Presentasi itu lebih dari hanya berbicara di depan orang banyak. Di dunia kampus atau kerja, cara kamu menyampaikan ide bisa bikin audiens tertarik atau malah bosan. Kemampuan presentasi yang baik penting banget buat dikuasai supaya pesan yang kamu sampaikan bisa diterima dengan baik.
Buat mahasiswa, presentasi adalah cara untuk menjelaskan ide atau hasil penelitian ke dosen dan teman-teman. Dalam dunia kerja, presentasi bisa menjadi sarana untuk menyampaikan ide, produk, atau solusi yang dapat memengaruhi keputusan terbaik di tempat kerja.
Di artikel ini, Belajarlagi akan membahas cara presentasi yang baik untuk mahasiswa atau profesional, mulai dari persiapan hingga cara berbicara yang bisa bikin audiens lebih engaging. Yuk, simak tipsnya!
Cara Presentasi yang Baik
1. Persiapan sebagai Kunci Sukses Presentasi
Sebelum tampil di depan audiens, pastikan kamu udah siap banget. Kalau persiapannya matang, setengah dari kesuksesan sudah di tangan. Jadi, selain siapin materi, latihan ngomong juga penting. Selain itu, kenali audiens kamu! Kalau kamu tahu siapa mereka, presentasimu bakal lebih tepat sasaran.
Tips:
- Cobalah untuk merekam diri saat presentasi di depan cermin atau dengan kamera. Lalu, kamu bisa menonton hasilnya untuk melihat bagian mana yang perlu perbaikan, baik dari segi pengucapan, bahasa tubuh, atau intonasi.
- Jika audiens kamu lebih muda, gunakan bahasa yang lebih santai. Kalau audiens adalah profesional, gunakan bahasa yang lebih formal dan jelas.
2. Buka dengan yang Menarik
Pembukaan yang standar bakal bikin audiens kehilangan minat. Kamu bisa memulai dengan sesuatu yang bisa langsung tarik perhatian mereka, misalnya cerita seru atau pertanyaan yang bikin mereka mikir. Buka dengan cara yang bisa bikin mereka langsung penasaran dengan materi yang akan kamu bahas.
Misalnya, kalau kamu presentasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, kamu bisa mulai dengan cerita tentang pengalaman pribadi atau fakta mengejutkan, seperti “Tahukah kalian, 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia pernah mengalami stres berat dalam hidupnya? Saya ingin berbagi kenapa hal itu bisa terjadi dan bagaimana cara menghadapinya.” Teknik ini langsung membuat audiens merasa tertarik dan ingin tahu lebih.
Tips:
- Mulailah dengan pertanyaan yang bisa memicu pemikiran audiens, misalnya: "Pernahkah kalian merasa terlalu sibuk untuk tidur cukup? Apa yang kalian lakukan untuk mengatasinya?"
- Jika kamu punya cerita pribadi yang bisa berhubungan dengan topik, ceritakan dengan cara yang menarik. Misalnya, saat menjelaskan pentingnya manajemen waktu, ceritakan pengalaman kamu yang sempat kewalahan dengan tugas kuliah, tapi akhirnya menemukan trik untuk lebih produktif.
Baca juga: 7 Contoh Kalimat Pembuka Presentasi yang Menarik
3. Kuasai Panggung, Jangan Diam Terus
Jangan cuma berdiri di satu tempat, coba bergerak sedikit. Gerakan tubuh dan kontak mata penting banget untuk menunjukkan kalau kamu semangat dengan apa yang kamu sampaikan. Audiens bakal lebih merasa terhubung kalau mereka lihat kamu aktif dan nggak hanya ngomong di satu titik.
Tips:
- Usahakan untuk sesekali melihat audiens di berbagai titik ruangan. Hal ini menunjukkan keterlibatan dan membuat audiens merasa lebih terhubung.
4. Desain Slide yang Simple dan Menarik

