Manfaatkan Skill Performance Marketing Biar Iklan Makin Untung!

Skill digital marketing saja kini tak cukup untuk menjalankan bisnis berbasis digital. Lini bisnis Anda mungkin perlu performance marketing yang andal agar iklan sampai pada target yang tepat.

Daftar Isi

[tampilkan]
[sembunyikan]

Skill digital marketing saja kini tak cukup untuk menjalankan bisnis berbasis digital. Lini bisnis Anda mungkin perlu performance marketing yang andal agar iklan sampai pada target yang tepat. 

Dalam satu hari, seberapa sering Anda mendapat atau melihat iklan suatu produk baru dari ponsel pintar yang ada di genggaman Anda? Untuk brand besar, mungkin Anda bisa melihat iklannya di YouTube. Namun, dengan teknologi yang begitu luas, media sosial yang punya peran ganda, perusahaan dan brand kini bisa menggunakan semua platform untuk menyebarluaskan informasi mengenai produk dan layanannya. Performance marketing bisa Anda manfaatkan biar layanan atau produk bisa cepat ketemu dengan orang yang butuh, mendatangkan konversi pelanggan yang lebih banyak lewat penyebaran informasi berbayar dengan jangkauan yang lebih luas dan masif. Yuk kenalan lebih banyak tentang skill ini!

Apa Itu Performance Marketing, Tukang Ngiklan di Kanal Digital?

Performance marketing adalah salah satu strategi pemasaran yang berfokus pada pencapaian hasil berdasarkan data. Data yang dihasilkan bisa berupa penjualan, konversi (klik), atau metrik lainnya.  Istilah performance marketing pertama kali digunakan pada pertengahan 1990-an yang hampir bersamaan dengan naiknya tren pemasaran berbasis internet.  Penggunaan data yang akurat dan metrik yang tepat ini kemudian bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu kampanye pemasaran di kanal digital. Hal ini merupakan langkah baru untuk menelusuri biaya iklan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan hasilnya secara lebih transparan.

Kenapa transparansi data dan metrik menjadi penting dalam performance marketing?

Sebab, budget iklan bisa mencapai 10-30 persen omset perusahaan. Perkiraan uang yang dihabiskan ke iklan digital pun tak main-main, mencapai 19,2 miliar USD dengan perkiraan peminatan pada barang-barang elektronik, seperti produk TV, laptop, serta bisnis ritel.

Melansir dari laman Statista, pengeluaran iklan digital terbesar di Indonesia dalam kurun waktu 2019-2022 adalah jenis industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yang didominasi oleh barang kebutuhan sehari-hari. Karena daya beli masyarakat yang tinggi, maka sektor industri tersebut menghabiskan banyak budget iklan (48,9 persen) untuk terus-menerus menaikkan perhatian publik terhadap produk mereka. Lihat laporan pengeluaran iklan di sini 

data Statista tentang budget marketing

Penggunaan strategi ini dalam bisnis menempatkan para pengiklan (advertiser) hanya membayar ketika ada sebuah aksi dari konsumennya. Tindakan aksi tersebut dapat berupa klik, kontak baru (leads), penjualan, atau memantau perilaku pelanggan (customer behavior). Ada tiga platform iklan yang biasanya dikuasai oleh advertiser, yaitu pay-per-click (PPC), Social Media Advertising (kini meta Ads), dan Search Engine Marketing (SEM). Dengan adanya metrik dan data yang transparan tersebut, perusahaan melalui bantuan advertiser bisa mengoptimalkan budget marketing serta meningkatkan angka Return On Investment (ROI). Kadang, hasil dari performance marketing tidak hanya berupa penjualan saja. Mereka bisa berupa seberapa banyak aplikasinya diunduh, jumlah klik, jumlah penonton, dan juga engagement. 

