Tuku Hadir di Yogyakarta, Ini Cara Unik Brand FnB Lakukan Riset Market!

3 mins
Marketing Theory
Creative

Kopi Tuku tak hanya dikenal dengan racikan kopi yang enak, tetapi juga dengan strategi branding yang unik dan berkesan. Dengan pendekatan berbeda dari kebanyakan kedai kopi, Tuku berhasil membangun komunitas yang kuat dan meraih hati konsumennya. Yuk,kita kulik langkah-langkah unik Tuku dalam branding dan marketing.

Riset Pasar dan Pendekatan Personal Tuku Pakai Pop-Up Market

Baru-baru ini, Kopi Tuku mengadakan pop-up market di Yogyakarta dengan konsep angkringan. Langkah ini bukan sekadar mencoba pasar baru, melainkan menjadi strategi riset pasar dan cara mendekatkan diri dengan konsumen Yogyakarta, sebuah kota yang dikenal memiliki budaya komunal yang kuat. Sama halnya saat membuka pop-up store di Korea Selatan, Tuku tidak terburu-buru melakukan ekspansi ataupun menawarkan franchise. Pendekatan hati-hati ini menjaga konsistensi rasa dan kualitas produk, sesuatu yang penting dalam membangun loyalitas merek.

1. Branding Ala Seth Godin, lebih dari sekadar manjain mata aja!

Seth Godin, seorang ahli branding, mengatakan bahwa branding bukan hanya tentang logo, tagline, atau desain visual. Lebih dari itu, branding adalah seperangkat ekspektasi, memori, cerita, dan hubungan personal yang bisa memunculkan daya tarik emosional dan mempengaruhi keputusan konsumen. Kopi Tuku memahami konsep ini dengan sangat baik.

Alih-alih hanya fokus pada visual atau desain, Tuku membangun cerita brand yang kuat. Salah satu elemen yang berperan besar dalam branding mereka adalah program “Cerita Tetangga Tuku.” Di setiap outlet Tuku, terdapat dinding dengan foto-foto pelanggan yang mengunjungi kedai. Hal sederhana ini mengubah Tuku dari sekadar brand kopi menjadi bagian dari cerita kehidupan konsumennya.

2. Bangun Komunitas yang Loyal "Cerita Tetangga Tuku"

Cerita tetangga tuku untuk mengapresiasi pelanggan

“Cerita Tetangga Tuku” bukan sekadar pajangan, tetapi merupakan bentuk apresiasi Tuku pada para pelanggannya. Dengan menampilkan foto-foto ini, Tuku menunjukkan diri sebagai brand yang ramah, homey, dan dekat dengan konsumen. Langkah ini membuat banyak pelanggan merasa dihargai dan mengundang mereka untuk menjadi bagian dari brand, mengubah pelanggan dari orang asing menjadi “tetangga” yang bersedia merekomendasikan Tuku pada teman dan keluarga mereka.

3. User-Generated Content (UGC)

Alasan konsumen lebih percaya ulasan asli dari konsumen

Banyaknya konten yang dihasilkan langsung oleh pelanggan atau User-Generated Content (UGC) menjadi salah satu elemen terpenting dalam branding Tuku. Di lingkungan pertemanan, Tuku sering direkomendasikan melalui word of mouth atau unggahan di media sosial. Ini membantu Tuku membangun brand trust yang kuat, karena orang cenderung lebih percaya pada ulasan langsung dari konsumen daripada iklan atau promosi dari perusahaan.

Mengapa Kopi Tuku Begitu Populer di Kalangan Anak Muda?

Selain cita rasa kopi yang pas dengan selera konsumen, Tuku juga berhasil membangun branding yang kuat melalui pendekatan personal dan cerita yang mengena. Pop-up market, cerita "Tetangga Tuku," dan UGC adalah bukti bahwa Tuku memprioritaskan hubungan emosional dengan konsumennya.

Bagi kamu yang tertarik belajar brand building, Tuku adalah contoh menarik bagaimana sebuah brand bisa menjadi favorit banyak orang dengan strategi yang autentik, personal, dan fokus pada hubungan emosional. Kamu juga bisa baca study case dari brand-brand lainnya di sini, ya!

Temukan Hal Menarik dan Asyik Lainnya

Yuk, Langganan Newsletter Kami

Topik apa yang paling menarik untuk anda?
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
Cookie Consent

By clicking “Accept”, you agree to the storing of cookies on your device to enhance site navigation, analyze site usage, and assist in our marketing efforts. View our Privacy Policy for more information.

Cookie preferences