Pelatihan UMKM Dorong Bisnis Berkembang, Ini Penjelasannya!

Pelatihan UMKM sejatinya penting untuk dilakukan demi mendorong kemajuan bisnis skala menengah. Lantas, topik pelatihan apa saja yang UMKM butuhkan?

Daftar Isi

[tampilkan]
[sembunyikan]
Pelatihan UMKM

Pelatihan UMKM menjadi modal penting bagi pebisnis skala menengah untuk bertahan di era digital saat ini. Bahkan, tidak sedikit pula UMKM terpaksa gulung tikar karena kesulitan menghadapi persaingan dengan banyak kompetitor. Padahal, UMKM merupakan bentuk bisnis penting yang juga jadi penyokong perekonomian negara, lho.

Masalah terbesar bagi sebagian besar pelaku UMKM adalah hanya fokus ke penjualan dan hasilnya. Beberapa aspek penting lain, misalnya branding ataupun relasi dengan konsumen, justru kadang terlupakan. Inilah yang kemudian menjadi dasar kenapa pelaku UMKM butuh mengikuti kelas atau training tertentu seputar bisnis.

Tim Belajar Lagi sudah menyiapkan ulasan lengkap mengenai hal-hal yang perlu dipelajari dalam pelatihan UMKM. Jika kamu termasuk ke dalam pelaku UMKM, wajib simak dan pelajari artikel berikut ini, ya!

Pengertian UMKM

Sebelum membahas pelatihan UMKM, mari kenali dan pelajari kembali bisnis seperti apa yang bisa tergolong ke dalam UMKM. UMKM merupakan kependekan dari Usaha Mikro Kecil Menengah yang biasanya dikelola perorangan atau badan usaha tertentu. Salah satu kriteria bisnis yang termasuk golongan UMKM adalah punya kekayaan bersih maksimal 300 juta per tahun.

Dari tahun ke tahun, jumlah pelaku UMKM di Indonesia makin banyak. Bahkan, UMKM sering menjadi penyelamat negara saat kondisi ekonomi tengah melemah. Contohnya, saat krisis moneter tahun 1998 serta yang terdekat kemarin adalah ketika pandemi.

Sayangnya, pertumbuhan pesat UMKM sering kali tidak berbarengan dengan kualitas bisnisnya. Tidak banyak bisnis UMKM bisa bertahan lama, apalagi jika pelaku bisnisnya kurang mampu beradaptasi dengan banyak perubahan. Belum lagi ada pula persaingan dengan bisnis dengan skala lebih besar.

Salah satu masalah terbesar UMKM adalah dalam aspek pemasaran serta membangun relasi dengan konsumen. Dua hal tersebut sebenarnya menjadi pilar penting dalam keberlangsungan bisnis.

Selain itu, ada pula beberapa masalah yang sering dihadapi para pelaku UMKM:

  • Modal terbatas
  • Tidak memiliki strategi yang sistematis dalam bisnis
  • Belum menggunakan digital marketing secara optimal
  • Tidak melakukan branding
  • Kurang inovasi pada produk
  • Manajemen waktu sering kali berantakan
  • Sulit menjaga konsistensi

Berkaca dari berbagai masalah tersebut, sangat wajar jika kemudian pelatihan UMKM sangat dibutuhkan. Bagaimana pun juga, pelaku UMKM harus lebih banyak belajar mengenai bisnis secara mendalam. Sekalipun skala usahanya tidak terlalu besar, potensi bisnis UMKM untuk sukses pun tinggi, lho.

Pelatihan UMKM efektif untuk kembangkan bisnis

Topik pelatihan UMKM

Pelaku UMKM bisa mengikuti pelatihan lewat banyak cara. Pemerintah biasanya juga mempunyai program tertentu untuk pengembangan UMKM. Bisa juga pelaku UMKM mencari kelas atau training secara mandiri, mengingat sekarang begitu banyak kelas online tersedia.

Pada dasarnya, training untuk pelaku UMKM bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dalam berbisnis. Pelaku UMKM tak lagi hanya berfokus pada hasil penjualan, melainkan juga bagaimana mempertahankan sebuah bisnis.

Berikut ini beberapa topik yang biasanya muncul dalam pelatihan UMKM. Coba pelajari masing-masing poin dengan baik, ya:

1. Analisis SWOT

Dalam training untuk UMKM, ada satu topik yang tidak boleh terlewatkan: menganalisis SWOT. Pelaku UMKM diharapkan mampu untuk mengenali Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (kesempatan), dan Threats (ancaman) dalam bisnis mereka. Ini akan menjadi pondasi paling penting untuk mengembangkan bisnis.