Beberapa tahun sebelumnya, Google dan Meta (Facebook, Instagram Ads) merupakan platform populer yang digunakan untuk campaign periklanan. Kini ruang beriklan semakin luas, seperti halnya E-commerce atau bahkan TikTok. Sehingga tak perlu kaget lagi jika kita mencari suatu barang di satu platform (misalnya Instagram), beberapa saat kemudian iklan produk yang serupa muncul di platform lain di gawai kita. Bagaimana hal tersebut terjadi? 

Bayangkan jika bisnis baru Anda menjual baju vintage, Anda mungkin akan menghabiskan Rp 300.000 per bulan untuk ngiklan di google untuk menjangkau orang yang mencari “baju vintage” atau “ootd unik.” Kata kunci yang dipasang di google tersebut bisa terkoneksi dengan media sosial, sehingga iklan Anda bisa muncul di platform lainnya. Dan jika iklan yang menargetkan kata kunci “ootd unik” mendapat leads atau penjualan terbanyak, Anda bisa mengalokasikan budget iklan pada kata kunci tersebut untuk menjangkau lebih banyak target market. 

Kenapa Performance Marketing jadi Penting?

performance marketing layak dipertimbangkan untuk strategi bisnis

Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa alasan mengapa pendekatan menggunakan performance marketing bisa diandalkan. 

1. Penggunaan data yang akurat untuk meningkatkan penjualan

Kini bisnis berkiblat pada data untuk membantu membuat keputusan. Begitu pula dalam pemasaran. Performance marketing bergantung pada data yang akurat untuk mengukur keberhasilan campaignnya. Data ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti halnya analisis web, dashboard iklan, leads yang masuk, dan lain-lain. 

Dengan mengumpulkan dan menganalisis data tersebut, perusahaan dapat memahami dengan lebih baik siapa target pasar dari produk atau jasa yang Anda tawarkan, apa yang mereka cari, dan bagaimana cara berinteraksi yang cocok dengan mereka.  Data yang bisa Anda manfaatkan misalnya conversion, retention, paid traffic, dan lain sebagainya untuk mengukur keefektifan kampanye terhadap budget marketing yang telah dikeluarkan

2. Pengoptimalan budget iklan dan hasil yang transparan

Performance marketing membantu perusahaan untuk mengoptimalkan budget iklan yang telah dianggarkan agar tidak boncos. Dengan data yang akurat, Anda bisa melihat mana kata kunci yang bisa dioptimasi dan ditambah budgetnya. Sehingga pembiayaan iklan bisa lebih efektif dan memberikan hasil terbaik. Namun, selera pasar ataupun perilaku konsumen di dunia digital bisa saja berubah dengan cepat. Maka kemampuan bisnis untuk menyesuaikan strategi pengiklanan juga perlu dipertimbangkan. Melalui data potential market yang dikelola oleh performance marketing memungkinkan pelaku bisnis untuk melakukan perubahan strategi dengan cepat berdasarkan data yang sudah Anda atau Tim Anda kumpulkan. 

Misalnya saja jika perusahaan melihat tingkat konversi atau penjualan menurun pada akhir bulan, Anda bisa segera mengidentifikasi permasalahannya (karena orang cenderung berbelanja makanan akhir bulan, materi iklan yang tidak relevan, atau hal lainnya), sekaligus segera mencari solusi. Dengan begitu, Anda bisa segera melakukan perubahan pada materi iklan, situs web, atau strategi marketing lainnya yang lebih menghasilkan. 

3. Targeting yang lebih tepat

Tak ada yang lebih menyenangkan dari punya target pasar yang tepat. Tepat usia, demografi, kecenderungan, kebutuhan, dan kemampuan ekonomi untuk membeli barang atau jasa Anda. Dengan data masuk yang akurat tersebut, Anda bisa melakukan targeting dengan lebih mudah dan tepat ketika akan menjalankan campaign. Atau jika campaign tak berjalan secara maksimal, Anda bisa melakukan re-targeting berdasarkan data, sehingga pesan dalam campaign yang dibuat bisa lebih relevan untuk mereka. 

