Social Media Optimization: Pengertian dan Tips Melakukannya

Social media optimization (SMO) sangat berperan dalam memaksimalkan strategi marketing di sebuah bisnis. Ini penjelasan lengkapnya!

Daftar Isi

[tampilkan]
[sembunyikan]
Serba-serbi social media optimization

Social media optimization (SMO) sekilas cara kerjanya hampir sama dengan optimasi SEO. Guna menjangkau audiens lebih efektif, strategi social media marketing sangat butuh optimasi. Terlebih pengguna media sosial yang aktif sendiri sangat banyak, yakni 3 miliar di seluruh dunia.

Saat ini media sosial sudah menjadi ladang pemasaran yang menarik bagi banyak bisnis. Selain karena jumlah pengguna tinggi, tren media sosial akan terus berkembang setidaknya sampai sepuluh tahun mendatang. Dengan selalu up to date pada perkembangan media sosial, setidaknya bisnis mampu bertahan dari ketatnya persaingan dengan kompetitor.

Lalu, apa itu social media optimization dan bagaimana langkah awal untuk melakukannya? Artikel dari Tim Belajar Lagi berikut ini bisa menjawab rasa penasaranmu. Simak, ya!

Pengertian social media optimization (SMO)

Apa itu social media optimization

Pengoptimalan media sosial pada dasarnya akan sangat menguntungkan sebuah bisnis karena berpotensi memperoleh hasil maksimal dari strategi yang dijalankan. Optimasi itu sendiri sebenarnya terdiri dari serangkaian riset dan beberapa pengetahuan teknis tentang media sosial.

Melansir dari Hootsuite, social media optimization merupakan langkah meningkatkan unggahan media sosial untuk mencapai hasil yang lebih baik. Mulai dari penambahan followers, interaksi dengan audiens meningkat, menaikkan konversi atau klik, dan lain-lain.

SMO dalam bisnis memiliki tingkat kesulitan dan kompleksitas yang berbeda-beda, misalnya:

  • Peningkatan kinerja pada satu unggahan (contoh: mengajukan pertanyaan menarik ke audiens, meminta audiens memilih video atau gambar, dan lain-lain)
  • Peningkatan kinerja media sosial secara keseluruhan (contoh: membangun brand awareness, mendefinisikan brand’s voice, dan lain-lain)

Dalam praktiknya, SMO harus dikerjakan berdasarkan analisis kinerja, riset audiens dan kompetitor, serta analisis wawasan. Singkatnya, SMO hadir agar bisnis mampu menyesuaikan kehadirannya secara online kepada audiens guna meningkatkan kinerja strategi social media marketing.

Konsep dari SMO sendiri hampir mirip dengan SEO. Mulai dari mencari konten apa yang diminati audiens, platform media sosial seperti apa yang cocok untuk brand, dan strategi apa yang paling tepat untuk menjangkau audiens lebih banyak.

Nah, berikut ini beberapa manfaat dari SMO untuk pertumbuhan sebuah bisnis:

  • Mengembangkan followers dengan lebih cepat
  • Memahami audiens lebih mendalam
  • Meningkatkan kesadaran merek
  • Meluaskan jangkauan audiens di media sosial
  • Meningkatkan kualitas leads yang masuk
  • Menaikkan keterlibatan brand dengan audiens

Dengan berbagai manfaat positif itulah, social media optimization menjadi langkah yang mesti perusahaan kerjakan jika ingin lebih banyak tampil di hadapan audiens. Makin sering audiens melihat brand di media sosial, makin besar pula peluang peningkatan bisnis.

Cara melakukan social media optimization (SMO)

Cara awal menjalankan SMO

Banyak brand muncul berseliweran di media sosial. Itu artinya, sebuah bisnis pasti memiliki banyak kompetitor dalam mencuri perhatian audiens. Sekalipun jumlah pengguna media sosial tinggi, peluang sebuah brand untuk bisa memenangkan persaingan tentu tidaklah tinggi.

Menurut Hootsuite, pengerjaan SMO harus berfokus pada lima aspek penting berikut:

  • Engagement
  • Pertumbuhan followers
  • Konversi
  • Aksesibilitas
  • Keseluruhan tampilan brand di media sosial

Sama seperti SEO, SMO pun butuh waktu untuk melihat hasilnya. Maka, sebuah bisnis biasanya tidak bisa langsung membuat strategi untuk kelima hal tadi. SMO bersifat kontinu dan dimulai dari fokus pada hal-hal sederhana dulu, salah satunya engagement.

Belajar Lagi menyediakan jasa marketing agency yang bisa membantu bisnis untuk mengoptimalkan media sosial. Salah satunya melalui layanan social media handling. Tujuannya adalah untuk meningkatkan brand awareness secara organik.

