Belajar Consumer Psychology: Pilih Influencer pakai Strategi EAT biar Endorse Gak Boncos
Hai Teman Belajar! Pernah gak kamu ketemu artis di supermarket pas lagi belanja? Ternyata itu udah jadi hal yang lumayan lazim di kota besar. Minjar bisikin ya, ini termasuk teknik marketing tentang consumer psychology, loh.
Branding dan marketing gak lengkap tanpa marketing psychology. Teman Belajar tau gak, kalau brand juga butuh pengetahuan tentang, “kenapa sih seseorang membeli barang A, atau lebih memilih bahan X?” Kata laporan dari Forbes, 92 persen konsumen tuh lebih percaya omongan influencer dibandingkan dengan iklan biasa.
Oleh sebab itu, brand perlu mempengaruhi atau meng-influence pikiran, emosi, juga perilaku calon konsumen untuk meningkatkan minat beli mereka.
Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan minat beli konsumen, salah satunya adalah dengan celebrity endorser atau proyek kolaborasi dengan para endorser. Pemilihan artis pun ngga sembarangan, seringnya dilihat dari - Attractiveness - Trustworthiness – Expertise
Biasanya, sebelum membeli barang kita pasti lihat citra dari celebrity endorser terhadap barang yang akan kita beli.
“Sabun muka yang bersih tanpa kusam …”
“Jerawat bakal tuntas nih kalau pakai sabun wajah X…” dan lain sebagainya.
Si artis nih harus punya likeability dan similarity. Makin menarik si artis, makin baik buat brand. Biasanya brand mencari pribadi yang menyenangkan, ramah, dan good looking. Similarity di sini, harapannya ketika konsumen menggunakan produk tersebut, bisa kaya si artis. Misal, jadi setampan Dilan.
Brand tuh berharapnya, selebriti ini bisa mewakili kalau produk mereka memang bagus. Fans yang sudah percaya, karena si artis ini citranya baik dan berintegritas, bisa meningkatkan kepercayaan terhadap brand. Misalnya sosok Dian Sastro yang harum dikontrak oleh produk sabun, atau keluarga Irwansyah di produk bayi.
Udah pasti berdasarkan dari pengetahuan dan pengalaman si expertise bisa dari beragam profesi. bisa dokter, atlet, ataupun profesi lainnya. Kalau produk kebersihan, cocoknya dokter. Sedangkan produk stamina atau personal care bisa gandeng atlet. Contohnya, ada dokter Reisa Broto Asmoro di produk sabun.
Nah, itu dia bagian kecil dari consumer psychology, Teman Belajar. Di supermarket aja udah sering ketemu dengan artis. Ternyata isu mengenai consumer psychology sedekat itu di kehidupan sehari-hari kita.
Teman Belajar bisa juga loh mengintip lebih banyak lagi ulasan mengenai digital marketing dan studi-studi kasus lainnya tentang marketing di website belajarlagi.id dan twitter @belajarlagiHQ!
Kalau kamu ingin lebih intensif mempelajarinya lagi, yuk segera daftarkan diri kamu di kelas umum maupun kelas spesialisasi digital marketing di BelajarlagiHQ! Sampai jumpa di kelas!