Targeting untuk iklan bisa disesuaikan dengan demografi, perilaku atau hobi, lokasi geografis, dan lain sebagainya. Dengan melakukan targeting yang lebih tepat, maka informasi yang Anda sampaikan juga makin cepat sampai ke pelanggan yang tepat, sehingga kemungkinan konversi dan ROI nya juga lebih tinggi. 

Jenis-jenis Performance Marketing

Masa depan periklanan ada di penguasaan internet. Sebab semua orang bisa terpaku di depan gawai setiap saat. Bentuk iklannya pun semakin beragam. Ada yang berupa permainan, scan barcode, atau bahkan meme lucu ditambah dengan Call to Action (CTA). Tetapi, biasanya para pelaku bisnis berfokus pada empat jenis performance marketing ini. Berikut daftarnya:

1. Search Engine Marketing (SEM)

Siapa yang sering menjumpai konten iklan saat googling? Itulah yang disebut dengan Search Engine Marketing, dimana sumber traffic iklan berasal dari mesin pencari seperti Google atau Bing. Kita mengenal SEM dengan sebutan Google Adsense. Penggunaan program ini menargetkan iklan ke situs web pada audiens tertentu. Jika Anda sedang menjalankan bisnis makanan dan kesehatan, Anda bisa menggunakan Google AdSense untuk menyisipkan iklan penurun berat badan, diet, atau makanan organik. Biasanya, memasang iklan berbayar di Google akan memudahkan orang untuk menemukan produk atau layanan anda di baris pertama halaman Google. 

2. Social Media Ads

Iklan di media sosial meliputi platform Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, TikTok, YouTube, dan lain-lain. Sebagian besar bisnis memiliki media sosial sebagai display produk sekaligus media untuk bersosialisasi dengan publik. Platform media sosial ini bisa Anda gunakan untuk menawarkan kupon, atau promosi produk baru, dan menyebarkannya ke rekan-rekan mereka. Pada dasarnya, gambar dan pesan lebih mudah dibagikan melalui aplikasi-aplikasi di atas. 

Jika harus diiklankan, biasanya campaign dalam media sosial ini mengikuti marketing funnel. Setidaknya satu campaign yang dipasang bisa menjangkau orang baru. Atau bisa juga campaign ditujukan untuk menjangkau orang yang telah mengunjungi akun media sosial, namun belum melakukan konversi (follow akun, pembelian), tahapan ini bisa diartikan sebagai bagian dari re-targeting. Namun, tidak semua iklan media sosial adalah performance marketing. Ketika campaign tidak mengarah ke konversi, maka hal tersebut mungkin hanya dimanfaatkan untuk brand awareness atau sekadar menyampaikan pesan dan pengalaman brand saja. 

3. Influencer 

Pada mulanya, banyak yang tidak menganggap influencer adalah bagian dari performance marketing. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ketika jumlah likes, impression, engagement di media sosial bisa diukur dan muncul istilah baru bagi pemengaruh (influencer), maka performance marketing juga mengalami perluasan jangkauan. Pebisnis atau brand memanfaatkan pertumbuhan influencer sebagai kemitraan berbayar dengan berbasis matriks yang telah disepakati di awal perjanjian kerja sama. 

4. Advertorial (konten sponsor)

Sebenarnya, praktik advertorial ini mirip dengan influencer marketing. Alih-alih menggunakan influencer untuk berbicara tentang produk atau brand Anda, advertorial ini membayar publikasi atau pemberitaan media untuk brand Anda. Sebagai marketer atau advertiser, Anda bisa membuat brief yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, kemudian kanal berita atau publikasi lainnya menyebutkan konten tersebut berbayar alias disponsori. 

Istilah-istilah dalam Performance Marketing

Nah, setelah tahu seberapa pentingnya performance marketing dan media yang cocok digunakan untuk beriklan, ini dia beberapa istilah yang perlu dipahami untuk menjalankan performance marketing agar KPI bisa lebih terukur. 