Desain slide yang berantakan bisa bikin audiens bingung. Jadi, pastikan slide kamu nggak terlalu penuh teks, pilih warna yang enak dilihat, dan pastikan setiap gambar atau grafik relevan dengan materi. Slide yang bersih dan menarik bakal bikin audiens lebih fokus dan mudah memahami apa yang kamu sampaikan.
Tips
- Gunakan font sans-serif seperti Arial atau Helvetica untuk kemudahan membaca. Hindari penggunaan font dekoratif yang membuat tulisan sulit terbaca.
- Gunakan diagram atau grafik yang jelas dan sederhana. Misalnya, jika kamu menjelaskan data penurunan penjualan, tampilkan grafik batang dengan warna kontras yang mudah dibedakan.
5. Percaya Diri Itu Kunci
Pede banget saat presentasi itu penting. Kalau kamu percaya diri, audiens juga bakal yakin dengan apa yang kamu bilang. Jangan cuma mengingat materi, tapi rasakan semangatnya. Kalau kamu tampilkan rasa percaya diri dan enjoy dengan materi, audiens pun bakal merasa hal yang sama.
Tips:
- Sebelum mulai presentasi, coba tarik napas dalam-dalam beberapa kali untuk menenangkan diri. Ini juga bisa membantu menurunkan rasa gugup.
- Cobalah presentasi di depan teman atau keluarga sebelum tampil di depan audiens yang lebih besar. Ini bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri.
6. Cari Mentor untuk Latihan
Menurut hasil riset tim Belajarlagi, tidak ada salahnya cari mentor atau teman yang jago public speaking buat bantu latih kamu. Belajar dari orang yang lebih berpengalaman bisa bantu banget buat memperbaiki cara kamu presentasi. Kalau nggak ada mentor, kamu bisa nonton presentasi orang-orang keren kayak Steve Jobs untuk dapetin inspirasi dan lihat teknik mereka. Berikut video yang bisa kamu saksikan sebagai inspirasi:
The Secret Formula Behind Iconic Presentations (Steve Jobs & More!)
Tips:
- Cari seseorang yang punya pengalaman dalam public speaking, seperti teman yang jago presentasi atau seorang mentor, untuk memberi masukan tentang cara kamu berbicara dan ekspresi wajah.
- Coba rekam presentasi kamu, lalu tonton kembali untuk melihat bagian yang perlu diperbaiki, seperti intonasi suara, kontak mata, atau gerakan tubuh.
7. Terus Latihan dan Evaluasi Diri
Latihan nggak ada habisnya! Setelah presentasi, coba minta feedback dari teman atau audiens. Dengan begitu, kamu bisa tahu apa yang perlu diperbaiki untuk presentasi selanjutnya. Terus latihan dan jangan malu minta bantuan dari orang terdekat. Semakin sering latihan, semakin pede deh!
Tips:
- Setelah presentasi, tanya pendapat audiens tentang apa yang bisa kamu perbaiki, baik dari segi konten maupun penyampaian.
- Setelah latihan atau presentasi, buat catatan pribadi tentang apa yang menurut kamu perlu diperbaiki untuk sesi berikutnya.
8. Gunakan Jeda saat Presentasi
Jeda itu sering dianggap sepele, padahal bisa jadi senjata rahasia. Memberikan jeda saat menyampaikan hal penting memberi audiens waktu untuk mencerna informasi. Jeda juga bikin audiens lebih fokus pada apa yang kamu sampaikan dan siap untuk mendengar poin berikutnya.
Tips:
- Setelah menyampaikan informasi penting, berikan jeda sekitar 3-5 detik untuk memberi audiens waktu untuk berpikir dan memproses.
- Gunakan jeda untuk beralih antara dua bagian presentasi. Ini bisa memberi kesan bahwa ada perubahan topik yang signifikan.
9. Libatkan Audiens dalam Presentasimu

