Topik inovasi kecerdasan buatan selalu memantik rasa ingin tahu. Banyak yang penasaran, siapa sebenarnya penemu AI pertama? seolah ada satu nama yang memulai semuanya.
Sejarahnya berlapis. Gagasan teoretis Alan Turing, istilah “Artificial Intelligence” yang dipopulerkan John McCarthy, serta eksperimen tim-tim riset awal membentuk pondasi awal perkembangan AI. Setiap langkah menambah kepingan pada puzzle yang penuh banyak tanya, "bagaimana mesin bisa meniru proses berpikir manusia?"
Artikel ini akan menguraikan asal-usul, para pelopor, dan jejak perkembangan AI hingga era modern. Tujuannya sederhana, memberi konteks yang jernih tentang siapa yang disebut penemu, apa yang dimaksud tonggak awal, dan bagaimana inovasi kecerdasan buatan berevolusi hingga menemani keseharian kita. Yuk, simak selengkapnya!
Siapa Pencipta AI Pertama di Dunia?
John McCarthy sering disebut Father of Artificial Intelligence atau Bapak AI Dunia. Ia mencetuskan istilah “Artificial Intelligence” pada 1955 dan membawanya ke Konferensi Dartmouth 1956. Dari sana, riset AI mendapat arah yang jelas, ia membuat mesin yang bisa belajar dan bernalar seperti manusia. Julukan penemu AI melekat karena ide-idenya memberi landasan buat inovasi kecerdasan buatan.
Perjalanan akademiknya rapi sejak Caltech. Gagasannya menguat lewat paper 1958 “Programs with Common Sense” yang memperkenalkan Advice Taker. Di periode itu juga lahir LISP dan teknik garbage collection untuk mengelola memori otomatis, sebuah alat kerja yang masih dipakai banyak peneliti dan engineer hingga saat ini.
Dampaknya terasa ke cara kita memakai komputer. McCarthy juga mendorong time-sharing pada akhir 1950-an sampai 1960-an agar banyak pengguna bisa mengakses satu mesin. Ia mengusulkan utility computing pada 1961, ikut uji catur jarak jauh berbasis program pada 1966, dan mengembangkan circumscription untuk penalaran yang lebih “mendekati nalar sehari-hari”. Ada juga ide Space Fountain (1982) yang menunjukkan minatnya pada rekayasa masa depan.
Penghargaan yang ia terima antara lain Turing Award (1971), Kyoto Prize (1988), National Medal of Science (1990), dan Benjamin Franklin Medal (2003). McCarthy wafat pada 24 Oktober 2011. Gagasannya tetap jadi referensi saat orang bicara AI, sejarah penemu AI, mulai teori sampai aplikasi di lapangan.
Daftar Penemu AI Terkemuka

Selain John, lima sosok ini ikut menggerakkan riset dan praktik AI hingga jadi pondasi teknologi modern.
1. Marvin Minsky
Perintis penalaran common sense pada komputer di MIT. Membangun MIT AI Lab, merancang visual scanner awal, tangan robotik bersensor, serta mesin neural kabel Snark. Gagasannya merangkum kecerdasan sebagai kumpulan proses sederhana yang berkolaborasi, tertulis kuat dalam The Society of Mind. Penghargaan Turing Award 1969 mengukuhkan pengaruhnya di tahap awal AI akademik.
2. Geoffrey Hinton
Penggerak utama kebangkitan jaringan saraf modern. Risetnya mengukuhkan pelatihan backpropagation dan representasi fitur yang kemudian melesat di pengenalan gambar, suara, dan teks. Kiprah di Google Brain serta Vector Institute memperluas penerapan deep learning skala besar. Pendekatan fokus pada bagaimana pola dipelajari, bukan menyalin otak seutuhnya.
3. Yann LeCun
Pembawa CNN ke arus utama sehingga komputer bisa mengenali pola visual dengan andal. Kontribusi di Meta mendorong self-supervised learning agar model belajar dari data mentah dengan label minimal. Dampaknya terasa di pengenalan wajah, mobil otonom, dan visi komputer industri.
4. Andrew Ng
Penghubung dunia riset dan implementasi. Inisiatif di Google Brain dan Baidu memperlihatkan bagaimana pelatihan skala besar mengubah performa produk. Misi edukasi melalui Coursera membuka akses pembelajaran machine learning bagi jutaan orang, membuat talenta AI tumbuh di banyak negara.
5. Allen Newell
Arsitek awal AI simbolik. Kolaborasi dengan Herbert A. Simon melahirkan Logic Theorist dan General Problem Solver, dua tonggak yang menunjukkan cara merepresentasikan pengetahuan dan menyusun langkah pemecahan masalah. Karya ini mengajari komunitas riset tentang representasi, pencarian, dan strategi penalaran yang sistematis.
Baca Juga: 12+ Contoh Penerapan Artificial Intelligence di Berbagai Bidang
Apakah Elon Musk Salah Satu Pendiri AI?

Elon Musk bukan pendiri atau penemu AI. Istilah kecerdasan buatan lahir pada 1955 dari John McCarthy dan dibahas setahun kemudian di Konferensi Dartmouth bersama tokoh awal seperti Marvin Minsky, Allen Newell, dan Herbert A. Simon.
