan Ada gaji tetap per durasi tertentu (jam, hari, bulanan) Tidak selalu berbayar (tergantung kebijakan perusahaan) Dibayar sesuai hasil pekerjaan
Tujuan Memperoleh pendapatan tambahan dan pengalaman kerja Mendapat pengalaman dan pengetahuan praktis dalam bekerja Memperoleh penghasilan dengan sistem lebih fleksibel
Tanggung jawab Terlibat dalam pekerjaan rutin dengan durasi terbatas Lebih banyak belajar dari karyawan lain Bertanggung jawab ke proyek secara mandiri
Keterikatan dengan perusahaan Terikat sesuai kontrak jam kerja Terikat secara akademik Terikat berdasarkan proyek
Fleksibilitas Sedikit fleksibel karena jam kerja lebih sedikit Cukup fleksibel, tergantung perjanjian dengan perusahaan Sangat fleksibel
Peluang karier Ada peluang ditawari menjadi full time jika pekerjaan bagus Bisa menjadi jembatan ke pekerjaan tetap Berpeluang ke proyek lain secara berkelanjutan

Itulah perbedaan yang bisa kita pelajari dari kerja part time, magang, dan freelance. Dengan penjelasan tersebut, kita jadi makin punya pemahaman jelas tentang berbagai tipe pekerjaan yang bukan penuh waktu.

Meski punya beberapa perbedaan mendasar, ketiga tipe pekerjaan itu sebenarnya punya satu kesamaan penting: sama-sama memerlukan keterampilan untuk bekerja. Ya, memiliki keterampilan berkualitas menjadi kunci penting dalam berbagai tipe pekerjaan. Entah itu mau penuh waktu, paruh waktu, magang, maupun freelance.

Maka, mengasah keterampilan dalam bekerja sangat penting untuk kita latih dari waktu ke waktu. Salah satunya adalah dengan mengikuti program sertifikasi profesi. Dengan ikut sertifikasi profesi, kita berpeluang meningkatkan kredibilitas yang nantinya berdampak besar ke karier kita.

Nah, CertiHub by Belajarlagi dapat menjadi opsi terbaik untuk kita yang ingin mengambil program sertifikasi profesi. Melalui CertiHub by Belajarlagi, kompetensi akan keterampilan kita bisa teruji secara resmi. Pada akhirnya, itu akan menjadi bekal penting untuk menarik perhatian perusahaan agar merekrut kita.

Program sertifikasi ini bersifat fleksibel, jadi bisa ikuti kapan pun dan dari mana pun. Cocok banget nih untuk kita yang butuh fleksibilitas tinggi dalam belajar. Program yang tersedia juga beragam: Microsoft Office Specialist, Meta Digital Marketing Associate, PMI Project Management Ready, Adobe Certified Professional, dan Autodesk Certified User.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai program sertifikasi profesi di CertiHub by Belajarlagi, bisa cek langsung di website, ya!

Apa saja kelebihan dan kekurangan kerja part time?

kelebihan dan kekurangan kerja part time

Karena bekerja paruh waktu sifatnya tidak tetap dan penuh waktu layaknya karyawan biasa, tentu ada beberapa kekurangan yang mesti kita cermati. Jadi, sebelum memutuskan untuk mengambil kerja part time, ada baiknya kita cek apa saja kelebihan dan kekurangan tipe pekerjaan ini.

Kelebihan kerja part time:

  • Lebih mudah untuk work-life balance. Dengan durasi jam kerja yang lebih sedikit, bekerja secara paruh waktu memungkinkan kita memperoleh keseimbangan hidup. Untuk para mahasiswa, kerja part time sangat cocok untuk mencoba kesempatan bekerja tanpa harus mengorbankan terlalu banyak waktu.
  • Meningkatkan keterampilan. Bekerja paruh waktu juga berpotensi memperluas skill dunia kerja. Biasanya ini ada pada bidang kerja yang membutuhkan kreativitas seperti digital marketing, content writing, dan lain-lain.
  • Tambahan pendapatan. Kerja part time pas untuk kita yang tengah mencari pendapatan tambahan. Apalagi jika sedang berkuliah, gaji dari part time bisa untuk membantu memenuhi kebutuhan belajar, lho.