Sebagian besar pelaku UMKM tidak melakukan analisis SWOT sehingga bisnis berjalan stagnan. Dengan mengenali kekuatan dan kelemahan bisnis, pelaku UMKM dapat menyusun strategi lebih matang dalam produksi maupun pemasaran. Ketika pelaku UMKM cermat melihat kesempatan sekaligus ancaman yang mungkin hadir, mereka bisa menyiapkan manajemen risiko yang lebih baik.

2. Business plan yang jelas

Pelatihan UMKM juga mendorong pelaku bisnis untuk membuat rencana usaha yang jelas. Tidak sedikit pelaku UMKM yang menjalankan bisnis “asal jalan” alias tanpa perencanaan tepat. Alhasil, di tengah jalan pun bisa jadi bisnis menjadi goyang atau malah bangkrut.

Business plan tidak hanya bicara tentang rencana untuk memulai bisnis, melainkan juga bagaimana mengembangkan bisnis hingga tahun-tahun ke depan. Lewat business plan, pelaku UMKM bisa rutin mengevaluasi jalannya bisnis dan menentukan kebijakan untuk berbagai perbaikan.

Materi tentang business plan biasanya bertujuan untuk mengarahkan pelaku UMKM pada perencanaan yang benar. Harapannya, UMKM setidaknya bisa terhindar dari masalah yang nantinya muncul. Kalaupun ada masalah, pelaku UMKM mampu mengatasinya tanpa harus menutup bisnis.

3. Memahami kebutuhan dan segmentasi pasar

Dalam menjalankan bisnis, pelaku UMKM kebanyakan sudah paham akan menjual produk sesuai kebutuhan konsumen. Namun, segmentasi pasarnya masih terlalu dangkal. Inilah yang kemudian menyebabkan bisnis UMKM sering kali gagal bersaing dengan banyak kompetitor.

Melalui segmentasi pasar, pelaku UMKM dapat membagi pasar menjadi kelompok-kelompok tertentu sesuai kriteria dan target bisnis. Dari situ, pebisnis dapat lebih berfokus untuk mengembangkan pasar tertentu. Harapannya, ada peluang untuk memenangkan pasar tertentu.

4. Mengenal perkembangan digital

Nah, pelatihan UMKM juga biasanya mendorong para pelaku bisnisnya untuk makin melek dengan teknologi. Tidak bisa dipungkiri, perkembangan digital kian pesat. Jika tidak mampu beradaptasi, bisnis UMKM justru akan makin jauh tertinggal.

Operasional bisnis UMKM sebaiknya pelan-pelan bergeser ke digital. Mulai dari pengelolaan database pelanggan, pemasaran, penjualan, dan lain-lain. Pelaku UMKM juga butuh memanfaatkan digital marketing agar bisa menjangkau audiens lebih luas, misalnya lewat media sosial.

Belajar Lagi punya program Full Stack Digital Marketing Bootcamp yang bisa diikuti para pelaku UMKM, nih. Dengan mempelajari digital marketing, pebisnis UMKM dapat lebih siap menjalankan usaha di tengah gempuran teknologi.

Kurikulum pada bootcamp tersebut cukup lengkap dan sangat ramah bagi para pemula. Materinya akan sangat bermanfaat untuk pengembangan UMKM. Misalnya, membangun brand, media sosial organik, copywriting, dan lain-lain. Untuk informasi lebih lengkap, kamu bisa cek langsung di website Belajar Lagi, ya!

5. Mempelajari kompetitor

Fokus pada pengembangan produk sendiri memang baik, tetapi jangan lupa untuk menganalisis apa yang kompetitor lakukan juga. Hal inilah yang paling jarang dilakukan oleh pelaku UMKM. Padahal, ada banyak bisnis sejenis yang bahkan dengan skala lebih besar.

Melalui training UMKM, pebisnis diajak belajar untuk memahami kelebihan dan kekurangan dari kompetitor. Baik dari segi produk, layanan, pemasaran, dan lain-lain. Jika menemukan celah penting pada produk kompetitor, pelaku UMKM dapat mengembangkan produknya agar lebih diterima konsumen.

Namun, perlu dicermati bahwa menganalisis kompetitor berbeda dengan meniru kompetitor. Jangan sampai bisnis UMKM justru meniru persis kelebihan kompetitor tanpa melakukan inovasi lain. Tujuan dari analisis kompetitor adalah untuk membuat produk atau layanan yang lebih baik, bukan menirunya.

6. Menjalin hubungan dengan pelanggan

Tidak banyak pebisnis UMKM yang sadar untuk mengembangkan hubungan baik dengan konsumen. Bahkan, ada juga UMKM yang tidak memiliki database pelanggan. Proses penjualan menjadi hanya sekadar jual dan beli tanpa ada kelanjutan tindakan ke konsumen.