Untuk informasi lebih lengkap, silakan cek langsung di website Belajar Lagi, ya. Ada banyak layanan marketing agency lainnya yang bisa kamu pilih, kok. 

Nah, bagi bisnis yang belum pernah melakukan SMO sebelumnya, berikut ini beberapa langkah awal yang bisa dicoba:

1. Unggah di waktu yang tepat

Ini merupakan salah satu cara SMO yang bertujuan meningkatkan engagement dengan followers. Untuk memperoleh kemajuan di media sosial, sebuah bisnis harus konsisten mengunggah konten berkualitas bagi audiens. Namun, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah kapan mengunggah konten-konten tersebut.

Sebuah unggahan akan menjaring interaksi tinggi ketika audiens pun terlibat di dalamnya. Itu artinya, sebuah bisnis butuh mempertimbangkan di waktu kapan audiens lebih banyak online. Sekalipun banyak menggunakan internet untuk keseharian, belum tentu audiens selalu online setiap waktu, lho.

Pasti ada jam atau hari tertentu ketika audiens lebih ramai. Nah, mengunggah konten di jam ramai tersebut berpotensi meningkatkan interaksi. Audiens menjadi lebih terdorong untuk meninggalkan komentar ataupun membagikan unggahan.

Mencari tahu kapan audiens lebih banyak online memang tidak mudah. Sebuah bisnis perlu memanfaatkan beberapa tools yang menyediakan wawasan mengenai hal tersebut. Namun, media sosial seperti Instagram pun bisa membantu memberi gambaran dan data tentang perilaku audiens juga, kok.

2. Buat interaksi dengan audiens

Selanjutnya, SMO juga akan bekerja dengan meningkatkan interaksi dengan audiens. Pertanyaan yang paling banyak muncul adalah bagaimana caranya? Apa yang mesti sebuah bisnis lakukan untuk menjaring obrolan aktif dengan audiens?

Cara termudah yang bisa dicoba adalah dengan melemparkan pertanyaan ke audiens. Pertanyaan tersebut harus spesifik, tetapi menarik. Bahkan, sebisa mungkin relevan dengan masalah audiens.

Media sosial seperti Instagram menyediakan beberapa fitur yang bisa bisnis pakai untuk menaikkan interaksi dengan audiens. Misalnya, dalam Instagram Story, ada fitur seperti polling, question, dan quiz. Ketiga fitur itu berpotensi menjaring banyak obrolan dan nantinya bisa turut meningkatkan engagement.

Agar audiens juga terlibat di unggahan feeds, sebuah bisnis bisa melemparkan pertanyaan di caption dan meminta audiens meresponinya. Intinya, ajak audiens untuk ikut masuk ke dalam konten sehingga muncul keterlibatan erat dengan brand.

3. Rencanakan jumlah unggahan yang tepat

Konsisten muncul di media sosial melalui berbagai unggahan tidak berarti harus membombardir audiens dengan banyak konten. Terlalu banyak konten tanpa memandang waktu pun berpotensi menjadi spam bagi audiens, lho. SMO juga memerhatikan kapan sebuah bisnis harus mengunggah konten agar tetap dilihat audiens.

Selain jumlah konten, jadwal mengunggah konten juga penting. Bisnis mesti menemukan timing paling optimal dalam menyebarkan konten. Tujuannya untuk memperbanyak keterlibatan dan percakapan audiens sehingga meningkatkan engagement.

Menurut Hootsuite, beberapa pakar media sosial setidaknya memberikan gambaran mengenai waktu dan jumlah konten yang bisa diunggah:

  • Instagram: unggah konten antara tiga hingga tujuh kali dalam seminggu
  • Facebook: unggah konten satu dan dua kali sehari
  • X (Twitter): unggah tweet satu dan lima kali dalam sehari
  • LinkedIn: unggah antara satu dan lima kali sehari

Namun, informasi di atas hanya sebagai panduan atau rambu-rambu saja. Bisa jadi masing-masing tipe bisnis dan brand akan memiliki strategi berbeda pula. Untuk menentukan waktu dan jumlah unggahan, sebuah bisnis mesti melakukan trial dan error.

Eksperimen dalam hal ini akan memudahkan bisnis menemukan pola dan irama yang paling cocok untuk mengunggah konten. Tentu saja ini butuh waktu alias tidak instan. Yang terpenting adalah konsistensi dan ingat agar tidak “menyampah” konten ke audiens.