Kekurangan kerja part time:

  • Tidak memiliki banyak benefit. Berbeda dengan bekerja penuh waktu, bekerja secara part time tentu lebih sedikit benefit-nya. Kita tidak bisa memperoleh fasilitas penuh layaknya karyawan tetap.
  • Berpotensi bekerja berlebihan tanpa disadari. Jika kita mengambil lebih dari satu pekerjaan paruh waktu, ada peluang kita mengalami burnout. Pasalnya, bekerja lebih dari satu pekerjaan rentan menguras energi, pikiran, dan emosi kita. Akibatnya, kita menjadi bekerja berlebihan.
  • Stigma negatif. Lingkungan cenderung memandang kerja part time bukan sebagai pekerjaan profesional. Nah, ini yang kemudian menumbuhkan stigma negatif saat kita memutuskan memilih bekerja paruh waktu.

Baca Juga: 15 Pekerjaan Online dari Rumah: Buat Pelajar hingga Sampingan

Contoh kerja part time

Lalu, apa saja sih contoh pekerjaan part time itu? Berikut beberapa pekerjaan paruh waktu yang cukup populer dipilih orang-orang:

  • Customer service
  • Admin
  • Kasir
  • Barista
  • Tour guide
  • Resepsionis
  • Tutor atau guru les
  • Asisten dosen
  • Koki
  • Pramuniaga
  • Editor
  • Penulis konten

Seiring perkembangan zaman, jenis pekerjaan paruh waktu tentu akan makin banyak. Yang patut kita cermati adalah bagaimana jam kerjanya serta bagaimana keterikatan kita pada kontrak yang perusahaan tawarkan.

Bagaimana cara memperoleh kerja part time?

cara mendapatkan kerja part time

Berikut langkah atau cara untuk mendapatkan pekerjaan secara part time:

  • Pastikan punya waktu yang cukup. Sebelum terburu-buru mencari kerja, kita mesti memastikan kita punya waktu untuk pekerjaan sambilan. Meski hanya paruh waktu, pekerjaan ini tetap butuh komitmen.
  • Cari bidang yang kita minati. Tadi kita sudah melihat berbagai contoh kerja part time. Nah, kita dapat memulai mencari dan mengulik bidang pekerjaan mana yang menarik. Ada kalanya pekerjaan paruh waktu tidak harus sejalan dengan jurusan kuliah, lho.
  • Cek lowongan di situs pencari kerja. Pada dasarnya, melamar pekerjaan paruh waktu sama seperti pekerjaan penuh waktu. Kita mesti rajin mengecek lowongan apa yang tersedia dan apakah sesuai dengan minat kita. Biasanya beberapa lowongan juga mencantumkan gaji atau upah yang bisa kita jadikan bahan pertimbangan.
  • Bangun koneksi. Ada kalanya pekerjaan part time bisa berawal dari koneksi yang sudah kita miliki sebelumnya. Maka, sebisa mungkin bangunlah koneksi dengan banyak profesional. Tunjukkan minat kita pada bidang tertentu dan siapkan portofolio serta CV sebaik mungkin.

Baca Juga: 25+ Contoh Deskripsi Diri di CV: Tips dan Cara Membuatnya

Kesimpulan

Kerja part time adalah jenis pekerjaan dengan durasi kerja kurang dari 35 jam setiap minggunya. Penggajian kerja part time dilakukan berdasarkan durasi waktu tertentu sesuai kontrak kerja dari perusahaan (jam, harian, mingguan, bulanan). Contoh kerja part time juga luas, mulai dari barista, admin, editor, tutor, asisten dosen, koki, customer service, penulis konten, dan lain-lain.

Sebelum memutuskan bekerja secara paruh waktu, kita harus memastikan fleksibilitas, komitmen, serta bidang kerja apa yang kita inginkan. Selain guna memperoleh penghasilan tambahan, pastikan kerja part time juga memberikan pengalaman kerja untuk meniti karier lebih tinggi nantinya.

#
Karir
Belajarlagi author:

Jessica Dima

Freelance SEO content writer yang 5+ berpengalaman menulis artikel dengan berbagai topik: pekerjaan, gaya hidup, edukasi, dan kesehatan mental. Selain SEO, ia mempunyai passion khusus pada storytelling.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.