Padahal, menjalin relasi baik dengan pelanggan adalah kunci penting dalam mempertahankan bisnis. Pelanggan yang berkesempatan berkomunikasi erat dengan pelaku UMKM berpotensi akan menjadi pelanggan loyal. Bahkan, bisa jadi pelanggan tersebut akan sukarela mempromosikan produk ke orang lain.

Maka, penting bagi UMKM untuk terus mengelola hubungan dengan konsumen sebaik mungkin. Mulai dari pengumpulan database, pelayanan ke pelanggan, penerimaan feedback atau saran, dan lain-lain. Pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan aplikasi CRM (customer relationship management) untuk mengelola hal-hal yang terkait dengan konsumen.

7. Evaluasi strategi secara berkala

Hal yang tidak kalah penting untuk dipelajari pelaku UMKM adalah mengenai evaluasi strategi. Ketika bisnis sudah berjalan sesuai rencana yang ada, pelaku UMKM juga harus meninjau ulang pelaksanaannya. Misalnya, apakah sudah bisa mencapai target, apakah ada kendala atau masalah muncul, hingga apakah butuh perbaikan di area tertentu.

Mengevaluasi strategi secara berkala akan mendorong pelaku UMKM untuk menilai bisnisnya secara lebih objektif. Jika ada strategi yang jelas-jelas kurang berjalan baik, pelaku UMKM tidak perlu meneruskannya. Begitu pula andai ada strategi yang berjalan baik, pebisnis tinggal mengembangkannya lebih baik lagi.

Evaluasi semacam ini akan membantu pebisnis UMKM dalam mengambil keputusan lebih tepat. Pebisnis jadi paham area mana yang mesti dibenahi karena kurang optimal serta area mana yang paling efisien dan akan terus dikembangkan.

Baca Juga: Meningkatkan Keahlian Bisnis dengan Program Pelatihan Pemasaran Online

Contoh UMKM yang butuh pelatihan

Pelatihan UMKM untuk berbagai bentuk bisnis

Sektor atau bidang UMKM begitu luas, mulai dari kuliner, fashion, otomotif, dan lain-lain. Beberapa sektor UMKM berikut ini sangat membutuhkan pelatihan jika ingin mengembangkan bisnis hingga jangka panjang:

  • Agribisnis. Peluang sektor ini sangat terbuka lebar dan sangat dibutuhkan konsumen. Mulai dari sayur organik, bibit tanaman, potong ternak, dan lain-lain. Sayangnya, pelaku UMKM-nya kebanyakan adalah orang tua yang jarang melakukan inovasi. Maka, sektor ini sangat membutuhkan training UMKM.
  • Kuliner. Mengapa bidang ini paling butuh training UMKM? Sederhananya, persaingan dalam sektor ini sangat ketat. Bahkan, banyak bisnis berskala besar ikut di dalamnya. Meski berpotensi menghasilkan keuntungan cepat, usaha kuliner UMKM rentan gulung tikar jika tak mampu bersaing dengan kompetitor.
  • Fashion. Potensi bisnis UMKM ini cukup bagus karena hampir semua orang membutuhkan produk fashion. Namun, mengembangkan UMKM fashion agar lebih besar tentu tidak mudah. Apalagi jika mesti bersaing dengan merek-merek lama yang lebih diminati konsumen.
  • Otomotif. UMKM yang bergerak di bidang ini biasanya menjual suku cadang, bengkel, jasa cuci kendaraan, hingga rental kendaraan. Karena jumlah kendaraan terus naik, peluang bisnis ini jelas terbuka lebar. Namun, persaingan pasar juga ketat sehingga pelaku UMKM sektor ini mesti banyak belajar melalui pelatihan.

Baca Juga: Workshop Strategi Pemasaran Online: Menyongsong Era Digital

Kesimpulan

Pelatihan UMKM menjadi hal terpenting untuk mengembangkan bisnis skala menengah. Dalam pelatihan tersebut, para pebisnis dapat belajar menjalankan usaha dengan lebih tepat. Bukan cuma berfokus pada penjualan dan hasilnya, tetapi juga bagaimana mengembangkan bisnis untuk tahun-tahun mendatang.

Beberapa materi dalam pelatihan sangat berguna untuk pebisnis. Mulai dari analisis SWOT, membuat business plan, mengelola relasi dengan pelanggan, hingga evaluasi berkala. Dengan adanya pelatihan, pelaku UMKM diharapkan mampu mempertahankan bisnis yang ada di tengah persaingan yang ketat.

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Related Blog

Jadilah yang pertama tahu

Langganan Newsletter Kami

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.