4. Lakukan optimasi pada bio

Sadarkah kamu bahwa informasi bio pada media sosial menjadi hal pertama yang akan dilihat audiens? Seorang pengunjung potensial yang mengunjungi akun media sosial sebuah bisnis pasti akan mencari tahu tentang bisnis tersebut lewat informasi bio.

Maka, sangat penting bagi sebuah bisnis untuk memanfaatkan penulisan informasi bio seoptimal mungkin. Informasi penting yang harus ada pada bio antara lain:

  • Siapa atau apa brand tersebut
  • Apa yang bisnis itu lakukan
  • Brand’s tone
  • Bagaimana audiens bisa menghubungi bisnis tersebut

Meski terkesan sebagai informasi sederhana, bio sebenarnya menjadi peluang bagi bisnis untuk menyatakan kenapa orang harus mengikutinya. Ada sesuatu yang semestinya menarik audiens atau bahkan menjadi jawaban atas kebutuhan mereka.

Yang tidak boleh terlewatkan adalah mencantumkan informasi yang memudahkan audiens terkoneksi dengan brand. Misalnya, website, link media sosial lain, katalog produk, dan lain-lain.

Namun, peran informasi bio tidak hanya sampai di situ. Sebisa mungkin bisnis mengoptimasi bio agar juga muncul di mesin pencarian sosial. Pastikan bio tersebut memuat kata kunci yang relevan yang akan dicari audiens ketika mencari produk atau layanan tertentu.

Berikut beberapa trik sederhana untuk menyiapkan SEO pada media sosial:

  • Sertakan lokasi bisnis
  • Sertakan kata kunci utama di user name
  • Sertakan hashtag relevan bila diperlukan

Baca Juga: Strategi Konten Sosial Media, Membangun Kehadiran yang Signifikan dan Keterlibatan yang Tinggi

5. Masukkan keyword pada caption

Media sosial seperti Instagram memang mengedepankan kualitas konten berupa foto atau video untuk menarik audiens. Namun, penulisan caption sebenarnya tidak kalah penting. Instagram sendiri sebenarnya merekomendasikan bisnis untuk memasukkan kata kunci relevan ke dalam caption.

Jadi, jangan terpatok hanya pada menulis caption pendek. Sering kali audiens juga ikut menyimak caption yang agak panjang, kok. Semakin sering menulis caption, besar kemungkinan unggahan tersebut akan makin mudah ditemukan audiens.

6. Berikan hashtags pada unggahan

Social media optimization juga erat kaitannya dengan penggunaan hashtags. Bahkan, tidak sedikit bisnis menggunakan hashtags sebanyak-banyaknya untuk menjangkau audiens. Pertanyaannya, seberapa efektif kinerja hashtags pada sebuah unggahan? Apakah makin banyak itu artinya makin baik?

Instagram mengungkap ada beberapa praktik terbaik dalam menggunakan hashtags untuk unggahan:

  • Letakkan hashtags langsung di caption
  • Gunakan hashtags yang relevan
  • Pakai kombinasi hashtags yang tren, khusus, dan spesifik
  • Batasi hashtags sebanyak tiga sampai lima per unggahan
  • Penggunaan hashtags terlalu banyak justru berpotensi menjadi spam

Hashtags bukan hanya berlaku di penggunaan Instagram, media sosial lain seperti Facebook dan LinkedIn pun bisa bisnis manfaatkan. Hanya saja, treatment pemakaian hashtags-nya tentu berbeda. Ini yang perlu dipelajari.

7. Tag akun lain yang relevan

Jika suatu unggahan pada media sosial ternyata menampilkan merek atau pelanggan lain, cobalah untuk menggunakan fitur tag. Mencantumkan tag ke akun lain yang relevan sangat membantu dalam meningkatkan interaksi dan keterlibatan sosial brand.

Orang atau bisnis yang diberi tag biasanya akan membagikan ulang unggahan tersebut ke audiens mereka sendiri. Alhasil, bisnis pun berpotensi mendapat pengikut baru lewat aktivitas tersebut.

Baca Juga: Simak! Tahapan Mudah Belajar Sosial Media Marketing dari Nol untuk Pemula

Kesimpulan

Social media optimization berperan untuk meningkatkan visibilitas dan kinerja media sosial sebuah bisnis ke audiens. Dengan adanya pengoptimalan media sosial, potensi menjangkau audiens lebih luas pun dapat tercapai.

Maka, sudah saatnya sebuah bisnis bukan saja hanya fokus menjalankan strategi social media marketing. Optimasi media sosial juga tidak kalah penting, bahkan bisa dilakukan secara organik atau dengan cara sederhana.

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Related Blog

Jadilah yang pertama tahu

Langganan Newsletter Kami

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.