Jangan cuma ngomong terus, ajak audiens berinteraksi. Menurut hasil riset tim Belajarlagi, kamu bisa kasih pertanyaan ringan atau minta audiens untuk berpartisipasi. Hal ini dapat membuat mereka lebih tertarik dan merasa lebih terhubung dengan materi.
Tips:
- Saat presentasi, kamu dapat mengajukan pertanyaan, misalnya, "Ada yang pernah merasa kesulitan saat menghadapi deadline? Gimana cara kalian menghadapinya?" untuk membuat audiens lebih berpartisipasi.
- Untuk presentasi yang lebih interaktif, kamu juga bisa mengajak audiens untuk berdiskusi tentang topik tertentu atau memberi contoh yang relevan.
10. Santai dan Tarik Napas
Gugup itu hal yang wajar, tapi jangan biarkan itu menguasai dirimu. Tarik napas dalam-dalam beberapa kali buat lebih rileks. Ubah rasa gugup jadi antusiasme yang bikin kamu lebih siap dan percaya diri buat tampil di depan audiens.
Tips:
- Sebelum mulai presentasi, tarik napas dalam-dalam beberapa kali. Hal ini dapat membantumu untuk menenangkan syaraf dan membuat tubuh lebih rileks.
- Alihkan rasa gugup menjadi energi positif yang membuatmu lebih antusias menyampaikan materi.
11. Bahasa yang Ringan dan Gampang Dipahami

Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh audiens. Hindari penggunaan jargon yang rumit, apalagi kalau audiens kamu tidak familiar dengan istilah tersebut. Semakin jelas bahasa yang kamu pakai, semakin mudah audiens untuk memahami presentasimu.
Tips:
- Gunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami, misalnya, kalau kamu menjelaskan topik tentang teknologi, coba jelaskan dengan analogi yang sederhana seperti, “Pikirkan laptop seperti otak kita, dia memproses informasi dengan cepat…”
- Hindari menggunakan bahasa teknis atau istilah yang bisa membingungkan audiens, kecuali audiensmu memang ahli di bidang tersebut.
12. Jaga Waktu, Jangan Terlalu Lama Presentasi
Jangan terlalu lama berbicara sampai audiens merasa bosan atau kehilangan perhatian. Pastikan presentasimu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Di akhir, berikan audiens kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi lebih lanjut.
Tips:
- Cobalah menggunakan timer atau alarm di ponselmu untuk memastikan presentasi tidak melebihi waktu yang ditentukan.
- Di akhir presentasi, kamu bisa mengucapkan terima kasih dan buka sesi tanya jawab untuk memberikan kesempatan audiens bertanya dan terlibat dalam presentasi.
Baca juga: 20+ Pantun Penutup Presentasi yang Mengesankan
Kesimpulan
Presentasi yang efektif memerlukan persiapan yang matang, pemahaman audiens, serta penggunaan teknik berbicara yang menarik dan percaya diri. Dengan desain slide yang sederhana, komunikasi nonverbal yang kuat, dan penggunaan jeda yang cerdas, kamu dapat menarik perhatian audiens dan menyampaikan pesan dengan jelas. Keterampilan ini membutuhkan latihan berkelanjutan dan evaluasi untuk terus berkembang.
Belajarlagi, sebagai penyedia corporate training, menawarkan berbagai program yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan presentasi. Program-program seperti public speaking, communication skill, dan leadership training dirancang untuk membantu individu dan tim meningkatkan performa mereka.
Dengan pendekatan yang relevan dan adaptif, Belajarlagi memberikan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, didukung oleh instruktur berpengalaman lebih dari lima tahun, serta evaluasi hasil pelatihan yang berbasis pada 360 Performance Insight. Program ini telah membantu banyak institusi besar, seperti Bank Indonesia, BCA, dan Kementerian Keuangan, dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas komunikasi tim mereka.

Testimoni Peserta:
“Pelatihan bersama Belajarlagi sangat asyik. Narasumbernya menyajikan materi terkini dan langsung diajarkan teknisnya. Peserta bukan hanya dapat teori, tapi juga praktik menggunakan tools yang relevan.”
— Hilmi Mu’nis, Asisten Manajer Bank Indonesia
“Metode experiential learning-nya keren banget! Peserta langsung bisa menerapkan ilmu yang baru didapat. Tim Belajarlagi juga super siap dan perhatian sama kebutuhan peserta.”
— Brian Taruna, Staff Divisi Pegadaian Corporate University
“Terima kasih Belajarlagi sudah membantu program pengembangan UMKM di Kalimantan Barat. Materinya menarik, kelasnya interaktif, dan peserta nggak bosen sama sekali.”
— Merry, Staff Pengembangan UMKM, Bank Indonesia Kalimantan Barat

.webp)



