Bank Hingga Band Beli Naming Rights di Stasiun MRT, Apa Untungnya?

Creative

Beberapa waktu belakangan, lagi hangat nama stasiun kereta api jarak jauh maupun commuter yang berubah. Bukan ganti nama karena pindah lokasi, melainkan karena nama stasiun tersebut sudah “dibeli” oleh sebuah brand.

Stasiun pertama yang mengawali perubahan tersebut adalah Stasiun Sudirman Baru yang berubah nama menjadi Stasiun BNI City setelah Bank BNI membeli hak penamaan (naming rights) dari PT KAI pada tahun 2018 lalu.

Terus, ada lagi Stasiun Tawang yang ganti menjadi Stasiun Tawang Bank Jateng, Stasiun Bundaran HI Bank DKI, Stasiun Blok M BCA, dan masih banyak lagi.

Bahkan D’Masiv, grup band pop yang punya pamor di industri musik Indonesia , juga ikutan beli naming rights halte Transjakarta Petukangan Utara di Jakarta Selatan. Hal ini menjadikan D’Masiv sebagai band pertama yang punya naming rights pada fasilitas publik.

Tapi kenapa ya banyak brand hingga band di Indonesia ini tertarik buat beli naming rights? Memangnya apa keuntungan itu buat bisnis mereka?

Apa itu Naming Rights?

apa itu naming rights

Naming rights atau hak penamaan adalah hak eksklusif pada sebuah brand untuk menyematkan namanya pada properti tertentu, misalnya gedung, stadion, bahkan stasiun kereta selama periode tertentu. Dalam dunia pemasaran, naming rights ini gak cuma menyewa plang nama melainkan juga eksposur yang datang bersamanya.

PT KAI paham betul nih kalau mereka punya jangkauan yang luas dan bisa melayani mobilitas masyarakat setiap harinya. Makannya, mereka kasih kesempatan bagi brand yang mau memanfaatkan kesempatan ini untuk menjangkau masyarakat yang lebih besar.

Popularitas Naming Right 

Pengadopsian naming rights bukanlah sesuatu yang baru. Di luar negeri, naming rights ini sudah banyak dipakai di banyak klub olahraga di sana.

Data Lexpert menunjukkan bahwa 90% tim olahraga di 5 liga profesional teratas Amerika Utara telah menandatangani perjanjian hak penamaan. Sedangkan di Eropa, naming rights ini populer banget di cabang olahraga sepak bola. 

Dari sekian banyak liga sepak bola ngetop di sana, Bundesliga asal Jerman menjadi liga yang paling terbuka terhadap naming rights. Makannya banyak stadion bola di sana yang sudah disponsori brand-brand besar. Kayak Allianz Arena (Bayern Munchen dan Allianz), Signal Iduna Park (Borussia Dortmund dan Signal Iduna), Red Bull Arena (RB Leipzig dan Red Bull), dan masih banyak lagi.

Baca juga: TUKU jadi kopi lokal pertama yg beli naming rights MRT

Keuntungan Naming Rights Bagi Brand

dmasiv naming rights MRT

Pengadopsian naming rights bukanlah sesuatu yang mudah dan murah.

Dilansir Kompas, perusahaan yang mau naming rights di stasiun yang telah ditetapkan KAI harus melalui beberapa tahapan seleksi dan lelang terbuka untuk mengambil tawaran tertinggi. Nggak tanggung-tanggung, harga penawaran paling tinggi untuk naming rights di stasiun itu mencapai Rp 12 miliar!

Usut punya usut, dengan proses yang panjang dan budget besar yang dikeluarkan, brand tersebut bisa dapet banyak keuntungan, seperti:

1. Meningkatnya Brand Awareness Gila-gilaan

Penyematan nama mitra di akhiran nama stasiun atau properti lainnya dalam bentuk audio (pengumuman) maupun visual (signage, wayfinding, peta jalur, dll) tentu bakal terekam secara otomatis di otak orang-orang yang mendengarnya. 

Belum lagi ketika tempat yang sudah diberi naming rights terekspos di berbagai media. Nama brand bakal ikutan terbawa sehingga menciptakan efek branding yang konsisten.

2. Membangun Loyalitas Emosional

Perusahaan-perusahaan ini tahu kalau setiap klub olahraga lainnya punya basis fans loyal, yang tersebar dari dalam hingga luar negeri. 

Jadi ketika brand berhasil menempelkan namanya di stadion atau jersey misalnya, brand tersebut bisa otomatis ikut terlibat dalam memori para fans. Brand ini nantinya gak hanya akan diingat sebagai sponsor tapi juga bagian dari sejarah dan identitas klub.

3. Eksposur Jangka Panjang

Naming rights biasanya berlaku dalam kontrak tahunan hingga puluhan tahun. Selama periode tersebut, brand terus muncul dalam konteks yang relevan dan positif. Tanpa perlu kampanye rutin, brand bisa tetap eksis di setiap kehidupan masyarakat hingga setidaknya periode kontrak naming rights berakhir.

4. Memberikan Pengaruh Lokal dan Global

Naming rights untuk acara atau fasilitas publik yang besar tentu bisa mendatangkan manfaat dari tingkat lokal hingga internasional.

Contohnya Liga 1 menjalin kerja sama naming rights dengan BRI. Akhirnya, setiap pertandingan Liga 1 tayang, nama BRI akan terus-terusan muncul. Bisa dibilang kompetisi ini mampu menjembatani masyarakat dari berbagai wilayah untuk bisa lebih mengenal BRI, dan BRI pun dapat meningkatkan daya tariknya di kancah nasional.

Dengan manfaat sebesar itu, nggak heran ya kalo banyak brand termasuk band sekalipun ikutan untuk membeli naming rights.

Tapi, apakah branding dan eksposur besar itu hanya bisa dilakukan dengan naming rights saja?

Oh tentu tidak!

Jika perusahaan ingin bisa mendapatkan engagement yang tinggi di sosial media. Tentunya dijalankan dengan penuh strategi supaya kampanye sosmed yang dibuat relevan dengan target audiens.

Nah, buat perusahaan yang mau social medianya di-handling oleh profesional, bisa memanfaatkan jasa social media handling dari Belajarlagi. Konsultan kami dari Marketing Agency akan menjalankan sosmed perusahaan kamu secara organik supaya engagement meningkat dan kampanyenya tepat sasaran.

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.

Cookie preferences