Cost per thousand impressions (CPM)

Harga per 1000 tayangan ini merujuk pada berapa biaya yang dikeluarkan oleh advertiser untuk mendapatkan 1000 penonton iklan mereka. Singkatan CPM ini digunakan untuk mengukur biaya per 1000 tayangan agar mendapat harga yang lebih stabil. Metrik ini memberitahu Anda seberapa mahal biaya yang dikeluarkan untuk beriklan di sebuah platform. Selain itu, hal tersebut juga berkaitan dengan seberapa kompetitif kata kunci platform tersebut untuk menjangkau target market Anda. 

Cost per click (CPC)

Cost per click mengacu pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menggaet seseorang dari iklan Anda ke situs web atau media sosial Anda. Metrik ini memiliki beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Di Google misalnya, klik merujuk pada orang yang mengklik situs Anda. Namun, di Meta, hal ini merujuk pada klik apapun pada iklan Anda. CPC ini memiliki hasil yang berbanding terbalik dengan Click Through Rate (CTR) atau rasio klik per tayang iklan. Platform iklan ingin menampilkan iklan yang benar-benar ingin di klik oleh orang. Jadi, jika iklan Anda menarik, maka harga CPC nya akan semakin rendah, karena iklan yang interaktif, menarik, dan sesuai dengan target pasar.  

Cost per Conversion (CPS)

Metrik biaya per konversi Anda akan mengarah lebih spesifik terhadap penjualan. Biasanya CPS ini berlaku untuk e-commerce. Anda bisa fokus pada penjualan ke pelanggan baru (cost per acquisition). Jika Anda mencapai CPS atau CAC yang tepat, maka campaign Anda siap untuk di-boost untuk mendorong lebih  banyak penjualan. 

Cara Mengukur Hasil Iklan yang Efektif

Beberapa indikator keberhasilan sebuah campaign dalam performance marketing adalah sebagai berikut:

  1. CAC< CLTV (Customer Lifetime Value)

Harga akuisisi pelanggan atau pelanggan yang tertarik dan melakukan pembelian dari brand Anda kurang dari biaya pelanggan yang loyal. 

CAC= budget: customer yang terakuisisi 

Misal, budget iklan 3 bulan Rp 900.000 dan pelanggan yang terakuisisi 50 orang, maka biaya akuisisi atau CAC nya adalah Rp 18.000/orang. Semakin banyak orang yang terakuisisi, maka biaya iklannya akan semakin murah. 

CLTV= (rata-rata nilai transaksi x jumlah transaksi) x periode waktu retensi

Misalnya, 57.000 x 2 x 3 bulan, maka CLTV nya Rp 342.000

  1. CPS< GROSS MARGIN

Jika Anda mengeluarkan biaya iklan untuk menghasilkan penjualan, maka biaya per penjualan harus lebih kecil dari margin kotor rata-rata penjualan tersebut. Misalnya saja biaya iklan Rp 300.000 mendapatkan 50 penjualan, artinya 1 penjualan membutuhkan budget Rp 6.000. Dan jika margin kotornya bernilai Rp 15.000, maka iklan tersebut bisa dikatakan berhasil. 

Kesimpulan

Pendekatan marketing menggunakan performance marketing menjadi penting pada masa kini. Jutaan pelaku bisnis menggunakan pendekatan ini untuk meningkatkan bisnis. Mereka membantu perusahaan untuk mendapatkan sekaligus menggunakan data yang akurat mengenai perilaku pelanggan. Kemudian, data tersebut dapat digunakan untuk mengukur dan mengoptimalkan kinerja campaign sesuai dengan kecenderungan target market. Dengan persaingan yang semakin ketat dan cepat dalam lingkungan bisnis, performance marketing menjadi cara berharga bagi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan bisnis Anda. 

Jadi, tertarik ingin mendalami performance marketing? Anda bisa menyiapkan diri mulai saat ini atau dapatkan materi tentang performance marketing secara komprehensif di temu luring Belajarlagi. Sampai jumpa di kelas, yaa! 

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Related Blog

Jadilah yang pertama tahu

Langganan Newsletter Kami

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.