Cara Pepsodent jadi Pasta Gigi Top of Mind Bagi Masyarakat di Indonesia Sejak Dulu Kala

2 mins
Marketing Theory
Creative

Tidak semua pasta gigi atau pembersih gigi kini adalah pepsodent. Tapi, ini dia cara Pepsodent jadi pasta gigi yang menduduki top of mind buat masyarakat Indonesia sejak dulu kala! 

Kayaknya susah ya ngalahin Pepsodent di pasaran? ingatan merek nya kuat banget di pikiran Teman Belajar atau bahkan sampai generasi orang tua kita. Kadang orang menyebutnya Pepsodent, tapi belinya Ciptadent.

Meskipun perjalanan brand pasta gigi ini tidak singkat, yuk kita bahas bagaimana strategi Pepsodent jadi Top Brand di Indonesia.

1. Awareness

Brand Pepsodent sebagai pasta gigi ini sebenarnya sudah beredar di Indonesia sejak 1938. Tapi, selama masa kolonial pasta gigi yang terkenal justru ODOL, brand asal Jerman yang diperdagangkan seiring dengan tumbuhnya kesadaran mengenai higienitas di kawasan Batavia dan sebagian besar wilayah Jawa.

iklan ODOL lawas

Merk ODOL memang sempat sukses mengubah benak konsumen soal penyebutan mereka tentang pasta gigi. Orang sebut pasta gigi dengan sebutan ODOL karena pelafalannya lebih mudah dibanding ketika mengucapkan Tahnpasta (Belanda) atau Zahnpasta (Jerman).

Karena kepopulerannya, ODOL setara dengan merk Honda untuk otomotif, Sanyo untuk pompa air, dan Kodak untuk roll film. 

Namun secara perlahan, pamor ODOL turun dan Pepsodent mulai merangkak naik. Salah satu kunci suksesnya adalah dengan adanya program edukasi.

Pepsodent sukses ngasih edukasi tentang pentingnya menyikat gigi selama lebih dari 25 tahun. Memang tidak mudah buat terus menggempur pasar Indonesia bertahun-tahun soal edukasi kesehatan gigi ini. Bahkan sampai sekarang, selain mengejar sales, awareness ini tetap dimaksimalkan sama Pepsodent lewat campaign, event, hingga packaging mereka.

Edukasi yang menjadi penggerak Pepsodent hingga terngiang di benak konsumen

Edukasi ini bikin konsumen respect karena Pepsodent tidak hanya menerapkan hardselling buat promosinya. Dari respect itulah bisa mengubah minat konsumen dari sekadar tahu menjadi membeli dan percaya.

2. Event Marketing

Untuk memaksimalkan edukasi tadi, Pepsodent turun ke lapangan agar lebih dekat sama konsumennya. Mereka masuk ke sekolah-sekolah dan daerah pelosok demi edukasi tentang kesehatan gigi.

Bahkan tak jarang Pepsodent mengadakan kerjasama bareng event dan pemerintah, hingga praktisi kesehatan gigi untuk mensosialisasikan kebersihan gigi secara nasional.

Program kemitraan Pepsodent

Hingga saat ini, tampaknya belum ada kompetitor yg semasif ini bikin konsumen punya ingatan yang kuat terhadap brand Pepsodent. Padahal, semakin dekat sebuah brand kepada masyarakat, maka semakin tinggi potensi brand buat diingat sama konsumen.

3. Packaging

Kalau diperhatikan, packaging Pepsodent didominasi soal edukasi dan value produk nya. Mereka konsisten menjelaskan detail tentang pentingnya kesehatan gigi  dan mulut.

Selain itu, Pepsodent juga memberi value kandungan produknya serta menawarkan solusi berdasarkan masalah yang dialami konsumen.

Secara packaging mereka proper banget. Tidak berlebihan dan konsisten, tapi tetap jelas menjelaskan value mereka. Hal kayak gini secara psikologis bisa memantapkan hati konsumen buat memilih produk tersebut karena percaya akan value yg ditawarkan.

Dari ketiga strategi tadi, hasilnya Pepsodent sukses melangkah jauh tak terkalahkan.

Data dari compas, Pepsodent sukses meraih sales volume sampai angka 58,5% di e-commerce Indonesia.

Siapa yg bisa mengalahkan Pepsodent?

Masih sangat mungkin kompetitor bisa ngalahin Pepsodent. Belajar dari Le minerale yg bikin Aqua ketar ketir karena pasar yang mulai tergerus. Kompetitor bisa cari value gap yang tidak dimiliki sama Pepsodent dan fokus memaksimalkan branding nya.

Menurut Teman Belajar, strategi apa nih yang bisa dipakai kompetitor buat bersaing dengan Pepsodent ini?

Jadilah yang pertama tahu

Langganan Newsletter Kami

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.