Dari sana riset AI berkembang puluhan tahun hingga jadi teknologi yang kita pakai hari ini. Peran Musk muncul jauh belakangan sebagai salah satu pendiri OpenAI pada 2015, lalu keluar dari dewan pada 2018 dan mendirikan xAI pada 2023. Jadi kalau pertanyaannya “pendiri AI,” jawabannya tidak. Namun, kalau soal pendiri organisasi riset AI modern, barulah namanya relevan.
Perkembangan AI dari Awal hingga Kini
Perkembangan Artificial Intelligence/AI telah menempuh perjalanan panjang. Pada masa awal, ide AI berada di ranah teori. Kini hadir di kehidupan sehari-hari melalui rekomendasi musik, penerjemah otomatis, hingga kendaraan otonom.
1. Era Awal: Mimpi Para Ilmuwan (1940–1960-an)
Gagasan dasar AI berangkat dari pertanyaan Alan Turing pada 1950: “Bisakah sebuah mesin dapat berpikir?” Perdebatan intelektual melahirkan eksperimen awal seperti program permainan catur, penalaran logika, dan simulasi percakapan. Komputer generasi tersebut berukuran besar, berkecepatan rendah, serta mahal, sehingga capaian masih terbatas.
2. Masa Eksperimen dan Kekecewaan (1970–1980-an)
Hambatan komputasi dan kelangkaan data memicu penurunan minat riset. Periode ini dikenal sebagai AI Winter. Proyek ambisius terhenti, pendanaan menyusut, dan ekspektasi direm. Di tengah kelesuan, pondasi penting tetap tumbuh, termasuk gagasan jaringan saraf tiruan dan pendekatan pembelajaran mesin.
3. Kebangkitan: Data dan Komputasi Melesat (1990–2010-an)
Internet menghadirkan data dalam skala besar. Perkembangan perangkat keras mempercepat pelatihan model. Machine learning mulai menunjukkan performa stabil melalui sistem rekomendasi, peringkat pencarian, serta prediksi perilaku pengguna. Kemajuan ini memperkuat bidang computer vision dan natural language processing yang memfokuskan mesin pada persepsi visual dan bahasa manusia.
4. Era AI Modern: Deep Learning dan Generative AI (2010–sekarang)
Deep learning menghadirkan lompatan kualitas. Jaringan saraf berlapis-lapis mencapai akurasi tinggi dalam pengenalan wajah, terjemahan, dan permainan strategi tingkat dunia. Generative AI menambah kemampuan kreasi dengan menghasilkan teks, gambar, musik, dan kode. Model-model besar memampukan penulisan esai cepat, pembuatan desain, dan asistensi riset dalam waktu singkat.
5. Masa Depan: AI sebagai Partner
Peran AI bergerak menuju kolaborasi. Bekerjasama lah manusia dan AI untuk pendidikan, seni, kesehatan, serta penemuan ilmiah. Kekuatan yang meningkat membutuhkan tata kelola etis, transparansi, dan akuntabilitas. Fokus utama terletak pada peningkatan kapasitas manusia melalui otomasi tugas rutin, peningkatan kualitas keputusan, serta akses yang lebih merata terhadap alat bantu cerdas.
Kesimpulan
Kesimpulannya tidak ada satu “penemu” AI; sejarahnya lahir dari rangkaian kontribusi: John McCarthy mengenalkan istilah pada 1955 dan memicu Konferensi Dartmouth 1956, Alan Turing memberi dasar cara menilai “pikiran” pada mesin, Allen Newell dan Herbert A. Simon menghadirkan program perintis Logic Theorist dan General Problem Solver, Marvin Minsky membangun ekosistem riset di MIT, lalu Geoffrey Hinton, Yann LeCun, dan Andrew Ng mendorong lompatan jaringan saraf, deep learning, serta pembelajaran terbuka.
Elon Musk tidak termasuk penemu AI, perannya hadir jauh belakangan lewat organisasi riset; pelajaran praktisnya sederhana, teknologi ini tumbuh dari kerja bersama banyak orang dan nilainya terasa saat dipakai untuk keputusan yang lebih tajam dan manfaat yang lebih merata.
Ingin memperdalam pengetahuan dan pengaplikasian tentang AI? Belajarlagi bisa menjadi solusi kamu yang ingin belajar tentang AI!
Dengan Mini Bootcamp AI Prompting & Automation dari Belajarlagi, kamu bisa belajar AI dengan kurikulumnya super lengkap dengan pengajar profesional yang sudah sangat berpengalaman di bidangnya. Selama kurang lebih 2,5 minggu belajar, kamu akan mempelajari seluk beluk AI baik secara teori maupun praktik.
Selain itu, kamu juga bisa tingkatkan produktivitasmu dalam pekerjaan dengan AI Belajarlagi! All-in-One Website AI untuk keseharianmu ini dapat diakses premium ke model AI terkini sesuai kebutuhanmu. Bekerja kini lebih efektif dan efisien, layaknya dibantu asisten pribadi.
Untuk informasi lengkapnya, cek langsung di website Belajarlagi sekarang juga. Yuk, stay up to date dengan perkembangan teknologi saat ini!





